إِنَّ الْعَبْدَ إِذَا أَخْطَأَ خَطِيئَةً نُكِتَتْ فِي قَلْبِهِ نُكْتَةٌ سَوْدَاءُ، فَإِذَا هُوَ نَزَعَ وَاسْتَغْفَرَ وَتَابَ سُقِلَ قَلْبُهُ، وَإِنْ عَادَ زِيدَ فِيهَا حَتَّى تَعْلُوَ قَلْبَهُ، وَهُوَ الرَّانُ الَّذِي ذَكَرَ اللَّهُ: {كَلَّا بَلْ رَانَ عَلَى قُلُوبِهِمْ مَا كَانُوا يَكْسِبُونَ}“Jika seorang hamba melakukan satu dosa, niscaya akan ditorehkan di hatinya satu noda hitam. Seandainya dia meninggalkan dosa itu, beristighfar dan bertaubat; niscaya noda itu akan dihapus. Tapi jika dia kembali berbuat dosa; niscaya noda-noda itu akan semakin bertambah hingga menghitamkan semua hatinya. Itulah penutup yang difirmankan Allah, “Sekali-kali tidak demikian, sebenarnya apa yang selalu mereka lakukan itu telah menutup hati mereka” (QS. Al-Muthaffifin: 14). (HR. Tirmidzi dari Abu Hurairah radhiyallahu’anhu. Hadits ini dinilai hasan sahih oleh Tirmidzi).
Ibrah:
- Jangan menyepelekan sebuah dosa, meski kecil (suka berbohong) karena bisa mengotori hati
- Apabila dibiarkan terus, akan menumpuk dan jadi ro'in (menutupi) hingga sulit menerima nasihat
- Nasihat jadi tidak berguna, ketaatan jadi tidak berbekas
- Jadi kebal dan tidak takut berbuat dosa yang lebih besar, karena sudah terbiasa.
Cara membersihkan hati:
- istighfar dan taubat (berniat untuk tidak mengulangi)
- tinggalkanlah dosa
*catatan sepemahaman penulis
3 Maret 2019
Meta morfillah
No comments:
Post a Comment