Judul: Baarakallaahu laka... Bahagianya merayakan cinta
Penulis: Salim A. Fillah
Penerbit: Pro U media
Dimensi: 534 hlm, 16 x 24 cm, cetakan ketigabelas november 2013
ISBN: 978 979 981 5194
Saat menikah, dalam Islam tamu diharapkan mengucapkan kalimat "Barakallahu laka wa baraaka 'alaika wa jama'a bainakuma fii khaiir.."
Bukan doa 'semoga sakinah mawaddah warahmah' atau 'long last yaa' atau 'semoga bahagia dan lekas punya anak'
Bukan itu semua. Mengapa doa itu yang dipilih? Ternyata ada maknanya. Salim dengan cerdas dan bahasanya yang puitis, indah, namun tetap sarat makna mengurainya menjadi tiga perayaan.
Perayaan pertama, sebait doa 'Baarakallahu laka..." yang berarti semoga allah karuniakan barakah kepadamu. Maknanya adalah, silakan merayakan cinta di tiap detik yang mengundang senyum, tawa dan syukur. Teruslah merayakan cinta dalam kegembiraan dan kesenangan. Sebab memang inilah kurnia allah dalam pernikahan, semoga berkah segala hal yang baik dan menyenangkan, inilah nikmat.
Perayaan kedua, doa 'wa baaraka 'alaika.." yang berarti semiga allah limpahkan keberkahan atasmu. Maknanya adalah rayakan cinta meski ujian menerpa. Bersama barakah, masalah akan menguatkan jalinan. Teruslah rayakan cinta dalam komunikasi yang penuh kemesraan, menghormati para orangtua, memuliakan tetangga, menyambut tamu, menjaga lisan dari dosa, mengupayakan nafkah yang halal, menjaga diri dari kata pisah kecuali karenaNya. Sebab inilah ujian dari Allah atas hal-hal yang kurang kamu senangi saat melayarkan biduk rumah tangga.
Terakhir, bait doa 'wa jama'a bainakuma fii khaiir...' yang berarti semoga allah himpun kalian berdua dalam kebaikan. Maknanya adalah merayakan cinta dalam ibadah yang menghidupkan sunnah, jihad dan dakwah yang menggelora, aktualisasi diri yang memesona dunia, menyambut anak-anak yang akan meramaikan dunia dengan peran-peran kesalehan. Setelah syukur atas nikmat di bait pertama, bersabar atas ujian di bait kedua, maka bersinergilah di bait ketiga.
Ada beberapa bagian di dalam buku yang dinukil dari buku karya penulis sebelumnya, seperti 'Agar bidadari cemburu padamu', dan 'Dalam dekapan ukhuwah'. Hanya saja, agak lucu ketika saya mengingat betapa buku ini saya diamkan beberapa lama disebabkan murabbi saya dahulu melarang membacanya jika belum ada keinginan menikah. Ternyata ini sebabnya, dalam buku ini ada penjelasan tentang malam zafaf dan begitu terasa keinginan penulis agar yang membacanya merasai pernikahan. Semuanya gamblang dijelaskan secara syariat tanpa porno. Dan ternyata, memang buku ini dibuat oleh penulis saat beliau masih mereguk manisnya bulan madu. Pantas saja, terasa indah sekali pernikahan dan keinginan penulis agar yang membacanya juga menyegerakan pernikahan. Yaa... memang di kampus dahulu, ada guyonan bahwa ustad salim ini dikenal sebagai ustad nikah, sebab kampanyenya untuk nikah muda... haha
Secara keseluruhan, saya memberi 4 dari 5 bintang. Sebab, beberapa pengulangan tersebut membuat saya kadang lupa sedang membaca karya penulis yang mana.
Meta morfillah
No comments:
Post a Comment