Ahad, 16 Juli 2017
disadur dari tausiyah Bu Efi
Alhamdulillah, hari raya atau hari kemenangan telah kita lalui. Syawal sudah hampir meninggalkan kita. Bertepatan lebaran, kita liburan. Seliweran foto-foto keluarga yang happy dan liburan bersama memenuhi timeline kita.
Senang melihatnya. Semoga apa yang tampak juga apa yang sebenarnya terjadi. Semoga momen bahagia itu benar-benar hakiki, bukan sekadar penghias selfie.
Sebagai pengingat, mari kita senantiasa ingat mati. Seperti yang dituliskan dalam Q. S. Ali Imran [3]: 185 yang mengingatkan kita bahwa setiap yang bernyawa pasti akan mati. Juga gegap gempita kita akan pencapaian target ramadhan atau kebaikan kita di masa lalu, bahwa segalanya baru kita akan ketahui saat hari kiamat.
Maka jangan bosan berbuat baik, sebab kita tak pernah tahu kebaikan kita yang mana yang akan membuahkan surga. Jangan bosan beristighfar, sebab kita tak pernah tahu taubat kita yang mana yang menyelamatkan kita dari jatuh pada neraka.
Maka teruslah memegang prinsip "Dahulukan menghindari mudharat, sebelum mengambil manfaat."
Perjuangkan diri agar tidak masuk neraka, barulah mengharap surga. Sebab insya allah syahadat kita adalah jaminan masuk surga, tapi apakah proses masuk surganya semulus jalan tol? Atau masih perlu pembersihan diri di neraka? Maka jagalah diri dan keluargamu dari api neraka. Jangan sampai deh menjejakkan kaki di sana! Naudzubillah...
Jangan lupa pula, bahwa segala kesenangan dunia hanyalah kesenangan sementara yang memperdaya. Sebab kesenangan sejati hanya ada setelah kita mati: SURGA.
*catatan sepemahaman penulis
Meta morfillah
No comments:
Post a Comment