Pages

20 January, 2024

[Review buku] Kisah singkat Bree Tanner


Judul: Kisah singkat Bree Tanner
Penulis: Stepheni Meyer
Penerbit: Gramedia Pustaka Utama
Dimensi: 200 hlm, 20 cm, cetakan pertama September 2010 (edisi digital di ipusnas)
ISBN: 9789792261370

Gak sengaja menemukan buku ini di ipusnas. Tertarik baca sebab tahunya hanya ada 4 series twilight saga penulis. Ternyata #buku ini kisah tentang Bree Tanner, vampir remaja yang ada di bab Cermin buku Eclipse. Di sana hanya sedikit penjelasan tentang Bree, sebab akhirnya ia dieksekusi sama Felix atas perintah Jane keluarga Volturi. Padahal Carlisle mewakili keluarga Cullen mau mengadopsinya.

Setelah baca, jadi paham dua sudut pandang antara penyerang (Victoria, Riley, dan pasukannya termasuk Bree) dan yang diserang (keluarga Cullen). Malah menimbulkan plot twist baru sih, tentang kekuatan dan keberadaan Fred yang bisa menimbulkan rasa jijik hingga gak ada yang mau dekat dia, sebab dia gak mau dekat orang itu.

Bagi yang pernah baca series twilight saga pasti cepat sih menamatkan buku ini. Sebab tidak terlalu banyak hal baru. Hanya bertambah sedikit info tentang Bree, Diego, dan Fred. Endingnya pun sedih semua. Namun, vibes bacanya di tahun 2010 dan 2024 ini udah beda, sih. Dulu kayak dapet banget gitu emosi dan tercullen-cullen. Sekarang, B aja. Makanya saya apresiasi standar. Hehe, wes tuo yoo.

Saya apresiasi 3 dari 5 bintang.

Meta Morfillah

#1hari1tulisan #resensibuku #reviewbuku #bacabuku #kisahsingkatBreeTanner #twilightsaga #stepheniemeyer

19 January, 2024

[Review buku] Sapiens grafis 2: Pilar-pilar peradaban


Judul: Sapiens grafis 2: Pilar-pilar peradaban
Penulis: Yuval Noah Harari
Penerbit: Kepustakaan Populer Gramedia
Dimensi: 256 hlm, 17 x 24 cm, cetakan pertama Januari 2022 (edisi digital di ipusnas)
ISBN: 9786024817558

Buku kedua ini membahas tentang revolusi pertanian yang menjadi cara bertahan homo sapiens hingga menjadi banyak. Dari jumlah banyak itu, lahirlah negara, agama, ekonomi, hingga banyak evolusi politik.

Penulis begitu mengagungkan teori evolusi (sains biologi), sehingga tidak memercayai Tuhan. Dia yakin bahwa manusia tercipta karena evolusi, bukan karena Tuhan. Tidak aneh, menilik penulisnya memang ateis. Maka, membaca sebuah buku juga perlu mengenali latar belakang penulisnya, agar kita paham ide besar dan holistiknya. Sekali lagi, hati-hati memilih bacaan jika tauhidmu belum kuat.

Di buku kedua ini, jujur saya malah eneg sebab banyak sekali pertentangan dengan keyakinan. Bagi penulis ini adalah tentang fiksi. Isu feminitas, rasis, childfree, LGBT semua dibahas dengan tanggung. Terkesan terbuka akan segala pemikiran, namun mempertahankan dari segi evolusi dan lagi-lagi penyamaan dengan hewan seperti bonobo dan gajah. Yang menurut saya ujungnya gak jelas. Debat kusir tapi argumentasi lemah.

Memang benar, beragama itu tidak sekadar berlogika. Tapi juga beriman. Sebab jika kita mengagungkan logika/sains, percayalah semuanya terbatas. Indra kita terbatas. Membaca buku seperti ini, makin menguatkan saya akan kebenaran Islam.

Saya apresiasi 3 dari 5 bintang.

Meta Morfillah

#1hari1tulisan #resensibuku #reviewbuku #bacabuku #sapiens #pilarpilarperadaban #yuvalnoahharari

18 January, 2024

[Review buku] Sapiens grafis: Kelahiran umat manusia


Judul: Sapiens grafis: Kelahiran umat manusia
Penulis: Yuval Noah Harari
Penerbit: Kepustakaan Populer Gramedia
Dimensi: 248 hlm, 17 x 24 cm, cetakan pertama April 2021 (edisi digital di ipusnas)
ISBN: 9786024815653

Melalui sejarah, penulis yang merupakan profesor sejarah di Israel mengungkapkan bagaimana Homo Sapiens bisa bertahan menjadi satu-satunya spesies di genus Homo. Padahal sebelumnya, mereka adalah makhluk yang biasa saja dibanding hewan besar atau mamalia lainnya (seperti simpanse, bonobo, gorila, dll). Namun di satu titik yang disebut revolusi kognitif, mereka berubah menjadi penguasa bumi. Hingga menyebabkan kepunahan megafauna secara massal dan juga genus Homo lainnya seperti neanderthal yang besar, dll.

Dijabarkan dari sudut pandang biologi, antropologi, hingga komunikasi dalam grafis yang menarik membuat kita berpikir apa pemicu revolusi kognitif itu? Lalu masuk ke doktrin agama yang dimulai dengan animisme. Lucunya lagi, ada studi kasus tentang betapa lebih damai mental dan sehat psikologi nenek moyang pemburu-pengumpul kita dibandingkan setelah terjadi revolusi pertanian. Di akhir, simulasi pembunuh berantai terkejam yang tanpa disadari, kita sebagai homo sapiens adalah pelaku utamanya.

Jujur saja, buku ini mindblowing banget. Terutama untuk kamu yang tidak percaya teori evolusi Darwin di mana nenek moyang kita adalah kera. Sebab dasar pembuka buku ini berawal dari taksonomi dan klasifikasi berdasarkan genus dan spesies, yang kita manusia dianggap 'hewan' masih satu famili dengan primata seperti simpanse. Apalagi dengan tauhid Islam yang menolak bahwa Nabi Adam bukanlah manusia purba yang banyak digambarkan. So, hati-hati jika kalian belum punya dasar kuat tentang agama kalian sendiri.

Penulis sendiri adalah seorang gay, yang menikah dan saya kira mengambil jalan seperti primata yang dia jelaskan hehe.

Tapi overall, saya akui memang sudut pandangnya menarik sebagai dugaan jawaban beberapa gap yang sering terjadi di linimasa sejarah hadirnya manusia. Namun, belum tentu benar. Sebab, dalam #buku ini saja penulis mengakui keterbatasan interpretasi sejarawan/arkeolog dalam menebak budaya atau cara hidup berdasarkan fosil atau artefak yang minim. Namun tidak ada bukti bukan berarti membuktikan ketiadaan.

Saya apresiasi 4 dari 5 bintang.

Meta Morfillah

#1hari1tulisan #resensibuku #reviewbuku #bacabuku #sapiens #kelahiranumatmanusia #yuvalnoahharari

05 January, 2024

[Review buku] The Find


Judul: The Find (The Founder Inside)
Penulis: Okwan Himpuni
Penerbit: Salamuda creative
Dimensi: 116 hlm, cetakan pertama Mei 2023
ISBN: -

Buku ini berisi kutipan-kutipan dari 2 founder Sekolah Alam Bogor, yang dikenal sebagai duo surti (basa sunda: kemampuan saling memahami maksud dengan cepat, sekalipun dengan isyarat): Pak Husnan dan Pak Agus. 

Dikemas dengan tulisan tangan dan ilustrasi gambar kolaborasi murid angkatan kedua dan kesebelas Sekolah Alam Bogor, menjadikan buku ini menarik. Hanya saja sebab kualitas kertas dan cetak hitam putih, agak membuat boring. Pengalaman membaca buku sejenis, sedikit masukan bisa bermain di tipografi tulisan atau warna kertas. Agar kesan yang didapat pembaca lebih kuat.

Secara keseluruhan, buku ini pas banget untuk praktisi pendidikan. Menyemangati dan membantu mengingatkan lagi tujuan awal pendidikan itu sendiri. Sebab apa yang disampaikan kedua tokoh tersebut adalah apa yang mereka telah lakukan selama ini. Terutama bagi yang mengenalnya secara dekat.

Saya apresiasi 4 dari 5 bintang.

Meta Morfillah

#1hari1tulisan #resensibuku #reviewbuku #bacabuku #thefind #okwanhimpuni

Text Widget