Dear film Indonesiaku,
Senang sekali rasanya menjelang
pergantian tahun 2013, kau mengalami kemajuan pesat. Seperti singa yang
terbangun dari tidurnya. Kau tunjukkan seberapa hebat bangsa ini dalam bertekad
melalui film “5 cm” dan seberapa besar kasih bangsa ini melalui film “Habibie –
Ainun”. Dalam waktu 21 hari kedua film itu telah bersaing dan berhasil mencapai
2 juta penonton (www.kapanlagi.com).
Melalui film “5 cm” kau tunjukkan pada
kami, menyadarkan kami lagi akan besarnya karunia Tuhan kepada negeri ini.
Seperti yang dikatakan Zafran di kereta menuju Malang “Negeri ini begitu indah
Tuhan, bantu kami menjaganya. Amin“.
Yaa… sungguh “menampar” saya khususnya,
dan membuat sebuah pengharapan baru terhadap negeri ini. Mengapa begitu banyak
orang Indonesia yang bangga berfoto di Singapura, Malaysia dll, dan menganggap
Indonesia tidak menarik. Sedangkan mengelilingi negeri Indonesia ini saja belum
pernah. Miris sekali! Kebanggaan akan bangsa ini.. lari kemana? Jika bukan kita
yang menjaga dan bangga akan Indonesia, siapa lagi yang akan membela negara
ini?
Kelebihan dari film “5 cm” ini pun
sangat terasa bagi warga Malang. Berbondong-bondong orang yang menonton film
ini, tertarik untuk merasakan sensasi menaklukkan puncak Mahameru. Dan dalam
sekejap, pengunjung Semeru pun melesat tinggi. Alhamdulillaah… sektor
pariwisata kita menerima dampak positif dari film ini.
Tentang film “Habibie – Ainun”, saya
khususnya sangat bangga. Mengapa? Karena saya dapat buktikan pada dunia, bahwa
kisah teromantis bukan lagi milik “Romeo – Juliet” melainkan kisah “Habibie - Ainun”
dari Indonesia. Yaa… cinta sejati bukanlah bagaimana menyerahkan diri pada maut
dengan menenggak sebotol racun, melainkan bagaimana mengatasi permasalahan
hidup bersama dalam sebuah ikatan pernikahan dan bertumbuh bersama hingga maut
memisahkan. Lalu ketika maut menghampiri, cinta sejati menguatkan untuk tetap
bertahan demi sang pujaan hati serta buah hati yang dimiliki walau tak mampu
hati, hingga tiba saatnya ia menyusul pujaan hati dalam damai yang tenang.
Dear film Indonesiaku,
Aku tahu, kita masih sama-sama belajar
dan berkembang bersama. Memang kualitas film kita tak sebagus Hollywood. Namun
karya-karya anak bangsa ini, patutlah diapresiasi. Semua langkah besar dimulai
dari satu langkah awal kecil. Jika ada yang bertanya, “Mengapa film Indonesia
harus ada?”, maka jawabannya adalah “karena Indonesia memang ada!”.
Mengapa saya bilang begitu? Karena film
merupakan salah satu tonggak peradaban sebuah negeri. Dari film-film yang
tersaji di negara tersebut, dapat diketahui budayanya, adat-istiadatnya,
gambaran keseharian masyarakatnya dan kekayaan alam serta manusianya. Saya
harapkan ke depannya, film Indonesia berikutnya tak lagi menceritakan
kisah-kisah horror yang mistis dan takhayul. Karena sesungguhnya bangsa ini jauh
lebih cerdas daripada itu. Lebih rasional dan beragama. Maka tunjukkan, eksplor
lagi dari sudut kekayaan alam dan kemajemukan masyarakatnya. Seperti di film
“Arisan 2”, sarat sekali penggambaran gaya hidup masyarakat Jakarta yang
hedonis, keindahan alam Indonesia selain Bali dan penggambaran upacara Waisak
umat Budha di Candi Borobudur. Betapa sakral, suci dan indah. Semoga film
Indonesiaku terus berjaya dan semakin berkualitas. Sehingga generasi
selanjutnya akan mencatat bahwa negeri ini layak untuk diperjuangkan! Karena
kisah yang tertuang dan disajikan melalui film begitu menginspirasi,
mengedukasi dan menyebarkan kasih.
Salam, film Indonesiaku.
Yang selalu mencintaimu,
Meta morfillah
No comments:
Post a Comment