Judul: Polaris di musim dingin
Penulis: Alicia Lidwina
Penerbit: Gramedia Pustaka Utama
Dimensi: 416 hlm, 20 cm, cetakan pertama 2020 (edisi gramedia digital)
ISBN: 9786020635231
Setelah 8 tahun menghilang, Akari menerima 5 surat dari Sensei disertai tiket-tiket Shinkansen atas namanya menuju Kagoshima (selatan Jepang). Upaya mengetahui jawaban atas segala pertanyaan yang ada di benaknya membuat Akari memutuskan untuk melakukan perjalanan sesuai tiket tersebut. Ditemani Kyouhei, perjalanan dari Otaru (Utara Jepang) itu membuka banyak kenangan lama mereka bersama dengan Sensei. Sekaligus mengingatkan lagi persahabatan Akari, Kyouhei, Ryuji, dan Misaki. Bagaimana pertemuan mereka, yang kebanyakan sedang di titik terendah hidup, menerima uluran tangan Sensei yang menenangkan, hingga menemukan mimpi yang menjadi alasan mereka melanjutkan hidup.
Ini adalah karya keempat penulis, namun buku kedua yang saya baca setelah novel berjudul 3. Masih dengan suasana Jepang yang detail, membuat kita menyangka ini adalah karya asli penulis Jepang, padahal asli Indonesia. Ditambah perjalanan dengan kereta di musim dingin, makin menguatkan rasa sendu yang mewarnai sebagian besar cerita. Namun rasa hangat akan persahabatan dan kekeluargaan terasa dengan baik. Hingga kehilangan akan polaris musim dingin mereka pun menyesakkan saya sebagai pembaca.
Dengan alur maju mundur ditambah deskripsi gestur Akari dan Kyouhei membuat romantis, manis, getir. Untungnya happy ending. Makanya saya berikan apresiasi sempurna. Sebab buku ini memang asyik untuk memaknai perjalanan, menemukan diri sendiri, dan pulang pada hati yang membuat kita nyaman. Sekali membaca, rasanya tak ingin berhenti sebelum tamat. Tidak seperti buku sebelumnya yang berisi banyak kekelaman, di sini ada senyum dan harapan juga. Membuat saya ingin membaca karya penulis selanjutnya.
Saya apresiasi 5 dari 5 bintang.
Meta Morfillah
#1hari1tulisan #resensibuku #reviewbuku #bacabuku #polarismusimdingin #alicialidwina #fiksi #metamorfillah #youngadult
No comments:
Post a Comment