Judul: Filosofi Teras
Penulis: Henry Manampiring
Penerbit: Kompas Media Nusantara
Dimensi: xxiv + 320 hlm, cetakan pertama 2018 (edisi ipusnas)
ISBN: 9786024125189
Dinamakan Teras, sebab Zeno yang mencetuskan filosofi ini suka mengajar di teras (Stoa) alun-alun Yunani. Alirannya dikenal sebagai Stoisisme, pelakunya dinamai Stoic. Tujuan utama dari filsafat ini ada 2: Hidup bebas dari emosi negatif dengan fokus pada hal-hal yang bisa kita kendalikan (dikotomi kendali), dan hidup mengasah kebajikan (4 nilai: kebijaksanaan, keadilan, keberanian, dan menahan diri).
Cara penulis menyampaikan pemikiran dan aplikasi Stoisisme dalam hidupnya sangat menarik. Ia membuka fengan Survey Khawatir Nasional, menjelaskan by data apa yang ditakutkan dan bagaimana Filosofi Teras berdampak dalam menenangkan semua ketakutan itu.
Juga banyak contoh realistis dan aplikatif dari tiap nilai yang disampaikan Stoa. Bagaimana ia mengaitkannya dengan ujian hidup, orang toxic, parenting, citizen of the world, dan kematian.
Ada paradoks yang dilatih seperti saat bangun tidur kita diminta melakukan premeditation malorum, yakni membayangkan hal-hal buruk yang mungkin terjadi hari ini. Lalu memilah apa saja yang bisa kita kendalikan dan bagaimana kita akan meresponnya (simulasi the worst case). Lalu menjelang tidur kita diminta berefleksi tentang hari ini, apa hal benar-salah-dan bisa lebih baik yang telah kita lakukan. Tak lupa menahan diri dengan berpuasa agar lebih stabil emosi.
Filosofi ini bukan agama, ia menitikberatkan pada keselarasan dengan alam. Maka, bukan menjadi apatis dan egois, justru kita diminta bersuara jika ada yang tidak selaras (kejahatan/kerusakan). Praktiknya kita menegur/bertindak, hasilnya jika tidak sesuai maka kembali ke dikotomi kendali (kita berperan sesuai kemampuan kita).
Seru membacanya, sampai saya 3 kali (@5 hari) perpanjang di ipusnas!
Saya apresiasi 5 dari 5 bintang.
Meta Morfillah
#1hari1tulisan #resensibuku #reviewbuku #bacabuku #filosofiteras #henrymanampiring #nonfiksi #metamorfillah