Judul: Purple eyes
Penulis: Prisca Primasari
Penerbit: Inari
Dimensi: 144 hal, cetakan pertama Mei 2016, edisi digital RBK
ISBN: 9786027432208
Ivarr Amundsen memilih mematikan hatinya agar tidak merasa, setelah kematian adiknya, Nikolai. Dengan penyakit kanker darah yang dimilikinya, serta kehilangan beruntun dari kematian orangtua yang kecelakaan dan adiknya yang dibunuh, ia tidak lagi semangat menjalani hidup. Tinggal menunggu kematian menjemput. Namun, hal itu berubah dengan kedatangan Solveig dan atasannya, Halstein. Gadis Inggris yang terasa janggal namun menghidupkan hatinya, ternyata memiliki misi misterius. Solveig tidak boleh jatuh cinta pada manusia. Sayangnya, Ivarr dan Solveig bagai kepingan puzzle yang cocok. Bisakah mereka bersatu, dengan segala perbedaan mereka? Apakah misi Halstein dan Solveig untuk menemukan pembunuh berantai yang membunuh Nikolai tercapai?
Awal hingga tengah kisah begitu menarik. Saya suka sekali penggambaran karakter Hades dan Lyre, didukung latar musim dingin di Norwegia dan penguat pencarian pembunuh berantai. Namun, buku ini memang bukan genre thriller/misteri, sehingga dengan halaman yang sedikit, fokus penulis kembali pada romance yang dibalut mitologi/fairytale di negara latarnya. Di sanalah kurang serunya dimulai. Sebab tidak dibahas bagaimana Hades mendapat ide dan menemukan pembunuh, romansa Ivarr dan Solveig pun terasa kurang dalam (sebab waktunya singkat), lalu kelanjutan Lyre setelah kembali dari bumi. Endingnya memang tersirat happy, namun masih banyak pertanyaan yang mengganjal di kepala.
Cocok untuk yang suka genre fantasy, romance, dan fairy tale/mitologi.
Saya apresiasi 3 dari 5 bintang.
Meta Morfillah
#1hari1tulisan #bookstagram #oneweekonebook #resensibuku #reviewbuku #bacabuku #purpleeyes #priscaprimasari #metamorfillah #fiksi #fantasy
No comments:
Post a Comment