Sejak dapat hak pilih, saya tidak pernah mau melewatkan hal prestisius tersebut. Meski awalnya saya awam tentang dunia politik, tapi saya selalu berpendapat bahwa lebih baik membuat keputusan memilih yang salah daripada tidak memilih. Sebab itulah pertanggungjawaban dunia akhirat kita kelak, sebagai pemimpin bagi diri sendiri dan efek berantai dari satu suara kita yang berharga. Domino effect, pemimpin RT, RW, hingga presiden negara ini akan memengaruhi beragam kebijakan dunia.
Jadi jangan sepelekan hak pilihmu! Percayalah, 20 tahun dari sekarang kamu akan lebih menyesal atas hal yang tidak kamu lakukan dibanding salah dalam hal yang telah kamu lakukan.
Menjelang pilkada DKI kali ini, saya menganggap harus banget saya belain urus surat izin ke Jakarta (FYI, saya tetap warga DKI, meski domisili di Bogor setahun belakangan) untuk memilih di tanggal 15 Februari. Mengapa?
Sebab saya tak mau sampai negeri ini seperti Aleppo dan lainnya. Salah memilih pemimpin hingga berujung pembantaian di negeri sendiri. Tidak ada lagi kedamaian dan ketenangan beribadah dan hidup lainnya. Dan itu terjadi kebanyakan karena pemimpin yang layak kalah. Kalah karena kurang dukungan. Dukungan kurang karena banyak yang tidak menggunakan hak pilihnya alias golput.
I think it's not responsible... When you disappointed or desperate with this country, but you don't doing nothing. You just can complaint without action. Your voice is your action in electabition. Come on... grow up. Be childlike, not childish.
TOGETHER WE CAN...
Bismillah... semoga dapat pemimpin yang memiliki visi baik dunia akhirat.
Meta morfillah
No comments:
Post a Comment