Berjalan bersamamu
Aku memang tak suka berlari.
Mengapa? Sebab aku sering tertinggal saat berlari.
Tapi aku suka berjalan. Aku sering memenangkan lomba jalan
cepat. Sebab aku menikmati, berjalan cepat tidak membuatku lelah. Berjalan pun
membuatku sempat memperhatikan sekelilingku. Lalu tahu-tahu saja aku telah
sampai di tujuanku.
Malam ini, aku menyusuri jalan lengang sendirian. Hal ini
membuatku banyak merenung dan tersenyum-senyum sendiri. Kau ingin tahu, mengapa
aku tersenyum saat berjalan sendirian?
Aku baru saja berpikir…
Menyadari bahwa ada banyak alasan yang membuatku suka
berjalan. Terutama bila berjalan bersamamu. Rasanya begitu romantis. Menikmati detik
yang berdetak perlahan, di sampingmu. Mungkin, tanpa melepas genggaman
tanganmu. Konyolnya, aku berharap kita tak memerlukan kendaraan. Sebab, pada
akhirnya aku sadar bahwa berjalan bersamamu akan menjadi sebuah kemewahan. Mengapa?
Sebab kamu laki-laki. Kamu serupa layang-layang. Pasti ada ambisimu untuk selalu
terbang tinggi, dan mengalahkan langit. Selalu ingin mencapai hal yang lebih
tinggi. Mungkin, kamu akan memulainya dengan mencicil motor, lalu mobil, lalu
kapal, lalu pesawat. Lalu berjalan bersama, naik angkutan umum yang membuat
kita berdesak-desakan hanya akan menjadi kenangan. Perlahan, jarak akan
tercipta. Di motor, kita tidak akan leluasa bercerita. Wajahmu akan serius dan
fokus memperhatikan jalan di depan. Angin akan mengganggu pembicaraan kita,
hingga kamu mungkin akan sering bertanya “Apa?” agar aku mengulangi ceritaku. Di
mobil, kita memang bisa berbicara lebih leluasa, tapi ada jarak cukup lebar di
antara tempat duduk kita. Aku tak bisa terus-menerus menggenggam tanganmu, tak
bisa bersandar di bahumu karena jarak kita. Dan aku akan merindukan genggaman
tanganmu pada jalan-jalan yang pernah kita lalui dengan berjalan. Aku akan
merindukan jarak kita yang luruh saat kita berjalan bersama. Dengan bebasnya
aku bisa menyandarkan kepalaku di bahumu bila lelah meliputiku.
Pada hal-hal sederhana seperti itulah aku jatuh hati. Kesederhanaan
yang perlahan menjelma kemewahan yang tersembunyi.
Meta morfillah
No comments:
Post a Comment