Pages

17 February, 2016

Februari kelimabelas

Untuk ayah tercinta, aku ingin bernyanyi walau air mata di pipiku.
Ayah, dengarkanlah! Aku ingin berjumpa, walau hanya dalam mimpi.

17 februari 2001 - 17 februari 2016

Ini tulisanku yang kelima belas di tiap tanggal yang sama tiap tahunnya. Membosankan mungkin bagi yang melihat dan membaca. Tapi tidak pernah bagiku. Sebab ini adalah salah satu caraku merayakan kerinduan, menyegarkan ingatan dan mempertahankan kenangan akan sosoknya yang kian detik kian memudar. Agar aku tak lupa bagaimana rasanya memiliki ayah... dahulu.

Bagi keluarga, sosok yang meninggal akan selalu dikenang dan tak tergantikan. Semenyebalkan apa pun sosok tersebut. Apalagi jika menyenangkan. Bahwa segala tindakan sosok itu menjadi hal yang selalu terpatri bagi keluarganya. Ayah... bagaimanakah rasanya menjadi ayah? Menjadi ayahku, terutama... itu adalah salah satu pertanyaan yang masih saja kupikirkan di antara sekian pertanyaan yang tak sempat kutanyakan padamu.

Selamat 17 februari kelima belas. Selamat belajar banyak hal dari kepergianmu.

Meta morfillah

No comments:

Post a Comment

Text Widget