Pages

17 November, 2024

[Review buku] Stories for rainy days volume 2


Judul: Stories for rainy days vol. 2
Penulis: Naela Ali
Penerbit: POP 
Dimensi: 198 hal, cetakan pertama Februari 2017
ISBN: 9786024242909

Empat puluh chapter dengan tema, ilustrasi, dan jumlah kata yang variatif. Dituliskan dalam bahasa inggris yang mudah dimengerti, kisah-kisah ini memang cocok sekali dibaca saat hujan. Memberi kehangatan, memanggil kenangan, membuat sendu nan syahdu, bahkan mengajak jujur pada diri di kala sepi. Meski tidak terlalu tebal, tapi tidak ingin segera menyelesaikan. Bagai secangkit kopi atau coklat hangat yang enaknya disesap perlahan.

Saya suka dengan konsep dan bahasanya yang mengajak belajar lagi dalam bahasa inggris. Meski ada beberapa typo minor, tapi tidak terlalu mengganggu. Membuat saya ingin membaca karya penulis lainnya. Buku pertamanya antre di ipusnas, rezeki saya baca buku keduanya ini lebih dulu. Namun, tidak mengganggu alur, sebab tiap bab terpisah cerita.

Cocok dibaca bagi yang suka bacaan dalam bahasa inggris easy dan puitis, dilengkapi ilustrasi, romance-kontemplasi, serta memaknai hubungan.

Saya apresiasi 4 dari 5 bintang.

Meta Morfillah

#1hari1tulisan #bookstagram #resensibuku #reviewbuku #bacabuku #storiesforrainydaysvolume2 #naelaali #metamorfillah #fiksi

15 November, 2024

[Review Buku] If I had your face


Judul: If I had your face (wajahku bukanlah takdirku)
Penulis: Frances Cha
Penerbit: GPU
Dimensi: 340 hal, cetakan pertama 2023 (edisi Ruang Buku Kominfo)
ISBN: 9786020673134

Berkisah tentang 4 wanita yang tinggal di office tel bernama Rumah Warna. Ada Ara, gadis bisu yang bekerja sebagai penata rambut di salon, sekamar dengan sahabatnya bernama Sujin yang terobsesi mengoperasi plastik wajahnya agar bisa menjadi gadis room salon yang menghasilkan banyak uang. Lalu ada Miho, seniman lulusan Amerika yang berasal dari panti asuhan Loring (bersama Sujin), memiliki pacar tampan dan chaebol (orang kaya beneran), sekamar dengan Kyuri, gadis room salon yang cantik dan sering melakukan operasi plastik. Terakhir ada Woona, satu-satunya pasutri yang tinggal di Rumah Warna, berusaha memiliki bayi setelah keguguran 3 kali, namun memiliki ketakutan terhadap biaya hidup yang tinggi sementara suaminya berpenghasilan rendah.

Dari sudut pandang mereka berempat, mendeskripsikan konflik batin yang dialami para tokoh, betapa mereka tidak bahagia dengan hidupnya. Saling iri dan berandai menjadi orang lain. Padahal, tiap tokoh memiliki masa kelamnya dan rahasia gelapnya masing-masing, yang pasti tidak akan disukai si pengandai.

Menarik sekali mengetahui fenomena di negara korea selatan, tentang feminisme, operasi plastik yang amat biasa, tingkat bunuh diri yang tinggi, penurunan populasi akibat tidak ada lagi yang ingin menikah dan memiliki anak, cuti melahirkan 9 bulan yang tidak diterapkan dengan baik, juga sekilas tentang idol dan fansnya. Bikin bersyukur tinggal di Indonesia dan muslim, sih. Yang kita lihat di TV, hanya sepersekiannya saja. Kekurangan negaranya tetap ada.

Cocok dibaca bagi yang suka kehidupan korea selatan, kontemplasi tentang hidup, dan slow pace.

Saya apresiasi 4 dari 5 bintang.

Meta Morfillah

#1hari1tulisan #bookstagram #resensibuku #reviewbuku #bacabuku #ifihadyourface #wajahkubukanlahtakdirku #francescha #metamorfillah #fiksi

Text Widget