Pernah nonton film Harry Potter? Pasti kalian kenal sama tokoh bernama
Snape. Tokoh yang dikenal sangat antagonis dan selalu menyusahkan Harry.
Terlihat membenci Harry sedari Harry lahir, hingga Harry bingung dosa
apa yang ia perbuat hingga Snape begitu membencinya. Di buku ketujuh,
atau terakhir barulah terkuak misteri dan jawaban atas pertanyaan Harry
tersebut. Betapa menyedihkan menjadi Snape! Dia menyayangi Harry
sedemikian hebatnya, hatinya seperti keset, walau diinjak-injak (oleh
Ayah Harry, James Potter dan ditolak cintanya oleh ibu Harry) tetap saja
WELCOME. Dia menciptakan brand image bahwa dirinya jahat dan membenci
Harry Potter agar dapat menyusup ke dalam lingkaran jahat Lord
Voldemort, dan melindungi Harry lewat beragam bantuan tak langsungnya.
Mungkin saya menyayangimu seperti itu, wahai perempuan. Saya terlihat membencimu, amat sangat eneg melihat tingkahmu. Tapi di balik itu, saya sebenarnya menyayangimu. Menyayangkan sikapmu, perilakumu yang begitu bodoh dipermainkan oleh lelaki yang jelas-jelas tak mencintaimu. Melihatmu diabaikan, seperti representatif wanita. Mengapa kamu begitu bodoh? Kamu cantik, mengapa tak kamu cari yang lebih baik. Ya, pada akhirnya saya membenci sikap manjamu dan kebodohanmu itu. Berharap seandainya saja kamu tidak begitu ndableg akan nasihat-nasihat sekitarmu, mencoba lebih peka akan situasi. Mengapa kamu demikian bodoh?
Tapi kembali pada diri saya, siapalah saya. Saya kurang berhak menegurmu dan dia. Jadi, saya memperingatkanmu lewat sikap saya yang ekspresif. Menunjukkan kemuakan, tak sudi melihatmu sedikit jua. Berdoa tiap harinya agar kamu tersadar, berubah lebih baik dan mendapatkan yang terbaik.
Snape... Tak mudah menyayangi orang dengan caramu. Butuh dada yang begitu lapang dan kerendahan hati yang besar untuk tak menunjukkannya. Seperti psikologi terbalik. Ternyata, ada banyak cara menyayangi yang masih perlu saya eja.
Meta morfillah
Mungkin saya menyayangimu seperti itu, wahai perempuan. Saya terlihat membencimu, amat sangat eneg melihat tingkahmu. Tapi di balik itu, saya sebenarnya menyayangimu. Menyayangkan sikapmu, perilakumu yang begitu bodoh dipermainkan oleh lelaki yang jelas-jelas tak mencintaimu. Melihatmu diabaikan, seperti representatif wanita. Mengapa kamu begitu bodoh? Kamu cantik, mengapa tak kamu cari yang lebih baik. Ya, pada akhirnya saya membenci sikap manjamu dan kebodohanmu itu. Berharap seandainya saja kamu tidak begitu ndableg akan nasihat-nasihat sekitarmu, mencoba lebih peka akan situasi. Mengapa kamu demikian bodoh?
Tapi kembali pada diri saya, siapalah saya. Saya kurang berhak menegurmu dan dia. Jadi, saya memperingatkanmu lewat sikap saya yang ekspresif. Menunjukkan kemuakan, tak sudi melihatmu sedikit jua. Berdoa tiap harinya agar kamu tersadar, berubah lebih baik dan mendapatkan yang terbaik.
Snape... Tak mudah menyayangi orang dengan caramu. Butuh dada yang begitu lapang dan kerendahan hati yang besar untuk tak menunjukkannya. Seperti psikologi terbalik. Ternyata, ada banyak cara menyayangi yang masih perlu saya eja.
Meta morfillah
No comments:
Post a Comment