Judul: Unspoken words
Penulis: Alicia Lidwina
Penerbit: Gramedia Pustaka Utama
Dimensi: 312 hlm, 20 cm, cetakan pertama 2018 (edisi gramedia digital)
ISBN: 9786020379173
Bila kamu diberi kesempatan bertemu dengan seseorang yang sangat ingin kamu temui namun telah tiada di alam mimpi, apa yang akan kamu katakan?
Bunda yang sudah meninggal 7 tahun lalu, tiba-tiba hadir dalam mimpi Kemuning. Berturut-turut dan begitu jelas hingga saat bangun dari tidurnya Kemuning merasa begitu nyata. Apa yang ingin disampaikan Bunda? Mengapa baru sekarang? Apa yang harus Kemuning lakukan? Ia menceritakan hal itu pada Samudra, suaminya, yang sabar dan menemaninya melakukan banyak hal yang tak biasa akibat mimpi-mimpi itu.
Dengan alur maju mundur, gaya penulis mengupas tiap fase hidup Kemuning dan Bunda sedari TK hingga dewasa. Diiringi kutipan percakapan yang menyertainya di beberapa bab. Novel dengan konflik sederhana tentang perjuangan ibu single parent membesarkan anaknya dan merenggangnya hubungan ibu dan anak saat remaja. Dua orang yang dulu begitu dekat, bahkan satu tarikan nafas, kini berjarak bagai bumi dan langit. Tinggal bersama, namun tidak hidup bersama. Komunikasi yang mendingin.
Ini novel ketiga karya penulis yang saya baca dan membuat saya kaget ternyata bisa juga penulis bercerita dengan latar Indonesia. Namun memang tidak semenarik saat mendeskripsikan Jepang. Alurnya pun terasa begitu lambat dan kurang tajam konflik batin yang saya rasakan.
Meski begitu, buku ini membuat saya berefleksi tentang hubungan dengan ibu dan bagaimana peran ibu di saat saya menjalaninya sekarang. Berharap anak² saya kelak bisa tetap dekat, sebagaimana saya memaksakan dekat secara hati dan jarak pada ibu saya saat ini.
Saya apresiasi 3 dari 5 bintang.
Meta Morfillah
#1hari1tulisan #resensibuku #reviewbuku #bacabuku #unspokenwords #alicialidwina #fiksi #metamorfillah
No comments:
Post a Comment