Judul: Sri Sumarah
Penulis: Umar Kayam
Penerbit: Pustaka Jaya
Dimensi: 260 hlm, cetakan ketiga 1995
ISBN: 9794191329
Jika melihat nama penulis, yang terbayang pasti "Seribu kunang-kunang di Manhattan" dan #cerpen itu memang ada di #kumcer ini. Namun, bagi saya "Sri Sumarah" tetap yang paling memikat. Kalimat pertama hingga deskripsi dan endingnya begitu menarik dan tak membosankan. Sisanya biasa saja. Terutama cerpen "Chief Sitting Bull", "Musim gugur kembali di Connecticut", dan "Kimono biru untuk istri" yang endingnya agak gantung dan saya kurang paham budaya serta latar waktu di 3 cerpen tsb.
Menilik 10 cerpen di dalam #buku ini, terlihat sekali penulis banyak menjelajah serta deskripsi latarnya begitu bagus. Saya bisa bayangkan zaman itu sebagaimana yang disampaikan penulis. Hanya satu konflik utama, selalu tentang gerakan kiri/komunis.
Mungkin sebab cetakan lama, fontnya agak buat mengantuk dan kertasnya kurang bagus. Sudah hampir lepas dan terburai jilidnya.
Saya apresiasi 3 dari 5 bintang.
"Kalau ada yang tidak pernah mau mengalah menunggu, itu adalah usia namanya." (H.61)
"Kalau Nyonya kawin dengan seseorang yang Nyonya kagumi dan cintai betul, Nyonya akan mengambil oper semua kebiasaannya menjadi kebiasaan Nyonya." (H.142)
Meta morfillah
#1hari1tulisan #resensibuku #reviewbuku #bacabuku #umarkayam
No comments:
Post a Comment