Pages

31 May, 2024

[Review Buku] Semua untuk Hindia


Judul: Semua untuk Hindia
Penulis: Iksaka Banu
Penerbit: KPG
Dimensi: xiv+154 hlm, cetakan pertama Mei 2014 (edisi digital ipusnas)
ISBN: 9789799107107

Bagaimana cara asyik mempelajari sejarah?

Salah satunya melalui fiksi sejarah. Itulah yang dihadirkan oleh penulis dalam 13 cerita pendek masa kolonial (pra indonesia). Dengan sudut pandang unik, mengambil tokoh aku sebagai narator dari Indo (keturunan Belanda-Indonesia), bangsa lain (Belgia, Prancis) yang bersinggungan dengan beberapa tokoh sejarah Belanda seperti J. P. Coen, von Imhoff, Daendels, hingga kedatangan portugis Cornelis de Houtman ke Hindia. Ada pula persinggungan dengan peristiwa dan tokoh sejarah Indonesia seperti Pangeran Diponegoro, Untung Surapati, hingga perang puputan di Bali. Beberapa konteks yang jadi tradisi, kini saya pahami. Seperti simbol melempar uang kepeng saat puputan, artinya meminta dibunuh oleh orang yang menerima uang itu.

Berbagai intrik hingga pengkhianatan yang terjadi sebab cinta banyak mewarnai kisah di buku ini. Seperti status nyai (wanita pribumi yang dijadikan gundik orang belanda) yang mudah tergeser oleh istri asli belanda, perselingkuhan nyai untuk membunuh suami belandanya, ada juga yang meninggalkan demi cinta pada pribumi (seperti kisah nyai dasima). Belum lagi teror penyakit pada zaman itu seperti lepra, pes, hingga sariawan yang merenggut banyak nyawa.

Bagi saya yang memang lemah dalam sejarah serta geografi, kisah dalam buku ini memang terasa asing dan jauh. Namun memberi sudut pandang baru. Sebab kebanyakan fiksi sejarah yang saya dapat dari sudut pandang pribumi. Berbeda sekali dengan sudut pandang Indo yang cukup pro Indonesia di cerpen ini. Sebab mereka sendiri pun punya dilema tidak diakui sebagai Belanda totok (tulen), tapi juga tidak bisa dianggap sederajat dengan pribumi. Gagasan Max Havelaar tentang politik balas budi pun beberapa kali menjadi acuan sikap penjajah pada jajahannya.

Meski begitu, beberapa masih relevan dengan kejadian saat ini di Indonesia (contohnya quotes yang saya tampilkan). Persis seperti mengulang sejarah, hanya beda pelaku. Ya, belajarlah dari sejarah dan jangan sekali-sekali melupakan sejarah (JAS MERAH)!

Saya apresiasi 4 dari 5 bintang.

Meta Morfillah

#1hari1tulisan #resensibuku #reviewbuku #bacabuku #semuauntukhindia #iksakabanu #fiksisejarah #metamorfillah

28 May, 2024

[Review buku] Melbourne (wedding) marathon


Judul: Melbourne (wedding) marathon
Penulis: Almira Bastari
Penerbit: Grasindo
Dimensi: 228 hlm, cetakan pertama Juli 2017 (edisi digital ipusnas)
ISBN: 9786024521110

Sydney wanita mandiri, pintar, dan amat logis hingga usia 24 tahun belum pernah pacaran. Sebab banyak cowok yang minder dan merasa dia begitu kaku dan sulit diatur sebab kukuh pada prinsip hidupnya. Sementara Anantha berusia 7 tahun lebih tua darinya, dengan latar keluarga ningrat yang broken, baru saja patah hati dicampakkan kekasihnya yang menjalin hubungan 12 tahun, mencoba mencari ganti namun tak ada yang berhasil.

Mereka bertemu dan bersepakat untuk menjadi pasangan selama 1 bulan demi meredam pertanyaan tentang pasangan di berbagai undangan nikah yang ada di Melbourne. Tak disangka, mereka cocok dan nyaman. Namun, hidup tidak seperti kisah cinderella yang berakhir bahagia. Tidak cukup hanya perasaan, latar keluarga yang begitu berbeda merupakan ujian bagi keduanya. Belum lagi masa lalu yang belum selesai dengan baik. Bisakah mereka bersama?

Saya menyukai gaya bahasa penulis yang asyik dan seru. Meski dari konflik terasa biasa saja, tapi saat membaca tak membosankan. Karakter sydney bahkan saya jumpai di kehidupan nyata. Ya, wanita pintar entah mengapa sulit sekali mendapat jodoh. Sebuah stigma yang aneh di indonesia. Romansanya pun ngalir, cheesy namun gak picisan. Saking serunya, saya gak berhenti baca dan menamatkan dalam 3 jam.

Sayangnya, di edisi ini banyak sekali typo. Terutama typo nama tokoh, sehingga cukup mengganggu dan membuat saya bertanya ini lolos editor gak, sih? Kok banyak amat typonya, kayak gak dicek.

Saya apresiasi 4 dari 5 bintang.

Meta Morfillah

#1hari1tulisan #resensibuku #reviewbuku #bacabuku #melbourneweddingmarathon #almirabastari #fiksi #metamorfillah

26 May, 2024

[Review buku] Dinara


Judul: Dinara
Penulis: Vinnara
Penerbit: Namina Books
Dimensi: 375 hlm, cetakan pertama 2022 (edisi digital ipusnas)
ISBN: 9786238808175

Ditinggal menjelang pernikahan dan uang tabungannya dibawa lari oleh Haikal, membuat Dinara kecewa. Impiannya memiliki anak sebelum usia 30 tahun kandas. Namun, tak disangka di saat yang sama Arya pun ditinggal kekasihnya menjelang pernikahan mereka. Keduanya bertemu untuk membatalkan pernikahan di WO yang mereka pilih.

Dinara melihat kesempatan untuk impiannya hingga mengajukan diri pada Arya untuk menikahinya. Awalnya ditolak mentah-mentah, namun dalam beberapa menit, Arya berbalik mengubah keputusan dan dimulailah persiapan pernikahan mereka. Lika-liku penerimaan keluarga atas keputusan mendadak, adaptasi keduanya agar pernikahan berhasil, hingga hadirnya masa lalu menjadi konflik utama yang hadir.

Jujur saja di awal bagi saya novel ini klise sekali. Kayaknya gak semudah itu deh mengganti calon mempelai, jadi kurang make sense. Tapi cara penulis mengolah alur dan membangun karakter tokohnya perlahan membuat cerita jadi tidak membosankan. Flashback di akhir pun cukup mengandung twist seperti di film drama korea. Bahwa jauh sebelum itu keduanya sudah berjodoh.

Namun saya merasakan kebingungan pada karakter Dinara dan Diana saat bertemu. Seolah berganti dan goyah. Di part itu membuat capek bacanya, kayak perang psikologi. Juga ditambah masa lalu Dinara yang dilecehkan ayah tiri, sehingga membuat hubungannya dengan Melia rusak, terasa belum tuntas dan jelas. Saya dapat rekomendasi buku ini, sebab baca komen review di ipusnas. Cukup menarik!

Saya apresiasi 4 dari 5 bintang.

Meta Morfillah

#1hari1tulisan #resensibuku #reviewbuku #bacabuku #dinara #vinnara #fiksi #metamorfillah

24 May, 2024

[Review buku] Anti kendor menyusui


Judul: Anti kendor menyusui
Penulis: Citra Ayu Mustika
Penerbit: Kawan Pustaka
Dimensi: 320 hlm, 20 cm, cetakan pertama 2020 (edisi digital ipusnas)
ISBN: 9789797577551

Meski sudah lewat masa menyusui kedua anak, namun membaca #buku ini bisa membuat saya flashback dan bersyukur kembali. Buku ini masuk dalam wishlist saya di tahun terbitnya, namun baru rezeki membacanya di tahun ini. Penulisnya berkontribusi banyak untuk kesuksesan saya menyusui anak pertama hingga 20 bulan, lalu disapih karena hamil adiknya, yang berhasil paripurna 2 tahun. Jenis buku yang SANGAT SAYA REKOMENDASIKAN untuk dibaca oleh pasangan yang sedang menyongsong status baru sebagai PAYAHBU (PAsangan aYAH dan iBU).

Berisikan 17 bab dan 1 bab ekstra 21+ tentang pasutri, dengan bahasa yang asyik seperti di instagramnya, jenis font dan layout yang menarik, juga ilustrasi dan gambar yang jelas, banyak ilmu yang dibagikan penulis. Semua merupakan best practice dari pengalaman pribadi, mulai dari kesulitan #menyusui sebab anaknya LT/TT, bingung puting karena dot, baby blues, manajemen ASIP ibu bekerja, nursing while pregnant, hingga hubungan non nutrisi yang didapat ibu dan bayi dari proses menyusui. Yang paling saya suka, insight dari segi agama juga masuk.

Kekurangannya, ada banyak sekali typo yang cukup mengganggu bagi saya dan juga membingungkan sebab info yang diterima jadi berbeda seperti di halaman 104 (saat membahas 7 kontak laktasi).

Saya apresiasi 4 dari 5 bintang.

Meta Morfillah

#1hari1tulisan #resensibuku #reviewbuku #bacabuku #antikendormenyusui #olevelove #nonfiksi #metamorfillah

21 May, 2024

[Cerita lirik] “Mesra-mesraannya kecil-kecilan dulu” by Sal Priadi

 


Ba, sementara
Kita mesra-mesraannya
Kecil-kecilan dulu, ya
Tunggu sampai semua mereda

“Dengar deh, lagu ini kayak kita banget!” Sang suami mengeraskan volume ponselnya, memutar lagu dengan lirik yang terasa personal baginya. Istrinya mendengarkan dengan tatapan penuh tanya.

“Apanya yang kayak kita?” dengan lirikan mata, sang istri bertanya.

“Dengar dulu sampai habis, nanti kamu tahu.” Suami menjawab ketidaksabaran istrinya sembari tersenyum.

'Kan kukenalkan
Penampilan hujan di tempat lain
Pemandangan bagus di tempat yang jauh
Bukan yang di dekat rumah saja

Saat lirik ini terdengar, muka sang istri menunjukkan pemakluman. Kepalanya mengangguk-angguk tanda mengerti.

“Ya, kan? Kayak kita. Sering kita rencanakan mau pergi ke mana-mana, tapi akhirnya sering di dekat rumah saja. Ada saja yang belum kondusif.”

Sang istri tersenyum, lalu bicara,”Iya. Entah waktunya, uangnya, atau siapa yang jaga anak-anak. Lalu kita ucapkan mantra penenang hati kita.”

“Sabaaar… semua ada masanya.” Sang suami menimpali sambil tertawa.

“Yaa gitu deh. Mesra-mesraannya kecil-kecilan dulu ya. Makan bareng di rumah, jajan seblak dekat rumah, ke taman sore dekat rumah, jalan pagi sekitaran rumah. Nanti ada masanya ke gunung, pantai, luar kota, luar negeri, haji, dan lainnya.”

“Bisa berduaan aja udah keistimewaan ya?”

“Ya, bisa berdua dan TENANG.”

Kita 'kan tangkap
Banyak kejadian yang menarik
Koleksi suasana asyik
Perasaan-p'rasaan yang baik
Cintanya besar-besaran
Meski mesranya kecil-kecilan

“Apa saja sih, wishlist kita? Yang sering kamu DM ke Instagram aku. Dicatat biar kita checklist saat tiba waktunya.”

“Haha… banyak! Isi DM kamu kayaknya dari aku semua yaa?”

“Iya, banyak. Kebanyakan tempat makan.”

“Hehe… penasaran sama update yang viral. Padahal saldo rekening 50 ribu. Batas minimal.”

“Ya, gak apa. Diaminkan saja dulu. Insya allah satu per satu didatangi.”

“AAAMIIIN!”

Baju pergimu
Jangan kekecilan dulu
Kalau iya, nanti beli baru
Kar'na engkau tiba-tiba besar

“Bagian lirik ini gak sesuai.” Komentar istrinya sembari manyun. “Bajuku udah banyak yang gak muat semenjak hamil dan melahirkan.”

“Hehe… gak apa. Insya allah tar kembali lagi. Namanya juga hamil dan menyusui, ya butuh asupan banyak. Nanti kita olahraga dan puasa bareng. Biar sehat sama-sama.”

“Tungguin ya. Habis menyapih adek, jangan dihamilin lagi!”

“Hmm… gak janji ya. Kalau Allah maunya ada adek lagi, aku gak bisa melawan. Dosa.” Seringai jahil suaminya membuat sang istri mencubit gemas pipi sang suami.

“Alasan!”


20 May, 2024

[Review buku] The whole brain child: 12 strategi


Judul: The Whole Brain Child: 12 Strategi Revolusioner Mendukung Perkembangan otak Anak
Penulis: Daniel J. Siegel & Tina Payne Bryson
Penerbit: Noura Books
Dimensi: 336 hlm, cetakan pertama September 2021 (edisi digital ipusnas)
ISBN: 9786232422766

Mengapa semakin bertambah usia, anak semakin sulit diatur?

Ternyata semua itu sebab otak anak kita yang masih berkembang hingga usia 20 tahun. Buku ini mengajak kita memahami otak mereka secara utuh. Di awal saja kita sudah disadarkan bahwa pengasuhan itu terjadi all the time, bukan hanya saat kita memberi nasihat. Namun segala aktivitas yang kita lakukan, apa pun itu, terekam dalam otak anak kita. Semua itu menjadi tolok ukur mereka dalam menyikapi sesuatu.

Seperti ketika anak kita trauma, cara kita mengatasinya akan memberi dia pedoman bagaimana menyikapi bila terjadi hal yang ia takutkan lagi. Apakah mengabaikan? Merefleksikan dengan bercerita? Atau malah menghapusnya? Di buku ini diterangkan cara sederhana menghadapi anak kita adalah dengan memosisikan dulu otak dominan yang sedang mereka fungsikan. Saat ada suatu kejadian, apakah mereka mengaktifkan otak kirinya yang logis/sistematis atau otak kanannya yang berisikan emosi/kreativitas? Lalu dalam penyelesaiannya, apakah mereka mampu mengaktifkan otak atasnya yang berpikir atau membiarkan otak bawahnya membajak dengan luapan emosi?

Semua itu bisa dilatih dengan strategi seperti metode bercerita, mengajak anak berpikir dan mendengarkan, menggerakkan tubuh untuk menenangkan emosi, dan mendorong empati anak saat berada di tengah konflik.

Saat membaca buku ini, saya teringat ceramah dr. Aisah Dahlan dan konsep STIFIn yang saya pelajari saat mengajar. Namun buku ini tidak sedetail keduanya yang menjelaskan secara ilmiah. Lebih kepada aplikasi praktis yang dijabarkan sesuai usia dan ada lembaran yang disediakan untuk ditempel di kulkas. Kisah yang tersaji pun menarik dan diperkuat ilustrasi yang memudahkan. Namun, bila tidak jeli, banyak yang terasa diulang-ulang dalam buku ini, sehingga cukup membosankan.

Saya apresiasi 4 dari 5 bintang.

Meta Morfillah

#1hari1tulisan #resensibuku #reviewbuku #bacabuku #thewholebrainchild #12strategirevolusioner #nonfiksi #metamorfillah

13 May, 2024

[Review buku] Perempuan yang menunggu di lorong menuju laut


Judul: Perempuan yang menunggu di lorong menuju laut
Penulis: Dian Purnomo
Penerbit: Gramedia Pustaka Utama
Dimensi: 288 hlm, 20 cm, cetakan pertama 2023 (edisi gramedia digital)
ISBN: 9786020673004

Kita kan belajar dari sejarah, pejuang perempuan & pejuang laki² jika tertangkap, siksaannya berbeda. Pejuang perempuan, akan diincar keperempuanannya. Dilecehkan, dicabuli, diperkosa. Di dunia patriarki, kelemahan & harga diri perempuan terletak di kelaminnya. (H. 88)

Meski begitu, Shalom Mawira tetap berjuang demi tanah airnya di Pulau Sangihe. Sebagai perempuan Sangir yg percaya bahwa alam yg ia tinggali saat ini adalah hasil pinjaman pada anak cucu & harus dikembalikan dalam keadaan baik, bukan dieksploitasi seenaknya hingga bencana yg tersisa.

Memang tanahnya mengandung emas, namun akibat penambangan tidak dipungkiri merusak alam. Terbukti dari beberapa penambang liar di Sangihe yg menambang sendiri emas di tanah mereka. Kaya, iya. Tapi makmur, tidak. Sejak tanah ditambang, air bersih tidak ada lagi, semua hewan teracuni. Mereka pun menukar uang membeli air bersih. Kebun tidak bisa lagi digarap. Apalagi jika izin perusahaan penambang emas dilegalkan. Selama 30 tahun, apa yg akan didapat masyarakat Sangihe? Rumah mereka ditawar seharga 10 ribu/meter, bayarnya pun dicicil. Sayangnya, ada saja tetua & orang yg termakan bujuk rayu. Hingga perjuangan ke ranah hukum pun ditempuh, meski kalah, mereka tak mau menyerah.

Jujur saja, novel ini membuat saya mendapat wawasan baru tentang kondisi pulau kecil di Indonesia & bagaimana peliknya urusan eksploitasi sumber daya alam yg merusak lingkungan. Jadi paham, mengapa teman² saya yang aktivis lingkungan sering kali geram & kecewa pada pemerintah. Sebab kehadiran negara sangat tidak terasa. Salut pada semua LSM & aktivis peduli lingkungan!

Isu yg bagus, namun narasinya bagi saya masih biasa saja & datar. Ditambah bahasa daerah yg tidak ada kamusnya, sehingga membuat saya bingung apa arti kalimatnya. Meski lama² terbiasa & paham. Tapi kurang nyaman. Ada beberapa hal yg masih jadi ganjalan juga bagi saya, tentang hilangnya bapak Shalom, Karlos & hantu kebun yg mengganggu Mirah.

Saya apresiasi 4 dari 5 bintang.

Meta Morfillah

#1hari1tulisan #resensibuku #reviewbuku #bacabuku #perempuanyangmenunggudilorongmenujulaut #dianpurnomo #fiksi #metamorfillah

12 May, 2024

[Review buku] Creepy case club - Kasus hantu panggung


Judul: Creepy Case Club - Kasus hantu panggung
Penulis: Rizal Iwan
Penerbit: Kiddo
Dimensi: vii+197 hlm, 13x19.5 cm, cetakan pertama November 2023 (edisi gramedia digital)
ISBN: 9786231341211

Setiap urusan yang belum selesai, selalu berakhir tidak baik. (H. 133)

Namira, Jani, dan Vedi telah lulus kelas 6 SD Baruna Vidya. Untuk merayakan kelulusan itu, sekolah mereka mengadakan pementasan di gedung baru. Semua murid terlibat. Tentu saja Jani menjadi yang paling sibuk seperti biasanya. Ia menjadi pengisi acara sebagai penari dengan Zahra, Keket, dan Chyntia. Namun, Dhana sebagai teknisi belakang panggung melihat hal aneh saat kelompok Tari Jani menari. Ia melihat ada 5 pasang kaki menari dan selendang merah terayun. Saat ia memastikan penglihatannya, ternyata ada sepasang kaki tambahan, tanpa badan!

Saat Dhana menceritakan pada CCC, mereka pun menyelidiki kasus ini sebagai hantu panggung. Mencari pola berulang sebagai bentuk komunikasi dari hantu itu. Vedi melihat langsung sang hantu saat merekam, Jani mengalami hal ganjil di ruang properti, Namira menemukan cara berkomunikasi melalui ghost light. Ternyata, hantu itu ingin mengumpulkan teman-teman masa kecilnya. Di antara temannya itu adalah Mamanya Jani dan Dhana.

Ini adalah seri keenam CCC dengan alur progresif tokoh-tokohnya tanpa melupakan kasus-kasus sebelumnya. Kali ini penulis membuka wawasan terkait seni pertunjukan dan dunia mistis yang melingkupinya, seperti asal usul ghost light. Sayangnya, di buku ini Vedi akan pindah ke Bali. Hingga perpisahan 3 sahabat menjadi tanda berakhirnya cerita CCC. Agak sedih bagi pembaca yang menantikan seri selanjutnya. Apakah benar, serial ini akan berhenti atau berganti tokoh tambahan seperti Dhana?

Saya apresiasi 4 dari 5 bintang.

Meta Morfillah

#1hari1tulisan #resensibuku #reviewbuku #bacabuku #creepycaseclub #kasushantupanggung #rizaliwan #fiksi #metamorfillah

08 May, 2024

[Review buku] Creepy case club - Kasus jendela siluman


Judul: Creepy Case Club - Kasus jendela siluman
Penulis: Rizal Iwan
Penerbit: Kiddo
Dimensi: viii+190 hlm, 13x19.5 cm, cetakan kedua Januari 2024 (edisi gramedia digital)
ISBN: 9786024818074

Sebab sekolah ditutup untuk renovasi, maka 3 sekawan (Namira, Jani, dan Vedi) belajar di rumah dan memasuki kelas online via zoom. Namun, ada beberapa keanehan saat di kelas. Ada satu jendela yang online dengan nama salah satu murid yang terkonfirmasi sakit. Juga saat dihitung jumlah siswa, ada satu jendela kosong yang bertuliskan ~.

Awalnya mereka hanya mengira itu penyusup atau eror di jaringan internet. Namun, beberapa kejadian janggal yang mengikuti setelahnya membuat 3 sekawan memiliki hipotesis bahwa ada hantu yang sedang berupaya berkomunikasi dengan mereka lewat jaringan internet. Sayangnya, petunjuk yang ditinggalkan begitu sedikit dan kemungkinan terlalu luas. Hingga mereka perlu melibatkan kawan mereka yang jago game, demi menemukan hantu tersebut.

Ide cerita di seri keempat ini bagi saya masih kurang tajam di awalan. Dasar penentuan kasus untuk masuk ke kategori hantu, sebab terlalu berlebihan reaksi Namira untuk menyelidiki. Saya coba tempatkan sudut pandang anak seusianya, sepertinya bakal terlewat dan gak berpikir sejauh itu, sih.

Tapi sisanya saya suka deskripsi dan ilmu baru tentang Hitomi Fujiko dan rumah kosong di game. Kodenya juga cukup seru jadi petunjuk. Apalagi kali ini kisahnya tidak tentang murid saja, tetapi juga salah satu guru.

Saya apresiasi 4 dari 5 bintang.

Meta Morfillah

#1hari1tulisan #resensibuku #reviewbuku #bacabuku #creepycaseclub #kasusjendelasiluman #rizaliwan #fiksi #metamorfillah

06 May, 2024

[Review buku] Creepy case club - Kasus pohon pemanggil


Judul: Creepy Case Club - Kasus pohon pemanggil
Penulis: Rizal Iwan
Penerbit: Kiddo
Dimensi: viii+191 hlm, 13x19.5 cm, cetakan kedua Januari 2024 (edisi gramedia digital)
ISBN: 9786024815158

Jangan menjawab saat ada suara memanggilmu di waktu maghrib!
Jangan berkeliaran di waktu maghrib!

Begitulah yang dipercaya warga Desa Weningsari, Bogor, tempat ayah Vedi (Safran) tinggal. Maka, selepas maghrib jalanan pun sepi. Rumah-rumah tertutup. Apalagi semenjak hilangnya Gili, anak Bu Fitri 3 bulan lalu, persis waktu maghrib di dekat pohon besar samping rumah ayah Vedi. Hal itu pula yang menjadikan Vedi, Namira, dan Jani ditatap tak bersahabat oleh warga sekitar saat liburan di sana.

Awalnya mereka acuh saja, hingga suatu malam Vedi mendengar namanya dipanggil oleh pohon besar itu dan ada bayangan yang berdiri di kamarnya. Mereka pun mencaritahu siapakah orang yang berdiri dan memanggil Vedi malam²? Tak disangka, dari pertanyaan itu berkaitan dengan kasus hilangnya Gili. Di tengah pencarian, Vedi pun menghilang, persis seperti Gili!

Namira dan Jani harus berusaha keras memecahkan kode yang tertinggal di pohon besar itu. Apa yang terjadi pada Vedi? Bisakah Vedi kembali?

Isu yang diangkat kali ini menarik. Isu lingkungan tentang pohon sebagai makhluk hidup yang bisa berkomunikasi dengan wood wide web mereka. Bila kalian sudah menonton film avatar (yang biru²) pasti kalian memahami cepat cerita di buku ini. Ilmu barunya bagi saya berupa rasi bintang dan hieroglif. Salut sama penulis yang sering memberikan wawasan baru bagi pembacanya. Meski tetap ada creepy nya, sebab ditempeli dengan takhayul khas indonesia.

Hanya satu kekurangannya, disebabkan font berkait yang dipakai. Di gramedigi, series keempat ini membuat saya lebih lelah dalam membacanya sebab jenis fontnya jadi terlalu rapat dan seperti nyambung.

Saya apresiasi 4 dari 5 bintang.

Meta Morfillah

#1hari1tulisan #resensibuku #reviewbuku #bacabuku #creepycaseclub #kasuspohonpemanggil #rizaliwan #fiksi #metamorfillah

04 May, 2024

[Review buku] Creepy case club - Kasus kutukan congklak

Judul: Creepy Case Club - Kasus kutukan congklak
Penulis: Rizal Iwan
Penerbit: Kiddo
Dimensi: viii+206 hlm, 13x19.5 cm, cetakan kedua Januari 2024 (edisi gramedia digital)
ISBN: 9786024811846

Semenjak memainkan congklak di Museum Nusantara, Jani tertimpa sial tak habis-habis. Hingga ia mencatat ragam kejadian aneh yang dialaminya. Ia pun meminta bantuan pada Namira dan Vedi untuk mencaritahu apakah ini ulah hantu atau sejenisnya. Vedi yang logis pun mencaritahu info detail congklak yang tak biasa itu. Hingga ia menemukan data dan menelusurinya bersama yang lain.

Ternyata itu bukan congklak biasa. Ada legenda kutukan congklak Astapura yang membawa mereka berbincang dengan Pak Mamat asal Belgia. Terkuaklah kisah kerajaan Astapura yang hilang tak bersisa dan kisah menyedihkan tentang kedua pangeran kembar. Ditambah penglihatan Parva saat video call, semakin menguatkan kisah kutukan. Namun, satu hal yang mereka yakini tentang hantu: bahwa jika hantu muncul, tandanya ada hal yang ingin dikomunikasikan dan itulah yang mereka cari tahu.

Seri ketiga CCC ini saya apresiasi sempurna sebab amat menarik penelusurannya. Membuat saya jadi tertarik dengan sejarah kerajaan yang hilang di dunia, hingga tak sempat diabadikan di negaranya sendiri. Lalu mengajak belajar membaca aksara Jawa hanacaraka, dan tentunya isu permainan tradisional yang makin tergeser dunia digital. Hingga diibaratkan di bab pertama, anak² yang asyik memegang gawai ibarat zombie.

Alurnya terasa smooth dan paling saya sukai legenda kedua pangeran. Menyedihkan tapi membuat merinding juga. Analisis 3 sahabat juga keren dalam mempelajari psikologi pangeran dan tukang tenung yang dasarnya baik. Hiburan banget sih, baca series CCC ini.

Saya apresiasi 5 dari 5 bintang.

Meta Morfillah

#1hari1tulisan #resensibuku #reviewbuku #bacabuku #creepycaseclub #kasuskutukancongklak #rizaliwan #fiksi #metamorfillah

03 May, 2024

[Review buku] Creepy case club - Kasus si anak indigo


Judul: Creepy Case Club - Kasus si anak indigo
Penulis: Rizal Iwan
Penerbit: Kiddo
Dimensi: vi+185 hlm, 13x19 cm, cetakan kedua Januari 2024 (edisi gramedia digital)
ISBN: 9786024810085

Ada anak baru di sekolah Namira, Jani, dan Vedi. Namanya Parva. Sedari awal ia masuk, gelagatnya begitu aneh untuk anak seusianya. Hingga suatu kejadian di kelas membuat 3 sahabat itu menyadari bahwa teman baru mereka merupakan anak indigo. Parva bisa melihat hal-hal yang kasat mata. Namun ada 1 kasus yang menyangkut pribadi Parva, yakni terkait hantu Mamanya.

Berbekal pengalaman hantu Soleram (buku 1), 3 sahabat mencoba membantu Parva. Mereka pun mengalami kejadian mistis. Namira melihat sosok mirip Bunda di halaman belakang rumahnya malam-malam. Vedi melihat tabletnya bergerak mencari informasi sendiri tentang anak indigo yang depresi hingga bunuh diri. Jani melihat tulisan HL... P... di kaca saat ia membasuh muka menjelang tidur. Saat mereka bertemu dan menyatukan kejadian yang dialami, mereka menyadari bahwa itu semua adalah petunjuk!

Ini seri kedua CCC dan saya masih menikmatinya, meski ini bacaan untuk anak usia 8-12 tahun. Menarik meski agak menyeramkan. Gaya tulisannya seru. Saya pun baru tahu asal muasal sebutan anak indigo yang ternyata dilihat dari warna auranya.

Hanya saja saya apresiasi tidak sempurna sebab tidak setuju dengan konsep hantunya sih hehe. Asyik buat hiburan saja.

Saya apresiasi 4 dari 5 bintang.

Meta Morfillah

#1hari1tulisan #resensibuku #reviewbuku #bacabuku #creepycaseclub #kasussianakindigo #rizaliwan #fiksi #metamorfillah

01 May, 2024

[Review buku] Unspoken words


Judul: Unspoken words
Penulis: Alicia Lidwina
Penerbit: Gramedia Pustaka Utama
Dimensi: 312 hlm, 20 cm, cetakan pertama 2018 (edisi gramedia digital)
ISBN: 9786020379173

Bila kamu diberi kesempatan bertemu dengan seseorang yang sangat ingin kamu temui namun telah tiada di alam mimpi, apa yang akan kamu katakan?

Bunda yang sudah meninggal 7 tahun lalu, tiba-tiba hadir dalam mimpi Kemuning. Berturut-turut dan begitu jelas hingga saat bangun dari tidurnya Kemuning merasa begitu nyata. Apa yang ingin disampaikan Bunda? Mengapa baru sekarang? Apa yang harus Kemuning lakukan? Ia menceritakan hal itu pada Samudra, suaminya, yang sabar dan menemaninya melakukan banyak hal yang tak biasa akibat mimpi-mimpi itu.

Dengan alur maju mundur, gaya penulis mengupas tiap fase hidup Kemuning dan Bunda sedari TK hingga dewasa. Diiringi kutipan percakapan yang menyertainya di beberapa bab. Novel dengan konflik sederhana tentang perjuangan ibu single parent membesarkan anaknya dan merenggangnya hubungan ibu dan anak saat remaja. Dua orang yang dulu begitu dekat, bahkan satu tarikan nafas, kini berjarak bagai bumi dan langit. Tinggal bersama, namun tidak hidup bersama. Komunikasi yang mendingin.

Ini novel ketiga karya penulis yang saya baca dan membuat saya kaget ternyata bisa juga penulis bercerita dengan latar Indonesia. Namun memang tidak semenarik saat mendeskripsikan Jepang. Alurnya pun terasa begitu lambat dan kurang tajam konflik batin yang saya rasakan. 

Meski begitu, buku ini membuat saya berefleksi tentang hubungan dengan ibu dan bagaimana peran ibu di saat saya menjalaninya sekarang. Berharap anak² saya kelak bisa tetap dekat, sebagaimana saya memaksakan dekat secara hati dan jarak pada ibu saya saat ini.

Saya apresiasi 3 dari 5 bintang.

Meta Morfillah

#1hari1tulisan #resensibuku #reviewbuku #bacabuku #unspokenwords #alicialidwina #fiksi #metamorfillah