Pages

11 June, 2013

Tuhan pindah alamat??

Assalammu'alaikum Tuhan,

Aku ingin curhat padamu.
Beberapa hari ini aku berkelana demi skripsweet. Hingga terngiang sebuah lirik lagu yang sedang hits dan menggambarkan diriku.

Ke sana kemari membawa alamat
Berbekal surat untuk obser penelitian
Kemana...kemana..ku harus kemanaaaa???
*sedikit modifikasi*

Aku sudah siapkan diriku sesiap mungkin. Tapi tak tahu mengapa oh mengapa, aku seperti mahasiswa baru lagi. Dag dig dug wawancara, dag dig dug di ping-pong sana-sini, dag dig dug karena sendirian, dag dig dug menunggu tanpa kepastian. Namun perjuangan terus berlanjut dan itu hanya prasangkaku saja, walau ada beberapa yang benar-benar terjadi seperti pengalaman-pengalaman obser sebelumnya.

Sepanjang hari tak lepas ku berdzikir dan berdoa memohon kelancaran. Namun ketika tiba bertemu dengan orang yang dituju, entah kenapa tiba-tiba aku menjadi bodoh. Lisanku kelu, pertanyaan-pertanyaanku dangkal, pikiranku tak dapat mencerna gambaran orang tersebut dengan baik. Berterus terang sajalah. Dan akhirnya ‘diserahkan’ lah aku pada orang yang dianggap ‘sesuai’ dengan tujuanku ke sana. Dan masya Allah, Tuhaaan... aku jadi bodoh lagi. Hingga bingung mau bertanya apa lagi. Karena yang kudapatkan dari gambaran orang pertama, tidak ada gunanya penelitianku di sana. Tidak menciptakan MUTUALISME. Untunglah ada orang baik yang sedikit menghiburku dengan ‘menyarankan’ ke tempat lain. Tuhan, aku merasa sangat mengganggu mereka. Membuang-buang waktu mereka untuk mendengarkan gumamanku.

Sejenak, aku mengerti sekali bagaimana perasaan Nabi Musa a.s ketika ingin melawan Fir’aun. Hingga ia berdoa ,

Robbisrohli sodri.., wayassirli amri... wahlul 'uqdatammillisaani yafkahul kauli.....
( Ya ALLAH Lapangkanlah DADAKU..., Mudahkanlah URUSANKU..., lancarkanlah LISANKU dan baguskanlah UCAPANKU...)

Aku linglung, harus apa? Bagaimana?Kemana?
Aku merasa skripsweet ini seperti di pertandingan marathon, kumulai dengan  berlari cepat, lalu di tengah jalan aku ngos-ngosan, melambat dan akhirnya kalah. Jika ingin menang harus ikut lomba dari awal lagi. Kesalahan telak, perencanaan yang tidak matang (salah).

Padahal aku sudah merencanakan skripsiku ini sejak semester 4, mudah saja rasanya dahulu. Jernih, bahwa aku akan begini,begini dan wisuda. Tapi ternyata, kau ingin memberikan warna dalam hidupku.

Mungkin kau tidak suka yaa, karena aku tidak ikhlas berkorban? Berpikir untung rugi, sebanyak apa manfaatnya bagiku. Dengan tenaga, waktu, & biaya yang seefisien mungkin, menghasilkan seoptimal mungkin (prinsip manajemen). Berpikir seperti itu salah jugakah Tuhan?

Tapi Tuhan, aku tidak apa-apa. Yang kupikirkan adalah wajah-wajah orang yang mendukung dan percaya bahwa aku bisa. Mama, Ka Rina, dan lainnya yang telah membantuku sejauh ini. Mereka akan kecewa, dan sejauh ini banyak sekali yang telah kukecewakan dan kusia-siakan waktunya. Dikarenakan keegoisanku menginginkan skripsi yang sesuai minatku, bukan berbasis masalah. Dan sekarang ada 2 ide terakhir yang sama sekali bukan passionku, namun sedang kupelajari. Aku masih bingung Tuhan.

Tuhan...
Tuhan...
Kau dengar aku kan?

Tuhan, kau tidak pindah alamat kan??

Meta morfillah
 18 Oktober 2011


No comments:

Post a Comment

Text Widget