Judul: Maryam
Penulis: @okkymadasari
Penerbit: @bukugpu
Dimensi: 280 hlm, 20 cm, cetakan kedua Februari 2013
ISBN: 9789792280098
Tentang mereka yang terusir karena iman di negeri yang penuh keindahan.
Berkisah tentang Maryam, wanita suku Sasak yang lahir di Lombok dan dibesarkan sebagai Ahmadi. Namun, perjalanan hidupnya membuat ia memilih hal yang berbeda dari keyakinannya selama ini. Hingga semua berujung penyesalan dan tragedi pengusiran keluarganya dari tanah kelahiran. Meski ia sendiri tak lagi kembali karena iman, namun ia tak dapat menerima perlakuan terhadap keluarganya yang menjadi pengungsi tanpa kejelasan. Gugatan melalui surat ia layangkan pada pejabat. Meski terasa sia-sia, tapi Maryam tetap mencoba. Mengapa di desa kecil seperti Gerupuk dan Gegerung, tidak bisa menerima perbedaan seperti di kota besar?
Membaca ini, membuat saya teringat sebuah kejadian di Bogor awal kepindahan saya. Pernah saya menumpang shalat ashar di sebuah masjid yang saat itu kosong, lalu saat saya sudah selesai, tiba² saya diusir oleh bapak marbot dan setelahnya saya melihat dia marah² sambil menyiram tempat saya shalat.
Dulu saya tak tahu Islam apakah itu. Hingga tak lama ada demo masyarakat dan hingga kini masjid itu tak boleh lagi dibangun, setelah dihancurkan. Jamaahnya terlalu eksklusif dan tidak melebur dengan masyarakat. Begitu tertera di media.
Sedih sebenarnya, saat sama² Islam namun bisa begitu berbeda. Di #buku ini, Ahmadiyah mirip seperti itu. Bahkan setelah saya pelajari, ternyata ada perbedaan di bagian Nabi/Imam Mahdinya. Hingga saya paham kegalauan #Maryam hingga ia tak lagi ingin menjadi Ahmadi (sebab tak dijelaskan detail di novel ini apa bedanya). Namun yang disoroti dalam novel ini, tentang hak harta benda masyarakat yang terusir. Di bagian ini, saya pun menyayangkan. Bukankah seharusnya tetap tidak boleh mengambil hak mereka.
#Novel yang mendeskripsikan dengan baik, salah satu isu krusial di Indonesia.
Saya apresiasi 4 dari 5 bintang.
"Adakah pasangan yang lebih sempurna dari seorang yang membuat kita mampu melakukan hal-hal yang sebelumnya mustahil?" (H.217)
Meta morfillah
#1hari1tulisan #resensibuku #reviewbuku #bacabuku
No comments:
Post a Comment