Pages

03 September, 2025

[Review buku] 4 ways to get a wife

Judul: 4 ways to get a wife
Penulis: Hyun go wun
Penerbit: Haru
Dimensi: 400 hal, cetakan pertama Januari 2018, edisi digital RBK
ISBN: 9786027742048

Jung won tidak menyangka adiknya, Hee won akan mengirimkan CV atas nama dirinya untuk melamar sebagai istri kontrak. Orang gila mana yang memasang iklan pencarian itu di koran? Tapi adiknya ternyata lebih gila dengan menanggapi iklan tersebut. Demi menjaga keluarganya sesuai peraturan keluarga yang dituliskan orangtua mereka, Jung won menemui lelaki yang mencari istri kontrak tersebut. Geon Hyeong, sang lelaki itu pun ternyata kaget. Sebab bukan ia yang membuat iklan itu, melainkan mantan kekasihnya, Shin Hee yang akan menikah dengan orang lain. Namun saat Jung won dan Geon Hyeong bertemu, Geon justru tidak ingin melepaskan Jung won. Ada banyak rencana di kepalanya dalam menghadapi politik perusahaan dan keluarga kayanya yang tampaknya akan berhasil bila ia didampingi wanita seperti Jung won. Iklan yang awalnya main-main, pada akhirnya menjadi jalan keduanya merajut kasih. Namun, apakah takdir keduanya bertemu? Bisakah keduanya menyatu dan memiliki kisah happy ending?

Cuplikan iklan yang jadi deskripsi buku ini dan label best seller, membuat saya tergerak meminjamnya di RBK. Ternyata memang page turner. Padahal tebalnya lumayan, tapi kisahnya smooth, sweet, dan hangat. Terutama karakter Jung won dan keluarganya. Bagai menonton drama  romance ala korea, tapi dengan interpretasi bebas imajinasi saya. Wawasan tentang bunga dan impian sederhana Jung won, apalagi kepercayaannya terhadap keluarga, meski naif justru itu yang membuat ia berkesan. Twist yang dihadirkan pun menarik hingga ending. Dari karya ini, saya jadi penasaran dengan karya penulis lainnya dan mencari tahu yang tersedia di elib lain. Ternyata ada buku yang sudah jadi film juga, judulnya 1% of anything. Bisa jadi film yang akan saya tonton kelak.

Cocok untuk yang suka romance ala drama korea dan dinamika keluarga.

Saya apresiasi 4 dari 5 bintang.

Meta Morfillah

#1hari1tulisan #bookstagram #oneweekonebook #resensibuku #reviewbuku #bacabuku #4waystogetawife #hyungowun #metamorfillah #fiksi

02 September, 2025

[Review buku] Pretty girls

Judul: Pretty girls
Penulis: Karin Slaughter
Penerbit: GPU
Dimensi: 472 hal (25 bab + vii surat), cetakan pertama Desember 2019, edisi digital RBK
ISBN: 9786020628196

Keluarga Sam Carrol awalnya bahagia dan harmonis. Namun, saat Julia, putri pertamanya hilang, keluarga itu retak. Sam tidak menyerah mencaritahu kabar putrinya hingga akhir kematiannya. Sementara Helen berjuang move on demi 2 putrinya yang masih hidup, Lidya dan Claire. Perbedaan itu membuat keduanya berpisah, meski mereka masih cinta. Tidak adanya jenazah, membuat tiap anggota keluarga berduka dengan caranya masing-masing hingga berpuluh tahun kemudian. Saat Paul, suami Claire meninggal, ia menemukan sebuah video wanita muda yang mirip dengan Anna Kilpatrick yang dikabarkan hilang. Video itu begitu sadis, berisi penyiksaan, pemerkosaan, hingga pembunuhan sang gadis. Semakin ditelusuri, banyak kejanggalan pada diri Paul. Pernikahan manis dan bagai impian yang dibangun bersama Claire bagai istana pasir yang tersapu ombak. Rapuh dan penuh dusta. Dari video itu pula, mereka menemukan jawaban tentang apa yang terjadi pada Julia dan di mana letak jenazahnya.

Diceritakan dari 3 PoV: sang ayah dengan PoV orang pertama, Claire dan Lidya dengan PoV orang ketiga. PoV ayah sangat dalam dan bikin haru. PoV yang paling saya suka, meski sedikit. Sebab frustasi, harapan, marah, dan emosi lainnya tergambar jelas dan apik. Sementara 2 PoV, Claire dan Lidya menunjang detail perjuangan mereka saat keluarganya hancur oleh tragedi. Ending yang menyakitkan tapi membawa penyelesaian yang paling ditunggu: jenazah Julia. Peran Helen pun menawan saat tahu Claire tersandung masalah, ia berubah jadi ibu yang melindungi. Isu yang dibawa pun ternyata kian besar dan berat, tidak hanya melibatkan Paul, tetapi ada jejaring besar dan banyak nama penting, hingga FBI turun tangan.

Cocok untuk yang suka thriller, detail, dan tidak tertrigger dengan isu penculikan-pemerkosaan sadis-pembunuhan.

Saya apresiasi 4 dari 5 bintang.

Meta Morfillah

#1hari1tulisan #bookstagram #oneweekonebook #resensibuku #reviewbuku #bacabuku #prettygirls #karenslaughter #metamorfillah #fiksi

01 September, 2025

[Review buku] Saatnya Ayah Mengasuh

Judul: Saatnya Ayah Mengasuh
Penulis: Ulum A Saif
Penerbit: Strong From Home 
Dimensi: 204 hal, cetakan pertama Desember 2018
ISBN: -

Indonesia termasuk ke dalam fatherless country (negeri tanpa ayah), ketiga di dunia. Banyak anak menjadi "yatim" meski fisik ayahnya masih ada. Sebab pengasuhan dialihkan pada gadget dan dibebankan pada sang ibu saja. Menyikapi fenomena itu, penulis menggagas sebuah gerakan bernama Gerakan Ayah Mengasuh. Melalui buku ini, literasi anti thesis fatherless country dijelaskan dalam 4 bab. 

Bab 1, memunculkan kesadaran melalui pertanyaan "Mengapa ini (mengasuh) penting untuk para ayah?" dengan suri teladan Rasulullah, ragam penelitian masalah anak dan dampak dari ayah mengasuh melalui kisah para ayah lainnya.

Bab 2, "Apa yang semestinya para ayah yakini?" membuka wawasan bahwa setiap terjadi penyimpangan fitrah anak penyebabnya adalah ayah. Ayah pula yang harus banyak berdialog dengan anak dan menjadi benteng agar anak tidak melewati batas.

Bab 3, "Belajar jadi ayah" dengan menyikapi fenomena sekitar, prinsip dan ikhtiar yang bisa dilakukan (one day with ayah, 60 minutes with ayah, dll). Terakhir, bab 4 merupakan kisah nyata lika-liku para ayah mengasuh anak.

Buku ini sepasang dengan Saatnya Ibu Menjadi Ibu (SIMI) yang ditulis oleh istri penulis. Secara kata, lebih sedikit tapi ngena dan bahasanya pas. Khas seorang lelaki yang tidak banyak bicara, tapi dalam ilmu dan praktiknya. Banyak sekali yang menjadi wawasan dan quotes penyemangat untuk mengasuh anak sesuai fitrah. Mata pun terasa dimanja dengan full colour, ilustrasi dan tipografi menarik, bahan kertas dan sampulnya juga bagus.

Cocok untuk yang suka non fiksi, parenting, fitrah based education, dan para orangtua (ayah) yang cinta belajar.

Saya apresiasi 5 dari 5 bintang.

Meta Morfillah

#1hari1tulisan #bookstagram #oneweekonebook #resensibuku #reviewbuku #bacabuku #saatnyaayahmengasuh #ulumasaif #metamorfillah #nonfiksi

30 August, 2025

[Review buku] Almond

Judul: Almond
Penulis: Sohn Won Pyung
Penerbit: Grasindo
Dimensi: 222 hal, cetakan pertama 2019, edisi digital RBK
ISBN: 9786020519807

Yoonjae terlahir dengan amigdala sekecil almond, yang membuatnya menderita Alexitimia, kesulitan merasakan emosi. Hal itu membuat ekspresinya datar dan tidak pandai bersosialisasi. Ibu yang menyadari kelemahan Yoonjae melatihnya sedari kecil bagaimana cara merespons sekitar agar ia tidak dibully. Sayangnya, sebuah peristiwa berdarah menjelang ulang tahunnya yang kedelapan belas, membuat Yoonjae kehilangan ibu dan neneknya. Sejak itu, ia hidup sendiri dan mulai dibully sebab tidak bisa merespon emosi sekitar. Lalu masuklah Gon, anak lelaki yang sempat hilang dan ditemukan saat dewasa dengan banyak rekor kenakalan. Hubungan Yoonjae dan Gon yang berawal dari musuh perlahan menjadi persahabatan yang tulus. Namun, bisakah Yoonjae merasakan emosi dengan latihan ataukah selamanya ia tidak memiliki emosi?

Saat antre buku ini di RBK, saya tidak tahu apa kisah dan hubungan almond sebagai judulnya. Saya tertarik sebab almond adalah kacang kesukaan saya dan ilustrasi wajah anak lelaki yang datar membuat penasaran. Ternyata kisahnya mirip Dr. Frost, hanya saja Yoonjae tidak sejenius itu. Secara alur bagi saya cukup lamban, sebab penulis mengokohkan karakter Yoonjae dengan detail. Mulai menarik saat Gon dan Dora masuk ke dalam hidup Yoonjae.

Mindblowing ketika sedikit saja bagian tubuh kita tidak berkembang, dampaknya bisa jauh dan lama bagi hidup kita. Karakter Yoonjae yang berusaha mengeja dan merasakan cinta membuat novel ini menyuarakan ketulusan yang unik, dari seseorang yang tidak mengerti artinya tulus.

Cocok untuk yang suka novel dengan pace lamban namun bermakna dalam.

Saya apresiasi 4 dari 5 bintang.

Meta Morfillah

#1hari1tulisan #bookstagram #oneweekonebook #resensibuku #reviewbuku #bacabuku #almond #sohnwonpyung #metamorfillah #fiksi

28 August, 2025

[Review buku] Cards on the table

Judul: Cards on the table
Penulis: Agatha Christie
Penerbit: GPU
Dimensi: 320 hal, cetakan ketujuh Februari 2019, edisi digital ipusnas
ISBN: 9786020623047

Mr. Shaitana adalah kolektor yang unik. Ia tidak disukai banyak orang, tapi kaya dan sering mengadakan pesta. Saat bertemu Poirot, ia mengundang ke jamuan pribadi untuk memamerkan koleksi kriminalnya: pembunuh yang lolos dari hukuman. Hal yang lucu namun berbahaya di mata Poirot. Empat orang tamu dengan riwayat lolos dari dakwaan pembunuhan yaitu Dr. Roberts, Mayor Despard, Mrs. Lorrimer, dan Anne Meredith disatukan dalam sebuah permainan kartu: bridge. Selain Poirot, Mr. Shaitana juga mengundang penulis misteri terkenal Mrs. Olliver, Komisaris Battle, dan Kolonel Race. Hal itu membuat sang pembunuh ketakutan akan dibongkarnya rahasia masa lalu, sehingga ia pun membunuh Mr. Shaitana. Akankah pembunuhnya lolos lagi kali ini? Apa rahasia masa lalu yang ditutupi mereka berempat?

Wah, gak nyangka saya terjebak dengan kecohan penulis hingga akhir, menyangka pembunuhnya adalah Anne sedari awal. Padahal gamblang clue yang tersajikan. Meski tetap, dia sesuai prasangka saya, gadis jahat. Kekurangan novel ini bagi saya hanya satu: harus paham permainan bridge. Sebab dari sana Poirot berhasil melihat psikologi sang pembunuh. Saya tidak paham, makanya tidak memberi nilai sempurna. Padahal ini salah satu kasus menarik sepanjang saya membaca kasus-kasus Poirot.

Cocok untuk yang suka novel misteri, pembunuhan, dan detektif Hercule Poirot.

Saya apresiasi 4 dari 5 bintang.

Meta Morfillah

#1hari1tulisan #bookstagram #oneweekonebook #resensibuku #reviewbuku #bacabuku #cardsonthetable #agathachristie #metamorfillah #fiksi

[Review buku] The number you are trying to reach is not reachable

Judul: The number you are trying to reach is not reachable
Penulis: Adara Kirana
Penerbit: Bukune
Dimensi: 298 hal, cetakan pertama 2016, edisi digital ipusnas
ISBN: 9786022201960

Aira hanya pernah sekolah selama 1 semester SD kelas 1. Selebihnya ia memilih untuk homeschooling sebab ia merasa risih dengan teman sebayanya yang menganggap hobinya belajar aneh. Kejeniusannya pun membuat ia sudah menyelesaikan materi SMA meski usianya baru 15 tahun dan baru saja mengikuti ujian untuk ijazah SMP. Namun sebuah kompetisi cerdas cermat dengan hadiah buku favoritnya membuat ia menyetujui usul Mama dan Kak Zahra, guru homeschoolingnya. Ia akan mencoba sekolah di SMA dekat rumahnya selama 1 semester untuk menjadi perwakilan lomba cerdas cermat. Mama dan Kak Zahra senang mendengar rencananya, sebab mereka menginginkan Aira untuk bersosialisasi dan memiliki banyak teman. Berhasilkah Aira berbaur dan memenangkan lomba itu?

Saat membaca buku ini, saya gak punya ekspektasi apa pun. Hanya tertarik sebab antreannya di ipusnas. Biasanya buku yang antreannya banyak di ipusnas itu seru. Lalu saat mendapat giliran dan membacanya, awal-awal aneh banget bagi saya. Kayak gak mungkin banget ada anak dengan karakter Aira dan Mamanya. Tapi saya teringat pula dengan anak-anak COC, yang sering menang olimpiade. Yah, cukup make sense, sih!

Gaya menulisnya ringan, mengalir, dan saya suka dengan pelajaran bahasa gaul Rio, obrolan setrika dengan Mama, serta membahas buku bareng Arka. Meski masih ada beberapa 'lubang' cerita seperti apa alasan orangtuanya bercerai, lalu semua tokohnya yang berhubungan baik, nyaris tak ada antagonis sehingga kayak kurang real. Overall, cukup menghibur dan menghadirkan perspektif baru di dunia teenlit.

Cocok untuk yang suka novel remaja SMA jenius dengan sedikit romansa.

Saya apresiasi 4 dari 5 bintang.

Meta Morfillah

#1hari1tulisan #bookstagram #oneweekonebook #resensibuku #reviewbuku #bacabuku #thenumberyouaretryingtoreachisnotreachable #adarakirana #metamorfillah #fiksi

27 August, 2025

[Review buku] Mustika zakar celeng

Judul: Mustika zakar celeng
Penulis: Adia Puja
Penerbit: GPU
Dimensi: 224 hal, cetakan pertama Juni 2023, edisi digital ipusnas
ISBN: 9786020670744

Tobor terkejut saat Nurlela, istrinya, mengaku tidak pernah puas saat berhubungan suami istri. Sebelas tahun ia memendam ketidakpuasan itu. Sebagai lelaki, masalah kejantanan adalah harga diri. Tobor pun berusaha dengan segala cara, mulai dari medis, berlatih dengan pramunikmat di Kembangan, dan terakhir hal mistis yang diberitahukan Kang Kopral: mustika zakar celeng. Setelah perjuangan panjang menemui ratu siluman celeng, Tobor terkejut dengan syarat dan ketentuan yang diberikan. Bahwa kekuatan itu hanya akan bekerja dalam wujud celeng dan saat mati ia akan menjadi hamba sang ratu celeng. Cintanya pada Nurlela membuat Tobor menerima hal yang dilarang agamanya itu. Akankah rumah tangganya terselamatkan dan Nurlela terpuaskan?

Saya tertarik membaca buku ini sebab ada kalimat "naskah yang menarik perhatian juri DKJ 2021". Setelah membacanya, memang menarik. Terutama gaya menulis yang mengalir dan banyak menggunakan flashback untuk pengenalan karakter. Tiap tokohnya memiliki masa lalu yang menarik. Namun saat mendekati ending, terutama gambaran tentang celeng mendominasi, saya agak malas membaca detailnya sebab seperti bertele-tele. Sedih juga saat tahu bahwa kisah ini ternyata sad ending untuk Tobor dan Nurlela.

Buku ini masuk ke dalam sastra novel, tapi tidak serumit buku sastra umumnya. Bahasanya pun masih cukup sopan bagi saya, meski agak vulgar, makanya dibatasi usia 21+.

Cocok untuk yang suka sastra, mitos/klenik, dan romansa pernikahan.

Saya apresiasi 4 dari 5 bintang.

Meta Morfillah

#1hari1tulisan #bookstagram #oneweekonebook #resensibuku #reviewbuku #bacabuku #mustikazakarceleng #adiapuja #metamorfillah #fiksi #sastra

26 August, 2025

[Review buku] The red palace

Judul: The red palace
Penulis: June Hur
Penerbit: GPU
Dimensi: 20 bab epub, cetakan pertama 2024, edisi digital RBK
ISBN: 9786020676593

Baek Hyeon, seorang anak haram pada zaman dinasti Joseon, bertekad kuat memilih jalur menjadi perawat istana untuk membanggakan ayahnya. Meski peraturan mengikat terkait istana berujung pada nyawa, ia berhasil mendapatkan posisi itu. Namun sebuah insiden pembunuhan terhadap 4 wanita, dengan tersangka utama adalah gurunya yang ia hormati, membuat ia terjerumus dalam penyelidikan dan politik istana yang melibatkan Putra Mahkota. Dari kasus itu pula, ia bertemu Seo Eojin, inspektur polisi yang menjadi partner penyelidikannya. Mereka bertukar informasi dan menelusuri jejak serta motif pembunuh demi menyelamatkan guru Hyeon dari hukuman mati. Dalam perjalanannya, romansa keduanya tumbuh. Berhasilkah mereka menemukan pembunuhnya? Setelah kasus selesai, bisakah mereka bersatu dengan perbedaan kasta begitu jauh? 

Jujur saja, saat tahu ini kisah historis zaman Joseon (kolosal) saya agak pesimis bisa menamatkannya. Nonton dramanya saja kadang tidak selesai saking rumitnya politik istana. Surprisingly, gaya bahasa penulis dan terjemahannya enak banget. Mengalir, mudah, dan banyak memberi saya wawasan tentang budaya di zaman Joseon yang ternyata berdasarkan nilai-nilai Konfusius. Sungguh page turner hingga tak terasa semalam sudah selesai. Usaha penulis menyesuaikan dengan zaman Pangeran Sado yang menjadi inspirasi cerita, patut diacungi jempol.

Karakter Hyeon dan ibunya menjadi favorit saya. Bagai bentuk perlawanan terhadap kasta dan patriarki yang kuat, saat mereka memperbaiki pola komunikasi, rasanya jadi hangat. Plot twist epic! Hanya sedikit kekurangan, ada banyak typo berupa penggalan kata yang kurang tepat dan agak mengganggu.

Cocok untuk yang suka historical fiction, misteri/thriller, dan romansa di zaman dinasti Joseon.

Saya apresiasi 4 dari 5 bintang.

Meta Morfillah

#1hari1tulisan #bookstagram #oneweekonebook #resensibuku #reviewbuku #bacabuku #theredpalace #junehur #metamorfillah #fiksi

25 August, 2025

[Review buku] Book shamer

Judul: Book shamer
Penulis: Asmira Fhea
Penerbit: Clover
Dimensi: 241 hal, cetakan pertama 2023, edisi digital ipusnas
ISBN: 9786230312083

Amy, seorang booktuber yang tengah mengikuti lomba Versatile Book's Reviewer, tiba-tiba diserang netizen. Semua bermula dari ulasan Amy yang kurang untuk buku antologi berjudul "Mimpi dan Harapan Kita" yang dibuat oleh sebuah komunitas bernama Komunitas Akar Cerita (KAC). Salah seorang kontributornya memakai akun @penulis_amatir memprovokasinya melalui twitter. Hal yang biasa saja sebenarnya, namun menjadi perhatian utama Amy, sebab personal brandingnya terdampak, dan itu merupakan penilaian utama di lomba Versatile. Demi memulihkan nama baik, Amy pun menjadi relawan di KAC dan mulai mencari siapa @penulis_amatir sebenarnya dalam tenggat 1 bulan. Berhasilkah ia menemukan dan memulihkan nama baiknya?

Ini karya kedua penulis yang kubaca setelah "Behind the screen". Dari keduanya aku merasakan penulis memiliki idealisme dan kritik sosial dalam menyajikan cerita. Namun, buku ini lebih "ngena" bagiku sebab duniaku keseharian yang suka mereview bacaan. Meski tidak seniat Amy, sebab memang beda niat (aku buat review, biar gak lupa bacaan yang sudah kubaca). Banyak hal menarik kujumpai dari tokoh Amy, seperti kisahnya mencintai buku, preferensi bacaannya yang diatur orangtua, hingga perjuangannya berprestasi dan menjadi bookfluencer demi mimpinya sekaligus pembuktian pada keluarga. 

Isu sosial yang diangkat juga khas masa kini. Tentang komunitas yang fokus pada pendidikan, di wilayah Bantargebang, bertemu dengan literasi. Seperti bumi dan langit saling melengkapi. Serta tak lupa romansa muda yang mewakilinya. Semua bermula dari sebuah buku, yang ternyata bisa memengaruhi hidup seseorang begitu jauh. Dari Amy yang hanya tahu membaca dan mengulas buku, menjadi Amy yang melihat realita cita-cita rendah akibat ketidakpercayaan diri lalu bertekad bermanfaat bagi yang membutuhkan. Sedikit wawasan tentang bookfluencer/booktuber/bookstagram dan bedanya dengan bookshamer, serta puisi terpanjang.

Cocok untuk yang suka novel, review buku, isu literasi dan pendidikan, sedikit romansa dewasa awal (kuliah).

Saya apresiasi 4 dari 5 bintang.

Meta Morfillah

#1hari1tulisan #bookstagram #oneweekonebook #resensibuku #reviewbuku #bacabuku #bookshamer #asmirafhea #metamorfillah #fiksi

23 August, 2025

[Review buku] Hotel Majestic (Peril at End House)

Judul: Hotel Majestic (Peril at End House)
Penulis: Agatha Christie
Penerbit: GPU
Dimensi: 320 hal, cetakan keempat April 2013, edisi digital ipusnas
ISBN: 9789792293999

Saat menikmati masa pensiunnya di Hotel Majestic bersama Hasting, sahabatnya, Poirot malah bertemu Nick Buckley. Wanita muda, pemilik rumah tua besar bernama End House yang mengalami 4 kali percobaan pembunuhan. Meski Poirot sudah menyatakan pensiun, saat percobaan pembunuhan terjadi tepat di depan matanya, ia tidak bisa diam saja. Menelusuri siapa saja orang yang memiliki motif dan akses ke End House, ia membuat daftar nama A-J. Sayangnya, pembunuhan tetap terjadi, meski menimpa Maggie, sepupu Nick yang dikira Nick oleh pembunuh sebab memakai syal merah milik Nick. Percobaan pembunuhan pun tetap terjadi setelahnya. Berhasilkah Poirot menemukan pelaku dan motif utamanya?

Kisah khas Poirot selalu berdasarkan motif primitif manusia: rasa iri/cemburu dan uang. Itulah yang saya suka pada seri detektif ini. Meski di awal sempat menebak tepat alur dan pelaku, tapi twist yang dikupas perlahan oleh penulis memang membuat goyah keyakinan. Tapi bila kita jeli, menjelang ending banyak clue yang meneguhkan premis awal. Sehingga tidak mengagetkan saat pelaku asli ditemukan. Endingnya juga ada sedikit humor tentang pedagang.

Cocok untuk yang suka novel thriller, misteri, dan detektif Hercule Poirot.

Saya apresiasi 4 dari 5 bintang.

Meta Morfillah

#1hari1tulisan #bookstagram #oneweekonebook #resensibuku #reviewbuku #bacabuku #hargaidirisendiri #hotelmajestic #perilatendhouse#agathachristie #metamorfillah #fiksi

Text Widget