Ketaksengajaan menonton film The Heirs hari Sabtu lalu membuat saya
penasaran. Film itu diputar di RCTI dari pukul 12.00 hingga 16.30, yang
ternyata baru 3 episode dari 20 episode. Seperti biasa, bila saya sudah
penasaran, hal yang saya lakukan adalah googling. Mencari sinopsisnya. Yup,
saya lebih suka membaca sinopsis, dibanding menonton filmnya. Selain menghemat
waktu, dengan membaca, imajinasi saya jauh lebih luas dibanding menonton
filmnya. Dan bravo! Saya dapatkan sinopsis yang menurut saya sangat lengkap,
dan ada cuplikan foto adegan, yang sangat membantu saya memvisualisasikan apa yang
saya baca. Ini linknya (Thank so muuuaaaachh for this blog! Really appreciate!):
Awalnya, saya tak sengaja ‘menemukan’ film ini, karena sedang
gonta-ganti channel televisi. Adegan yang membuat saya ‘betah’ dan melanjutkan
film ini adalah karena ibunya Eun Sang yang bisu dan berbicara dengan bahasa
isyarat. Ya, saya agak sedikit peka bila menonton film-film di mana ada
tokohnya yang disabilitas. Ditambah karakter tokoh utamanya (Eun Sang), begitu
kuat dan begitu lemah. Gadis muda yang miskin, namun berusaha kaya dengan
bekerja part time sebanyak-banyaknya, hingga lupa bersosialisasi. Teman terdekatnya
hanya satu, lelaki. Belum lagi adegan ketika pacar teman lelakinya cemburu dan
menyatakan dengan jelas ketidaksukaannya pada Eun Sang. Hal itu cukup ngejlebb
bagi saya. Yup, ada satu episode yang mirip dalam hidup saya. Persis seperti
itu. sayangnya, persahabatan saya tidaklah sekuat Eun Sang dan Chan Young. Maka
tak heran, bila persahabatan lelaki dan wanita memang selalu dicurigai, dan
jarang yang bertahan lama. Biasanya akan kalah dengan pasangannya… haha
(curcol!)
Setelah membaca habis sinopsisnya (bayangkan, dari pukul 17.00 hingga
02.00 pagi saya menamatkan membaca sinopsis 20 episode tersebut), saya
mendapatkan banyak pelajaran dari film itu.
1.
Adegan saat Eun Sang ingin pergi ke Amerika
menyusul kakaknya, dan meninggalkan ibunya sendirian. Menunjukkan pada saya, betapa
mudahnya meninggalkan keluargamu yang disabilitas, saat kamu mampu berdiri
sendiri dan ingin meraih mimpimu.
Sungguh, mudah membuang orang yang membuat kita malu
(adegan saat Eun Sang menyuruh ibunya menulis di HP, daripada berbahasa isyarat.
Sebab ia malu, bila ketahuan ibunya bisu). Tapi, apakah kautahu arti hidup
mereka untukmu? Mengapa kautak coba bertahan bersama mereka. Sebab, lari akan
selalu mudah dibanding menjejak. Semoga tak semudah itu menyerah lalu denial.
2.
Pada akhirnya, kita tetaplah berjuang sendirian.
Mencoba bertahan di atas kaki sendiri. Jangan pernah mengharapkan bantuan atau
perbaikan nasib dari orang lain, meski orang itu begitu dekat dengan kita. Sebab,
yang ada hanyalah kecewa. Seperti Eun Sang yang berharap besar pada kakaknya,
agar kakaknya sukses di Amerika dan pulang membawa uang banyak. Nyatanya,
kakaknya berbohong dan tak dapat diandalkan.
3.
Dia yang memakai mahkota, harus menanggung beban
mahkotanya. Entah itu mahkota kesejahteraan, ketenaran ataukah cinta. Untuk Kim
Tan dan Eun Sang, mereka memperjuangkan mahkota cinta mereka. Mereka berhasil,
dengan mengorbankan banyak hal. Untuk Won, dia berjuang demi mahkota puncak
kesuksesannya. Dia pun berhasil, dengan mengorbankan cinta dan perasaannya pada
Hyun Joo, dan menangis tiap malam.
4.
Keberhasilan cinta Kim Tan dan Eun Sang,
sangatlah ditentukan pada usaha Kim Tan, yang gigih memperjuangkan Eun Sang. Ya,
meski pada akhirnya mereka saling memperjuangkan, namun pada awalnya terlihat
jelas usaha lelaki dalam meraih wanita impiannya. Saat Eun Sang meragu, dan
tahu diri bahkan skeptis dan menyerah pada keadaan, Kim Tan berkali-kali
mendobrak batasan keadaan dan jatuh bangkit berkali-kali, membuat Eun Sang
menyadari bahwa Tan begitu sungguh-sungguh menginginkannya. Menimbulkan keberaniannya,
hingga ia yang tadinya lari, melepaskan dengan berat, kembali memperjuangkan
dan menghadapi dunia dengan berani. Yaa… mungkin itulah perbedaan sangat jelas,
ketika seorang lelaki sudah menginginkan sesuatu, apa pun akan ia hadapi. Usaha
Kim Tan ini yang berkali-kali membuat saya terenyuh.
Sebenarnya, masih banyak yang saya dapatkan. Tapi, saya ingin
menyimpannya sendiri. Untuk menutup tulisan ini, saya ingin mengikuti kata-kata
Kim Tan dan Eun Sang saat membayangkan masa depan mereka. Beginilah bunyinya,
(tentunya saya modifikasi, sesuai keinginan saya… hehe)
Sepuluh tahun dari sekarang, aku
akan mengadakan pesta di rumah. Aku akan mengundang kamu, juga dia, dan
orang-orang yang pernah, bahkan masih ada dalam hidupku.
Seharusnya, sepuluh tahun dari
sekarang, kita sudah sembuh dari luka. Kamu dan dia sebaiknya datang, tunjukkan
bahwa kita sudah mampu mengendalikan perasaan, mengatasi luka. Bahkan,
mengenang momen itu dengan tersenyum, menertawakan hidup yang sesekali perlu
ditertawakan.
Yaa... sepuluh tahun dari
sekarang, kuharap kita semua bahagia. Bahagia dengan versi kita masing-masing.
Kutunggu kedatangan kalian di
pestaku
Meta morfillah
No comments:
Post a Comment