Pages

28 February, 2024

[Review buku] Ganjil genap


Judul: Ganjil genap
Penulis: Almira Bastari
Penerbit: Gramedia Pustaka Utama
Dimensi: 344 hlm, 20 cm, cetakan ketiga Maret 2020 (edisi digital di ipusnas)
ISBN: 9786020638010

Bagaimana rasanya menjadi single setelah menjalani hubungan 13 tahun? Belum lagi jika kamu wanita di Indonesia yang tahun depan berusia 30? Masih kurang? Ditambah adikmu akan menikah 6 bulan lagi? Can you see it?

Itulah campur aduknya perasaan Gala saat diputuskan oleh pacarnya, Bara. Setelah pacaran 13 tahun dari SMA. Tak pernah ia sangka akan berakhir begitu saja hanya karena kata TIDAK COCOK. Dengan dukungan sahabatnya yang sedikit; Nandi teman dari kecil dan bekerja sekantor namun beda agama, Sidney yang sudah berumahtangga, dan Detira anggota kerajaan di Malaysia, Gala berusaha membuka hati dan mencoba beragam cara agar mendapat calon suami sebelum usianya genap 30 tahun.

Di antara macam cara dari biro jodoh, aplikasi tinder, dikenalin teman, ketemu pangeran malaysia, sampai dipesankan dukun sama Papa, part paling ngakak dan memorable buat saya adalah saat Gala mau ditilang perkara ganjil genap dan dia malah meluapkan emosinya ke polisi. Itu kayak stress tapi beneran dapat emosnya sih sebagai wanita usia 29 di Indonesia. Saya ngakak tapi sedih juga, empati sama perasaan Gala. Segalanya salah ada di dia. Duh!

Ini novel kedua penulis yang saya baca, dan gaya penulisannya sungguh bikin candu. Sampai saya antre juga novel berikutnya di ipusnas (wedding marathon melbourne). Gaya tulisannya mirip ika natassa, namun lebih sopan dan ingat Allah dikit hehe. Sayangnya ending di novel ini ngambang gitu aja, makanya saya kasih 4 bintang. Di satu sisi, ya memang ending kayak gitu lumrah. Gak semua happily ever after. Namun di satu sisi, tetap saja berharap happy ending. Atau bisa jadi dibuat sekuel antara Gala dan Aiman, kayak twivortiare Ika Natassa.

Saya apresiasi 4 dari 5 bintang.

Meta Morfillah

#1hari1tulisan #resensibuku #reviewbuku #bacabuku #ganjilgenap #almirabastari #metropop

27 February, 2024

[Review buku] Resign!


Judul: Resign!
Penulis: Almira Bastari
Penerbit: Gramedia Pustaka Utama
Dimensi: 288 hlm, 20 cm, cetakan keempat Februari 2018 (edisi digital di ipusnas)
ISBN: 9786020380711

Di saat karyawan lain berlomba untuk jadi karyawan terbaik, 4 orang tim cungpret malah berlomba siapa yang resign duluan. Punya bos perfeksionis, suka revisi, mulut sinis, lembur terus kayak Tigran bikin Alranita gak punya kehidupan sosial, Mbak Karen kesal kayak gak guna, Mas Andre gak bisa sering ketemu anaknya, dan Carlo merasa gajinya gak sepadan sama effortnya. Meski perusahaan mereka termasuk tiga besar perusahaan konsultan terbaik, tapi resign adalah pilihan paling waras selama bos lo Tigran (meski dia ganteng)!

Segala macam upaya dilakukan, herannya mengapa si bos selalu tahu dan bisa mengacaukan jadwal interview dan best offer dari perusahaan lain ya? Belum lagi, banyak yang melihat kebaikan si bos, kecuali 4 bawahannya langsung ini. Kok bisa sih pada ketipu?

Novel metropop yang seru banget! Meski alur romancenya ketebak namun gak norak, ditambah tingkah the cungpret itu lucu alami. Juga punya plot twist yang gak ketebak. Udah lama gak baca yang bikin ngakak. Apalagi obrolan cungpret itu tipikal dan relate banget sama pengalaman 2 tahun kerja di kantor konsultan dulu. Semua yang disebut, benar banget. Merasa jadi salah satu tokohnya dan tokoh lain beneran partner di kantor dulu. Apalagi part gosipnya! Turn over tinggi juga nyata. Rentang kerja 2 tahun di sana kayak 10 tahun di kantor lain haha.

Belum lagi bahasannya perusahaan telekomunikasi yang relate sama SMK Telkom, ternyata penulisnya lulusan STT Telkom Bandung. Pantas aja, sounds familiar. Recommend sih bacaan ini untuk kalian, pekerja kantoran di Jakarta yang perlu menertawakan perjuangan mencari nafkah.

Saya apresiasi 5 dari 5 bintang.

Meta Morfillah

#1hari1tulisan #resensibuku #reviewbuku #bacabuku #resign #almirabastari #metropop

25 February, 2024

[Review buku] Seni memahami perasaan anak

Judul: Seni memahami perasaan anak
Penulis: Park Jae Yeon
Penerbit: Kepustakaan Populer Gramedia
Dimensi: xiv+290 hlm, 14x21 cm, cetakan pertama Desember 2021 (edisi digital di ipusnas)
ISBN: 9786024816919

Cover yang menarik dan pilihan font membuat saya ingin membeli buku ini saat di toko buku. Namun harganya lumayan juga, sehingga urung. Alhamdulillah di ipusnas ada dan dapat meski antrean banyak. Saat membuka halaman pertamanya langsung suka. Sebab merasa dimengerti dan terwakilkan.

Isi buku ini hanya dibagi menjadi 2 bab, di mana bab pertama tentang "Memahami dan berempati pada diri sendiri sebagai seorang ibu" yang terdiri dari 11 part, di mana 7 part serasa diajak berdialog dan mencari akar masalah mengapa kita bisa tidak sabar atau marah² saat menjadi ibu. Di 4 part berikutnya adalah latihan dialog internal dengan beragam contoh kasus.

Sementara di bab kedua barulah membahas "Memahami dan berempati terhadap anak kita" yang terdiri 23 part tentang ragam rasa atau situasi dan apa yang sebaiknya kita lakukan, alih-alih berkata sesuatu. Mulai jleb-jleb di bagian ini. Sebab sadar, kadang diri ini suka memangkas waktu atau ingin segera terpenuhi keinginan hingga mengatakan yang harusnya tidak dikatakan.

Lalu di lampiran ada daftar kebutuhan dan daftar perasaan. Menariknya, di tiap akhir part tiap bab selalu diakhiri role play dan tips bagaimana berkomunikasi empati. Penulis yang merupakan single mom, bercerai, memiliki luka pengasuhan karena sering dipukul ayahnya, membuat semuanya terasa berat tapi bisa dilakukan dengan sadar dan latihan. Sebab dia sudah melakukannya selama belasan tahun, dan terus belajar hingga kuliah jurusan psikologi. Pengin beli bukunya sih, sebab dibaca digital gini gak bisa dicoret². Dan mungkin perlu sering ditengok ulang kalau abis marah sama anak.

Saya apresiasi 5 dari 5 bintang.

Meta Morfillah

#1hari1tulisan #resensibuku #reviewbuku #bacabuku #senimemahamiperasaananak #parkjaeyeon #parenting

21 February, 2024

[Review buku] 7 tahun kegelapan


Judul: 7 tahun kegelapan
Penulis: Jeong You-jeong
Penerbit: Gramedia Pustaka Utama
Dimensi: 560 hlm, 20 cm, cetakan 2020 (edisi digital di ipusnas)
ISBN: 9786020646602

Hidup Choi Se Won hancur saat ayahnya (Hyeon su) ditangkap atas pidana pembunuhan seorang gadis kecil bernama Se ryong di danau Seryong. Meski ia berpindah tempat ke rumah paman dan bibinya, berganti sekolah puluhan kali, namun identitasnya selalu terbongkar saat Sunday magazine hadir menguak berita tentang ayahnya dan foto dirinya. Hal itu berulang selama 7 tahun hidupnya. Hingga kini ia berusia 19 tahun dan mulai menetap di Desa Mercusuar bersama Paman Ahn, rekan kerja ayahnya dulu.

Seo won membenci ayahnya karena hal itu dan tidak memiliki impian sebagaimana anak-anak seusianya. Namun, suatu malam ia menerima paket dan Paman Ahn menghilang. Saat ia membuka paket itu, ia menemukan kebenaran tentang kasus kematian gadis kecil bernama Se ryong. Ternyata penjahat utama yang telah menerornya adalah ayah gadis itu sendiri, Oh Yeong je. Ayahnya berada di tempat dan waktu yang salah. Dan puncak 7 tahun kegelapan itu adalah esok, hari di mana ia harus mengambil jenazah ayahnya yang dihukum mati di penjara.

Buku tebal ini amat detail dengan deskripsi tokoh dan latarnya. Sehingga kita bisa memahami psikologis tiap tokohnya dengan jelas. Hanya saja alurnya maju mundur tiap tokoh, menjelaskan alasan di balik tiap keputusan. Genre fiksi thriller ini cukup menegangkan, dan bisa saya bayangkan adegannya dalam film (ada filmnya juga, tapi saya belum nonton). Kisah sesungguhnya cukup memilukan, terutama bagi Seo Won. Masa depan gemilang yang disiapkan ibunya serta cinta ayahnya tak sempat ia rasakan sebab teror Oh Yeong je.

Surat dari mantan istri Yeong je menjelaskan mengapa karakter Yeong je seperti itu. Semacam gangguan jiwa, sadis dan ada turunan dari ayahnya. Untuk yang suka genre  psikologis pasti senang dengan detail ini. Namun buat saya, sebab membaca digital di ipusnas, mata agak lelah dan bosan dengan detail, sehingga banyak yang saya skip deskripsinya.

Saya apresiasi 4 dari 5 bintang.

Meta Morfillah

#1hari1tulisan #resensibuku #reviewbuku #bacabuku #7tahunkegelapan #jeongyoujeong

19 February, 2024

[Review buku] Gadis minimarket


Judul: Gadis minimarket
Penulis: Sayaka Murata
Penerbit: Gramedia Pustaka Utama
Dimensi: 160 hlm, 20 cm, cetakan 2020 (edisi digital di ipusnas)
ISBN: 9786020644394

Apakah salah bila kita berbeda? Mengapa harus selalu memerhatikan pendapat orang tentang hidup yang sedang dijalani? Seperti apa yang dibilang 'normal' itu? Itulah beragam pertanyaan yang muncul ketika membaca novel ini. Tokoh utama bernama Keiko, berusia 36 tahun, telah menjadi pegawai paruh waktu di minimarket selama 18 tahun. Sejak awal minimarket itu berdiri.

Ia menjalani hidup dengan semangat dan loyal pada minimarket tempat kerjanya. Namun, di usianya kini ternyata merupakan keanehan bila seorang wanita belum menikah atau memiliki pekerjaan tetap. Seakan dianggap sebuah kegagalan hidup dan tidak normal. Hingga satu insiden membuatnya mengajak seorang pria tinggal bersama di rumahnya. Entah mengapa orang-orang menyelamatinya dan bergembira. Padahal kehadiran pria itu menambah masalah, namun itu lebih baik daripada hidup tidak ada masalah namun tidak normal.

Kritikan sosial yang cukup tajam menurut saya. Juga isu tentang tokoh utama yang tidak mampu bersosialisasi dan mengenali emosi dirinya, membuat saya teringat series dr. Frost yang memiliki gangguan jiwa seperti itu. Ditambah tokoh lelaki bernama Shiraha, membuat saya muak juga dengan norma yang dianggap normal di sana. Lebih baik memelihara binatang daripada manusia seperti itu. Shiraha juga mengingatkan saya pada film Parasite.

Saya juga kasihan pada tokoh utama yang merasa tidak lagi memiliki tujuan hidup ketika dipaksa berhenti menjadi pegawai minimarket. Namun, penulis memang tetap menggambarkan kesulitan merasakan emosi tokoh utama, sehingga tetap terasa datar. Cukup berat sebenarnya isu yang diangkat, kita harus jeli menginterpretasikannya sendiri. 

Saya apresiasi 4 dari 5 bintang.

Meta Morfillah

#1hari1tulisan #resensibuku #reviewbuku #bacabuku #gadisminimarket #sayakamurata

04 February, 2024

[Review buku] The magic strings of Frankie Presto


Judul: The magic strings of Frankie Presto
Penulis: Mitch Albom
Penerbit: Gramedia Pustaka Utama
Dimensi: 576 hlm, 20 cm, cetakan pertama 2016 (edisi digital di ipusnas)
ISBN: 9786020333809

Saat hidup seseorang terselamatkan, sebuah  dawai dari enam dawai di gitar Frankie Presto berubah warna menjadi biru. Apa yang menyebabkannya? Mengapa dawai itu tak pernah putus hingga 20 tahunan? Hubungan apa yang dimiliki Frankie Presto dengan dawai ajaib itu?

Dengan Musik sebagai narator diselingi eulogi dari para tokoh terkenal yang diwawancara, mereka menceritakan potongan kisah hidup Frankie Presto dari tiap sudut pandang mereka. Sejak kelahirannya yang misterius di Spanyol, pengasuhan oleh Baffa pemilik pabrik sarden, penemuan bakat dan guru yang tepat sang El Maestro, hingga penyelundupan dirinya ke Amerika yang membuatnya menyadari hidupnya terdiri dari banyak dusta, dan menjadi dirinya yang terkenal saat ini.

Menelusuri sejarah musik, istilah, dan tokoh-tokoh legendaris dari rock & roll, country, jazz, hingga modern meski saya tidak mengerti, namun terasa asyik. Sampai saya berpikir awalnya tokoh Frankie Presto ini nyata. Namun ternyata setelah saya browsing, ini tokoh rekaan. Fiksi yang kuat dan memperkaya wawasan saya tentang musik. Namun, tidak saya apresiasi sempurna justru sebab endingnya. Bagi saya twistnya cukup membuat merinding dan terasa seperti iluminati. Tapi agak maksa dan sedikit aneh.

Satu hal yang saya suka di novel ini adalah filosofi berikut:
"Dalam hidup ini setiap orang bergabung dengan band. Apa yang kaumainkan senantiasa memengaruhi orang lain. Ada kalanya hal itu memengaruhi dunia." (H. 563)

Saya apresiasi 4 dari 5 bintang.

Meta Morfillah

#1hari1tulisan #resensibuku #reviewbuku #bacabuku #themagicstringsoffrankiepresto #mitchalbom #fiksi #novel

02 February, 2024

[Review buku] The next person you meet in heaven



Judul: The next person you meet in heaven
Penulis: Mitch Albom
Penerbit: Gramedia Pustaka Utama
Dimensi: 208 hlm, 15 cm, cetakan pertama 2019
ISBN: 9786020630762

15 tahun lalu, dalam buku "The five people you meet in heaven" penulis mengisahkan tentang Eddie dan kehidupannya, sebelum mati menyelamatkan gadis kecil di Taman Ruby Pier. Kini tokoh cerita di buku ini adalah Annie, sang gadis kecil yang diselamatkan dan menjalani kehidupan yang dipenuhi rasa bersalah akan banyak hal. Saat hidupnya terasa begitu indah setelah bertemu Paulo, cinta pertamanya, kecelakaan malah membuatnya menemui 5 orang di surga yang mengajarkannya tentang pengampunan dan kesyukuran.

Pertanyaan seperti apa yang akan kita temukan setelah mati? Bagaimana kehidupan kita berdampak bagi kehidupan lainnya? Apakah setiap keputusan dalam hidup kita berkaitan dengan kehidupan lain? Bagaimana memaknai hidup yang dijalani? Semua itu digambarkan penulis dalam fiksi indah dan sendu ini. Membuat kita merenungi alasan-alasan sesuatu harus terjadi baik itu bahagia atau nestapa. Hingga akhirnya kita memaknai PULANG dengan lebih baik, sebelum ajal menjemput.

Itulah yang terjadi pada Annie. Ia bertemu dengan dr. Sameer yang mengoperasi lengannya, Chloe anjing setianya, Lorriane ibunya dengan beragam rahasia hidup mereka, Eddie sang penyelamatnya, dan Paulo suami yang baru dinikahinya.

Meski berbeda keyakinan dengan penulis, namun novel ini menyentuh sebagaimana novel sebelumnya yang menjadi favorit saya. Sebab bisa jadi kita adalah Annie, yang merasa hidup kita tak pernah benar, selalu mengacaukan, bodoh, dan buta dari karunia yang Allah berikan. Cocok dibaca sebagai refleksi dan hiburan, sebab gaya bahasanya pun ringan, meski maknanya dalam.

Saya apresiasi 5 dari 5 bintang.

Meta Morfillah

#1hari1tulisan #resensibuku #reviewbuku #bacabuku #thenextpersonyoumeetinheaven #mitchalbom #fiksi #novel

Text Widget