Pages

21 February, 2014

Curhat Kerjaan

“Kalau kerja cuma sekadar kerja, kera di hutan juga bekerja.” – Buya HAMKA-

Kerja seperti apakah yang kamu inginkan? Impikan?

Menjelang satu tahun bekerja di perusahaan yang saat ini sedang saya tekuni, seberapa berarti dan berkontribusi saya bagi perusahaan?

Apa saya hanya karyawan yang tidak berKARYA sebagaimana mestinya? Sadar kan? Karyawan adalah orang yang menghasilkan banyak karya. Maluuu… kalau ternyata hanya jadi beban. Bagi saya pribadi, kerja adalah ibadah, sekaligus aktualisasi diri. Berkali saya diingatkan, “Jangan sampai kau gigit tangan orang yang memberimu makan.”

Tapi tak lantas juga orang itu kau tuhankan. Dia tetaplah hanya perantara, pun pekerjaanmu.

Sudah lama konsep “kerja keras” tidak lagi saya tanamkan dalam otak saya. Semenjak saya membaca beragam buku, mengadaptasi ilmu-ilmu dari cerita orang hebat. Mengapa? Seringkali, orang yang bekerja keras lupa akan efektifnya sebuah tim atau teknologi. Bekerja terlalu keras atau berlebihan pun tak baik. Sudah diingatkan, segala sesuatu yang berlebihan memang tidak baik. Jadilah umat yang tengah-tengah. Itu sabda Nabi…

Seharusnya, kita bekerja cerdas. Cerdas memanfaatkan beragam sumber belajar dan fasilitas yang ada, sehingga sinergisitas terbangun lebih cepat. Apalagi jika memiliki tim… manfaatkan. Jadi semua saling mendukung, bekerja cerdas pun berakhir menjadi kerja yang ikhlas. Hanya saja, semua konsep tentulah lebih mudah dikatakan, praktiknya yaa… banyak faktor yang harus ditelaah. Tentu saja, sebelum menyalahkan banyak faktor tersebut, sudahkah kita menelaah diri kita sendiri? Capek-capek bekerja, menghabiskan waktu, sebenarnya apa saja sih yang telah dilakukan?

Mari kita analisa diri kita sendiri…

Contoh mudah analisa diri saya sekarang ini, dengan kondisi menjelang satu tahun bekerja (Maret nanti) memakai analisa SWOT.

Strength (Kekuatan):

  1. Satu tahun, membuat saya menjadi orang nomor dua di divisi saya yang memiliki pengalaman lebih (entah ini anugerah atau kutukan, sebenarnya saya paling tidak suka bila senior atau dianggap paling tahu hanya karena lama waktu bekerja).
  2. Kemauan belajar saya yang masih bisa ditingkatkan dan cepat menyadari kesalahan untuk belajar kembali dari kesalahan tersebut.
Weakness (Kelemahan):

  1. Emosi saya masih fluktuatif, beberapa kepergian anggota tim membuat saya agak kehilangan dan sempat demotivasi. Egonya masih besar dan mudah marah apabila ada suatu hal yang tak pada tempatnya, tidak sesuai prinsip saya. Katanya sih karena masih darah muda, padahal saya darah rendah dan darah manis.
  2. Masih kurang paham beragam industri klien dan istilah bisnis seluruh perusahaan. Hal ini berdampak pada kualitas pekerjaan saya yang sepertinya belum bagus. Dari kuantitas banyak, tapi ga berkualitas, bukankah percuma saja?
  3. Kadang berimbas dari emosi yang kurang stabil, saya agak malas mempelajari detail perusahaan yang menurut saya tidak penting untuk diri saya. Saya lebih suka meempelajari soft skills dibanding technical, dan sedang mendalami dunia perbukuan, tulisan. Mungkin kemauan saya kurang kuat.
Opportunity (Peluang):

  1. Apa peluang saya ya? Entahlah saya bingung.
Threat (Ancaman):

  1. Kepergian dan ketidaknyamanan dari tim sendiri dan atasan, memungkinkan saya untuk pergi. Jika sudah tidak nyaman dan tidak dibutuhkan lagi, untuk apa saya bertahan?
Sebenarnya apa sih yang ingin saya sampaikan dalam tulisan ini?

Cuma ingin bilang, kerja jangan kayak robot. Gak ada inisiatif, proaktif, dan suasana menjadi tidak positif. Saat menuliskan ini saya sedang demotivasi, kecewa pada hal sekitar dan terutama kecewa pada diri saya sendiri yang sepertinya hanya menjadi polutif, bukan solutif. Saya ingin maju bersama, seperti keluarga. Namun, sepertinya banyak yang merasa saya terlalu dominan (apakah ini asumsi? Mungkin iya, mungkin juga tidak. Secara tidak sadar ada yang pernah mengucapkan hal ini pada saya, keceplosan). Saya terlalu cerewet dan bawel, menuntut semuanya berusaha sempurna. Tapi… mereka tidak suka. Maka saat ini, saya memilih diam apatis saja. Toh, dalam pekerjaan keberadaanmu akan mudah tergantikan. Lebih baik fokus pada prioritas utama saja. Keluarga, cita-cita dan impian. Kemungkinan, saya tidak akan lama di sini. Saya selalu berpikiran, saya akan pergi dari kota ini. Kota yang saya cintai, namun semakin individualis dan hedonis. Entahlah…. Apa sih yang saya tuliskan ini?


No comments:

Post a Comment

Text Widget