Judul: Perempuan yang menunggu di lorong menuju laut
Penulis: Dian Purnomo
Penerbit: Gramedia Pustaka Utama
Dimensi: 288 hlm, 20 cm, cetakan pertama 2023 (edisi gramedia digital)
ISBN: 9786020673004
Kita kan belajar dari sejarah, pejuang perempuan & pejuang laki² jika tertangkap, siksaannya berbeda. Pejuang perempuan, akan diincar keperempuanannya. Dilecehkan, dicabuli, diperkosa. Di dunia patriarki, kelemahan & harga diri perempuan terletak di kelaminnya. (H. 88)
Meski begitu, Shalom Mawira tetap berjuang demi tanah airnya di Pulau Sangihe. Sebagai perempuan Sangir yg percaya bahwa alam yg ia tinggali saat ini adalah hasil pinjaman pada anak cucu & harus dikembalikan dalam keadaan baik, bukan dieksploitasi seenaknya hingga bencana yg tersisa.
Memang tanahnya mengandung emas, namun akibat penambangan tidak dipungkiri merusak alam. Terbukti dari beberapa penambang liar di Sangihe yg menambang sendiri emas di tanah mereka. Kaya, iya. Tapi makmur, tidak. Sejak tanah ditambang, air bersih tidak ada lagi, semua hewan teracuni. Mereka pun menukar uang membeli air bersih. Kebun tidak bisa lagi digarap. Apalagi jika izin perusahaan penambang emas dilegalkan. Selama 30 tahun, apa yg akan didapat masyarakat Sangihe? Rumah mereka ditawar seharga 10 ribu/meter, bayarnya pun dicicil. Sayangnya, ada saja tetua & orang yg termakan bujuk rayu. Hingga perjuangan ke ranah hukum pun ditempuh, meski kalah, mereka tak mau menyerah.
Jujur saja, novel ini membuat saya mendapat wawasan baru tentang kondisi pulau kecil di Indonesia & bagaimana peliknya urusan eksploitasi sumber daya alam yg merusak lingkungan. Jadi paham, mengapa teman² saya yang aktivis lingkungan sering kali geram & kecewa pada pemerintah. Sebab kehadiran negara sangat tidak terasa. Salut pada semua LSM & aktivis peduli lingkungan!
Isu yg bagus, namun narasinya bagi saya masih biasa saja & datar. Ditambah bahasa daerah yg tidak ada kamusnya, sehingga membuat saya bingung apa arti kalimatnya. Meski lama² terbiasa & paham. Tapi kurang nyaman. Ada beberapa hal yg masih jadi ganjalan juga bagi saya, tentang hilangnya bapak Shalom, Karlos & hantu kebun yg mengganggu Mirah.
Saya apresiasi 4 dari 5 bintang.
Meta Morfillah
#1hari1tulisan #resensibuku #reviewbuku #bacabuku #perempuanyangmenunggudilorongmenujulaut #dianpurnomo #fiksi #metamorfillah
No comments:
Post a Comment