Pages

30 August, 2025

[Review buku] Almond



Judul: Almond
Penulis: Sohn Won Pyung
Penerbit: Grasindo
Dimensi: 222 hal, cetakan pertama 2019, edisi digital RBK
ISBN: 9786020519807

Yoonjae terlahir dengan amigdala sekecil almond, yang membuatnya menderita Alexitimia, kesulitan merasakan emosi. Hal itu membuat ekspresinya datar dan tidak pandai bersosialisasi. Ibu yang menyadari kelemahan Yoonjae melatihnya sedari kecil bagaimana cara merespons sekitar agar ia tidak dibully. Sayangnya, sebuah peristiwa berdarah menjelang ulang tahunnya yang kedelapan belas, membuat Yoonjae kehilangan ibu dan neneknya. Sejak itu, ia hidup sendiri dan mulai dibully sebab tidak bisa merespon emosi sekitar. Lalu masuklah Gon, anak lelaki yang sempat hilang dan ditemukan saat dewasa dengan banyak rekor kenakalan. Hubungan Yoonjae dan Gon yang berawal dari musuh perlahan menjadi persahabatan yang tulus. Namun, bisakah Yoonjae merasakan emosi dengan latihan ataukah selamanya ia tidak memiliki emosi?

Saat antre buku ini di RBK, saya tidak tahu apa kisah dan hubungan almond sebagai judulnya. Saya tertarik sebab almond adalah kacang kesukaan saya dan ilustrasi wajah anak lelaki yang datar membuat penasaran. Ternyata kisahnya mirip Dr. Frost, hanya saja Yoonjae tidak sejenius itu. Secara alur bagi saya cukup lamban, sebab penulis mengokohkan karakter Yoonjae dengan detail. Mulai menarik saat Gon dan Dora masuk ke dalam hidup Yoonjae.

Mindblowing ketika sedikit saja bagian tubuh kita tidak berkembang, dampaknya bisa jauh dan lama bagi hidup kita. Karakter Yoonjae yang berusaha mengeja dan merasakan cinta membuat novel ini menyuarakan ketulusan yang unik, dari seseorang yang tidak mengerti artinya tulus.

Cocok untuk yang suka novel dengan pace lamban namun bermakna dalam.

Saya apresiasi 4 dari 5 bintang.

Meta Morfillah

#1hari1tulisan #bookstagram #oneweekonebook #resensibuku #reviewbuku #bacabuku #almond #sohnwonpyung #metamorfillah #fiksi

28 August, 2025

[Review buku] Cards on the table



Judul: Cards on the table
Penulis: Agatha Christie
Penerbit: GPU
Dimensi: 320 hal, cetakan ketujuh Februari 2019, edisi digital ipusnas
ISBN: 9786020623047

Mr. Shaitana adalah kolektor yang unik. Ia tidak disukai banyak orang, tapi kaya dan sering mengadakan pesta. Saat bertemu Poirot, ia mengundang ke jamuan pribadi untuk memamerkan koleksi kriminalnya: pembunuh yang lolos dari hukuman. Hal yang lucu namun berbahaya di mata Poirot. Empat orang tamu dengan riwayat lolos dari dakwaan pembunuhan yaitu Dr. Roberts, Mayor Despard, Mrs. Lorrimer, dan Anne Meredith disatukan dalam sebuah permainan kartu: bridge. Selain Poirot, Mr. Shaitana juga mengundang penulis misteri terkenal Mrs. Olliver, Komisaris Battle, dan Kolonel Race. Hal itu membuat sang pembunuh ketakutan akan dibongkarnya rahasia masa lalu, sehingga ia pun membunuh Mr. Shaitana. Akankah pembunuhnya lolos lagi kali ini? Apa rahasia masa lalu yang ditutupi mereka berempat?

Wah, gak nyangka saya terjebak dengan kecohan penulis hingga akhir, menyangka pembunuhnya adalah Anne sedari awal. Padahal gamblang clue yang tersajikan. Meski tetap, dia sesuai prasangka saya, gadis jahat. Kekurangan novel ini bagi saya hanya satu: harus paham permainan bridge. Sebab dari sana Poirot berhasil melihat psikologi sang pembunuh. Saya tidak paham, makanya tidak memberi nilai sempurna. Padahal ini salah satu kasus menarik sepanjang saya membaca kasus-kasus Poirot.

Cocok untuk yang suka novel misteri, pembunuhan, dan detektif Hercule Poirot.

Saya apresiasi 4 dari 5 bintang.

Meta Morfillah

#1hari1tulisan #bookstagram #oneweekonebook #resensibuku #reviewbuku #bacabuku #cardsonthetable #agathachristie #metamorfillah #fiksi

[Review buku] The number you are trying to reach is not reachable



Judul: The number you are trying to reach is not reachable
Penulis: Adara Kirana
Penerbit: Bukune
Dimensi: 298 hal, cetakan pertama 2016, edisi digital ipusnas
ISBN: 9786022201960

Aira hanya pernah sekolah selama 1 semester SD kelas 1. Selebihnya ia memilih untuk homeschooling sebab ia merasa risih dengan teman sebayanya yang menganggap hobinya belajar aneh. Kejeniusannya pun membuat ia sudah menyelesaikan materi SMA meski usianya baru 15 tahun dan baru saja mengikuti ujian untuk ijazah SMP. Namun sebuah kompetisi cerdas cermat dengan hadiah buku favoritnya membuat ia menyetujui usul Mama dan Kak Zahra, guru homeschoolingnya. Ia akan mencoba sekolah di SMA dekat rumahnya selama 1 semester untuk menjadi perwakilan lomba cerdas cermat. Mama dan Kak Zahra senang mendengar rencananya, sebab mereka menginginkan Aira untuk bersosialisasi dan memiliki banyak teman. Berhasilkah Aira berbaur dan memenangkan lomba itu?

Saat membaca buku ini, saya gak punya ekspektasi apa pun. Hanya tertarik sebab antreannya di ipusnas. Biasanya buku yang antreannya banyak di ipusnas itu seru. Lalu saat mendapat giliran dan membacanya, awal-awal aneh banget bagi saya. Kayak gak mungkin banget ada anak dengan karakter Aira dan Mamanya. Tapi saya teringat pula dengan anak-anak COC, yang sering menang olimpiade. Yah, cukup make sense, sih!

Gaya menulisnya ringan, mengalir, dan saya suka dengan pelajaran bahasa gaul Rio, obrolan setrika dengan Mama, serta membahas buku bareng Arka. Meski masih ada beberapa 'lubang' cerita seperti apa alasan orangtuanya bercerai, lalu semua tokohnya yang berhubungan baik, nyaris tak ada antagonis sehingga kayak kurang real. Overall, cukup menghibur dan menghadirkan perspektif baru di dunia teenlit.

Cocok untuk yang suka novel remaja SMA jenius dengan sedikit romansa.

Saya apresiasi 4 dari 5 bintang.

Meta Morfillah

#1hari1tulisan #bookstagram #oneweekonebook #resensibuku #reviewbuku #bacabuku #thenumberyouaretryingtoreachisnotreachable #adarakirana #metamorfillah #fiksi

27 August, 2025

[Review buku] Mustika zakar celeng



Judul: Mustika zakar celeng
Penulis: Adia Puja
Penerbit: GPU
Dimensi: 224 hal, cetakan pertama Juni 2023, edisi digital ipusnas
ISBN: 9786020670744

Tobor terkejut saat Nurlela, istrinya, mengaku tidak pernah puas saat berhubungan suami istri. Sebelas tahun ia memendam ketidakpuasan itu. Sebagai lelaki, masalah kejantanan adalah harga diri. Tobor pun berusaha dengan segala cara, mulai dari medis, berlatih dengan pramunikmat di Kembangan, dan terakhir hal mistis yang diberitahukan Kang Kopral: mustika zakar celeng. Setelah perjuangan panjang menemui ratu siluman celeng, Tobor terkejut dengan syarat dan ketentuan yang diberikan. Bahwa kekuatan itu hanya akan bekerja dalam wujud celeng dan saat mati ia akan menjadi hamba sang ratu celeng. Cintanya pada Nurlela membuat Tobor menerima hal yang dilarang agamanya itu. Akankah rumah tangganya terselamatkan dan Nurlela terpuaskan?

Saya tertarik membaca buku ini sebab ada kalimat "naskah yang menarik perhatian juri DKJ 2021". Setelah membacanya, memang menarik. Terutama gaya menulis yang mengalir dan banyak menggunakan flashback untuk pengenalan karakter. Tiap tokohnya memiliki masa lalu yang menarik. Namun saat mendekati ending, terutama gambaran tentang celeng mendominasi, saya agak malas membaca detailnya sebab seperti bertele-tele. Sedih juga saat tahu bahwa kisah ini ternyata sad ending untuk Tobor dan Nurlela.

Buku ini masuk ke dalam sastra novel, tapi tidak serumit buku sastra umumnya. Bahasanya pun masih cukup sopan bagi saya, meski agak vulgar, makanya dibatasi usia 21+.

Cocok untuk yang suka sastra, mitos/klenik, dan romansa pernikahan.

Saya apresiasi 4 dari 5 bintang.

Meta Morfillah

#1hari1tulisan #bookstagram #oneweekonebook #resensibuku #reviewbuku #bacabuku #mustikazakarceleng #adiapuja #metamorfillah #fiksi #sastra

26 August, 2025

[Review buku] The red palace



Judul: The red palace
Penulis: June Hur
Penerbit: GPU
Dimensi: 20 bab epub, cetakan pertama 2024, edisi digital RBK
ISBN: 9786020676593

Baek Hyeon, seorang anak haram pada zaman dinasti Joseon, bertekad kuat memilih jalur menjadi perawat istana untuk membanggakan ayahnya. Meski peraturan mengikat terkait istana berujung pada nyawa, ia berhasil mendapatkan posisi itu. Namun sebuah insiden pembunuhan terhadap 4 wanita, dengan tersangka utama adalah gurunya yang ia hormati, membuat ia terjerumus dalam penyelidikan dan politik istana yang melibatkan Putra Mahkota. Dari kasus itu pula, ia bertemu Seo Eojin, inspektur polisi yang menjadi partner penyelidikannya. Mereka bertukar informasi dan menelusuri jejak serta motif pembunuh demi menyelamatkan guru Hyeon dari hukuman mati. Dalam perjalanannya, romansa keduanya tumbuh. Berhasilkah mereka menemukan pembunuhnya? Setelah kasus selesai, bisakah mereka bersatu dengan perbedaan kasta begitu jauh? 

Jujur saja, saat tahu ini kisah historis zaman Joseon (kolosal) saya agak pesimis bisa menamatkannya. Nonton dramanya saja kadang tidak selesai saking rumitnya politik istana. Surprisingly, gaya bahasa penulis dan terjemahannya enak banget. Mengalir, mudah, dan banyak memberi saya wawasan tentang budaya di zaman Joseon yang ternyata berdasarkan nilai-nilai Konfusius. Sungguh page turner hingga tak terasa semalam sudah selesai. Usaha penulis menyesuaikan dengan zaman Pangeran Sado yang menjadi inspirasi cerita, patut diacungi jempol.

Karakter Hyeon dan ibunya menjadi favorit saya. Bagai bentuk perlawanan terhadap kasta dan patriarki yang kuat, saat mereka memperbaiki pola komunikasi, rasanya jadi hangat. Plot twist epic! Hanya sedikit kekurangan, ada banyak typo berupa penggalan kata yang kurang tepat dan agak mengganggu.

Cocok untuk yang suka historical fiction, misteri/thriller, dan romansa di zaman dinasti Joseon.

Saya apresiasi 4 dari 5 bintang.

Meta Morfillah

#1hari1tulisan #bookstagram #oneweekonebook #resensibuku #reviewbuku #bacabuku #theredpalace #junehur #metamorfillah #fiksi

25 August, 2025

[Review buku] Book shamer



Judul: Book shamer
Penulis: Asmira Fhea
Penerbit: Clover
Dimensi: 241 hal, cetakan pertama 2023, edisi digital ipusnas
ISBN: 9786230312083

Amy, seorang booktuber yang tengah mengikuti lomba Versatile Book's Reviewer, tiba-tiba diserang netizen. Semua bermula dari ulasan Amy yang kurang untuk buku antologi berjudul "Mimpi dan Harapan Kita" yang dibuat oleh sebuah komunitas bernama Komunitas Akar Cerita (KAC). Salah seorang kontributornya memakai akun @penulis_amatir memprovokasinya melalui twitter. Hal yang biasa saja sebenarnya, namun menjadi perhatian utama Amy, sebab personal brandingnya terdampak, dan itu merupakan penilaian utama di lomba Versatile. Demi memulihkan nama baik, Amy pun menjadi relawan di KAC dan mulai mencari siapa @penulis_amatir sebenarnya dalam tenggat 1 bulan. Berhasilkah ia menemukan dan memulihkan nama baiknya?

Ini karya kedua penulis yang kubaca setelah "Behind the screen". Dari keduanya aku merasakan penulis memiliki idealisme dan kritik sosial dalam menyajikan cerita. Namun, buku ini lebih "ngena" bagiku sebab duniaku keseharian yang suka mereview bacaan. Meski tidak seniat Amy, sebab memang beda niat (aku buat review, biar gak lupa bacaan yang sudah kubaca). Banyak hal menarik kujumpai dari tokoh Amy, seperti kisahnya mencintai buku, preferensi bacaannya yang diatur orangtua, hingga perjuangannya berprestasi dan menjadi bookfluencer demi mimpinya sekaligus pembuktian pada keluarga. 

Isu sosial yang diangkat juga khas masa kini. Tentang komunitas yang fokus pada pendidikan, di wilayah Bantargebang, bertemu dengan literasi. Seperti bumi dan langit saling melengkapi. Serta tak lupa romansa muda yang mewakilinya. Semua bermula dari sebuah buku, yang ternyata bisa memengaruhi hidup seseorang begitu jauh. Dari Amy yang hanya tahu membaca dan mengulas buku, menjadi Amy yang melihat realita cita-cita rendah akibat ketidakpercayaan diri lalu bertekad bermanfaat bagi yang membutuhkan. Sedikit wawasan tentang bookfluencer/booktuber/bookstagram dan bedanya dengan bookshamer, serta puisi terpanjang.

Cocok untuk yang suka novel, review buku, isu literasi dan pendidikan, sedikit romansa dewasa awal (kuliah).

Saya apresiasi 4 dari 5 bintang.

Meta Morfillah

#1hari1tulisan #bookstagram #oneweekonebook #resensibuku #reviewbuku #bacabuku #bookshamer #asmirafhea #metamorfillah #fiksi

23 August, 2025

[Review buku] Hotel Majestic (Peril at End House)



Judul: Hotel Majestic (Peril at End House)
Penulis: Agatha Christie
Penerbit: GPU
Dimensi: 320 hal, cetakan keempat April 2013, edisi digital ipusnas
ISBN: 9789792293999

Saat menikmati masa pensiunnya di Hotel Majestic bersama Hasting, sahabatnya, Poirot malah bertemu Nick Buckley. Wanita muda, pemilik rumah tua besar bernama End House yang mengalami 4 kali percobaan pembunuhan. Meski Poirot sudah menyatakan pensiun, saat percobaan pembunuhan terjadi tepat di depan matanya, ia tidak bisa diam saja. Menelusuri siapa saja orang yang memiliki motif dan akses ke End House, ia membuat daftar nama A-J. Sayangnya, pembunuhan tetap terjadi, meski menimpa Maggie, sepupu Nick yang dikira Nick oleh pembunuh sebab memakai syal merah milik Nick. Percobaan pembunuhan pun tetap terjadi setelahnya. Berhasilkah Poirot menemukan pelaku dan motif utamanya?

Kisah khas Poirot selalu berdasarkan motif primitif manusia: rasa iri/cemburu dan uang. Itulah yang saya suka pada seri detektif ini. Meski di awal sempat menebak tepat alur dan pelaku, tapi twist yang dikupas perlahan oleh penulis memang membuat goyah keyakinan. Tapi bila kita jeli, menjelang ending banyak clue yang meneguhkan premis awal. Sehingga tidak mengagetkan saat pelaku asli ditemukan. Endingnya juga ada sedikit humor tentang pedagang.

Cocok untuk yang suka novel thriller, misteri, dan detektif Hercule Poirot.

Saya apresiasi 4 dari 5 bintang.

Meta Morfillah

#1hari1tulisan #bookstagram #oneweekonebook #resensibuku #reviewbuku #bacabuku #hargaidirisendiri #hotelmajestic #perilatendhouse#agathachristie #metamorfillah #fiksi

22 August, 2025

[Review buku] Hargai diri sendiri dan berhentilah tersakiti






Judul: Hargai diri sendiri dan berhentilah tersakiti
Penulis: Yoo Eun Jung
Penerbit: GPU
Dimensi: 225 hal, cetakan pertama 2022, edisi digital ipusnas
ISBN: 9786020661339

Buku ini amat cocok dibaca bagi kamu yang berusia 20-40 tahun. Sebab di masa itu pergolakan hidup banyak terjadi. Berlatar belakang ilmu psikiatri, penulis yang praktik di klinik menceritakan beberapa kisah kliennya yang sulit mencintai diri sendiri dan sering merasa tersakiti. Hasil kontemplasi, penelitian, dan pengalaman klien dibagi menjadi 6 bab besar. Di mana tiap bab memiliki 5-6 gagasan utama yang diberikan di akhir dalam bentuk hastag (lihat slide 2-4).

Membaca buku ini membuat saya seperti sedang healing, refleksi, dan melihat kembali alur hidup yang telah saya lewati. Ada banyak kalimat yang sesuai dengan apa yang telah saya jalani sehingga saya banyak mengangguk-angguk setuju. Namun, ada beberapa pula yang saya tidak setujui terutama terkait budaya di korea dan keyakinan yang berbeda. Dari perbedaan kerangka itu, jauh sekali pemaknaan hidup yang saya rasakan. Tentu saja, saya makin mencintai Islam, sebab masalah yang disebutkan dalam kasus itu bisa dipecahkan semuanya dalam Islam. Tinggal kita yang harus lebih mengilmui agama ini.

Gaya bahasanya sederhana, namun saya perlu memperpanjang masa pinjam hingga 4 kali di ipusnas. Sebab tiap kisah yang mewakili 1 gagasan/hastag memerlukan perenungan dalam. Sehingga buku ini tidak masuk ke dalam buku yang bisa dibaca sekali duduk. Ia jenis buku yang memintamu berlama-lama berbincang dengannya, berdua saja.

Cocok untuk yang suka psikologi, self improvement, dan non fiksi, serta ingin lebih menghargai diri dan berhenti tersakiti.

Saya apresiasi 4 dari 5 bintang.

Meta Morfillah

#1hari1tulisan #bookstagram #oneweekonebook #resensibuku #reviewbuku #bacabuku #hargaidirisendiri #berhentilahtersakiti #yooeunjung #metamorfillah #nonfiksi

20 August, 2025

[Review buku] Misteri bilik korek api



Judul: Misteri bilik korek api
Penulis: Ruwi Meita
Penerbit: Grasindo
Dimensi: 238 hal, cetakan pertama Oktober 2017, edisi digital ipusnas
ISBN: 9786024523503

Sunday tinggal di panti asuhan seumur hidupnya. Meski harus menahan sakit hati akibat perkataan pedas Bu Nasti, ia mampu bertahan sejauh ini. Ia menyayangi Berli, Cika, Linda, dan Kiki. Juga berusaha menjaga Emola, yang baru pindah dan memiliki trauma hingga sulit beradaptasi. Namun, sejak panti dipindahkan ke rumah baru yang memiliki sebuah bilik berisi korek api, ada banyak kejadian aneh. Satu per satu kecelakaan menimpa anak-anak yang masuk ke bilik itu. Emola pun tampak semakin aneh dan sering meracau sambil memegang kalungnya. Bersama Nugi, sahabat lelakinya, Sunday mencoba memecahkan misteri agar semua anak selamat.

Dengan 2 PoV dari Sunday dan Emola, potongan kisah terjalin apik. Meski agak sulit di awal untuk memahami maksud Emola, namun perlahan saya bisa mengerti perumpamaan yang ia sebutkan. Memang buku ini ditujukan untuk remaja, tapi sebagai pembaca dewasa saya tetap merasa scary. Ibaratnya seperti dongeng gadis korek api dibuat versi horor. Namun ada beberapa yang masih kurang bagi saya. Seperti logika kebakaran di rumah Sonya dan karakter ayah ibunya Sonya. Mengapa mereka aneh begitu? Padahal awalnya normal. 

Ya, bisa jadi sebab ini bukan genre favorit saya, sehingga setelah selesai pun saya masih dihantui kejanggalan yang tak biasa. Isu asperger dan indigo yang dibawa cukup menarik, namun saya kurang paham ritual kristennya serta suanggi di Ambon.

Cocok untuk yang remaja yang suka horor dan thriller.

Saya apresiasi 4 dari 5 bintang.

Meta Morfillah

#1hari1tulisan #bookstagram #oneweekonebook #resensibuku #reviewbuku #bacabuku #misteribilikkorekapi #ruwimeita #metamorfillah #fiksi

18 August, 2025

[Review buku] Lima cerita: kisah-kisah menjadi dewasa




Judul: Lima cerita (kisah-kisah menjadi dewasa)
Penulis: Desi Anwar
Penerbit: GPU
Dimensi: 5 bab epub, cetakan pertama 2019, edisi digital RBK
ISBN: 9786020613673

Lima cerita pendek dengan tokoh utama perempuan, menggambarkan ragam konflik yang dialami saat menuju dewasa. Pahitnya perbedaan pandangan yang pada akhirnya menemukan solusi meski tidak sepakat. Seperti tokoh Aku di cerita "Kematian", yang menggambarkan renggangnya hubungan putri dan ayah. Padahal ayahnya terkenal baik, dosen yang pintar dan ramah, namun di mata anaknya ia hanyalah sebentuk kegagalan dan banyak kekurangan. Tapi, saat kematian ayahnya terjadi, ia merasakan suatu emosi yang histeris dan bagai kehilangan jangkar sejenak.

Lalu tokoh Djuna di "Cerita Delia", yang menemukan sosok panutan dalam diri Delia yang lebih tua 10 tahun darinya. Aktivis feminis, memiliki suami dan kucing, pintar dan sangat sehat. Sayang, panutannya itu bernasib menyedihkan setelah bercerai dan akhirnya terlantar.

Sementara kisah "Pedihnya pendewasaan" mengingatkanku pada novel A untuk Amanda di mana tokoh utamanya juga merasa fake terhadap dirinya dan ketakutan bahwa semua kehebatan yang ia bangun akan hancur ketika ada yang sadar bahwa ia tidak sehebat itu. Ia tidak pernah gagal sehingga mengalami nervous breakdown (gangguan saraf).

Lalu tokoh Adela di "Cinta sempurna" yang seumur hidupnya menginginkan cinta yang sempurna dan pada akhirnya mendapatkan kenyataan bahwa kesempurnaan itu didapatkan dari pertumbuhan yang melalui luka, bukan sekadar romansa.

Terakhir ada May di "Ibu yang baik" yang cukup membuat saya sedih dengan love hate relationship mereka. Bagaimana pandangan ibu yang melampaui zamannya dan cara mengasuh yang melukai ternyata berasal dari luka masa kecil akibat pengabaian ayah (kakek May) dan ibu (nenek May) yang mati muda. 

Cocok untuk yang suka kumpulan cerpen dengan tokoh utama perempuan dan alur menjadi dewasa.

Saya apresiasi 4 dari 5 bintang.

Meta Morfillah

#1hari1tulisan #bookstagram #oneweekonebook #resensibuku #reviewbuku #bacabuku #limacerita #kisahkisahmenjadidewasa #desianwar #metamorfillah #fiksi

13 August, 2025

[Review buku] #DearTomorrow



Judul: #DearTomorrow Notes to my future self
Penulis: Maudy Ayunda
Penerbit: Bentang
Dimensi: 193 hal, cetakan pertama April 2018, edisi digital ipusnas
ISBN: 9786024301934

Penulis yang juga artis ini dikenal dengan kecintaannya pada ilmu, hingga ia lulus dari Oxford. Meski begitu, ia tetaplah manusia, perempuan, milenial yang juga memiliki pemikiran dan perjuangannya sendiri. Dalam buku ini, kita bisa mengenal lebih dekat sosok Maudy Ayunda yang terlihat smart dan introvert dengan lebih baik.

Ditulis dalam bahasa inggris yang easy, buku ini berisi pemikiran penulis dengan 4 tema besar: being yourself, dreams, love, dan mindsets. Meski halamannya sedikit, tapi isinya dalam dan merupakan refleksi gagasan yang tidak enteng. Sehingga saya perlu memperpanjang masa pinjam di ipusnas untuk menikmatinya. Membaca buku ini seperti kita diajak berdialog tentang diri, ada pertanyaan sebelum tidur, pertanyaan saat bangun, playlist di suasana hati tertentu, kata-kata penguat, dan foto penulis yang menarik dan mempertajam pesan. 

Saya tidak mengapresiasi 5 bintang, meski banyak sekali quote yang saya notice dari buku ini, sebab ada pemikiran penulis yang agak bertentangan (tentang feminisme) dengan prinsip saya. Tapi tak apa, seperti yang dikatakan penulis, untuk menghindari salah paham mungkin kita perlu ngobrol langsung.

Cocok untuk yang suka genre non fiksi, self development, dan ditulis dalam bahasa inggris.

Saya apresiasi 4 dari 5 bintang.

Meta Morfillah

#1hari1tulisan #bookstagram #oneweekonebook #resensibuku #reviewbuku #bacabuku #notestomyfutureself #maudyayunda #metamorfillah #nonfiksi #OWOBMembaca2025

[Review buku] Cursed bunny



Judul: Cursed bunny
Penulis: Bora Chung
Penerbit: Haru
Dimensi: 396 hal, cetakan pertama September 2022, edisi digital RBK
ISBN: 9786235467023

Sepuluh cerita pendek yang membuat bulu kuduk merinding, tapi mikir setelah bacanya. Sebab pada dasarnya semua tokoh memiliki satu kesamaan: kesepian. Selain itu kritik sosial pun terasa meski tidak tajam, seperti patriarki (penulis asal korea selatan), isu sampah, kapitalis, dan lainnya. 

Di antara 10 cerpen, saya paling suka judul "Perangkap" yang memadukan mitologi rubah penghasil emas dengan keserakahan manusia. Lalu 2 cerpen yang membuat saya merenung panjang yaitu "Si Kepala" yang menyadarkan betapa ngerinya bila kita tidak aware dengan sampah yang kita hasilkan, dan "Menstruasi" yang menyindir fatherless dengan bentuk bayi surealis.

Empat cerpen horor tentang hantu ada di "Kelinci terkutuk", "Jari-jari yang dingin", "Rumahku istanaku", dan "Reuni". Lalu ada 2 cerpen fantasi yang tetap dark/gore berjudul "Bekas luka" dan "Penguasa angin dan pasir". Terakhir cerpen "Selamat tinggal, Cintaku" bertema futuristik dan fiksi ilmiah tentang android yang bisa merasa dan memilih keputusan.

Cocok untuk yang suka genre horor, thriller, surealis, dan fantasy dalam bentuk kumpulan cerpen.

Saya apresiasi 5 dari 5 bintang.

Meta Morfillah

#1hari1tulisan #bookstagram #oneweekonebook #resensibuku #reviewbuku #bacabuku #cursedbunny #borachung #metamorfillah #fiksi 

11 August, 2025

[Review buku] Purple eyes



Judul: Purple eyes
Penulis: Prisca Primasari
Penerbit: Inari
Dimensi: 144 hal, cetakan pertama Mei 2016, edisi digital RBK
ISBN: 9786027432208

Ivarr Amundsen memilih mematikan hatinya agar tidak merasa, setelah kematian adiknya, Nikolai. Dengan penyakit kanker darah yang dimilikinya, serta kehilangan beruntun dari kematian orangtua yang kecelakaan dan adiknya yang dibunuh, ia tidak lagi semangat menjalani hidup. Tinggal menunggu kematian menjemput. Namun, hal itu berubah dengan kedatangan Solveig dan atasannya, Halstein. Gadis Inggris yang terasa janggal namun menghidupkan hatinya, ternyata memiliki misi misterius. Solveig tidak boleh jatuh cinta pada manusia. Sayangnya, Ivarr dan Solveig bagai kepingan puzzle yang cocok. Bisakah mereka bersatu, dengan segala perbedaan mereka? Apakah misi Halstein dan Solveig untuk menemukan pembunuh berantai yang membunuh Nikolai tercapai?

Awal hingga tengah kisah begitu menarik. Saya suka sekali penggambaran karakter Hades dan Lyre, didukung latar musim dingin di Norwegia dan penguat pencarian pembunuh berantai. Namun, buku ini memang bukan genre thriller/misteri, sehingga dengan halaman yang sedikit, fokus penulis kembali pada romance yang dibalut mitologi/fairytale di negara latarnya. Di sanalah kurang serunya dimulai. Sebab tidak dibahas bagaimana Hades mendapat ide dan menemukan pembunuh, romansa Ivarr dan Solveig pun terasa kurang dalam (sebab waktunya singkat), lalu kelanjutan Lyre setelah kembali dari bumi. Endingnya memang tersirat happy, namun masih banyak pertanyaan yang mengganjal di kepala.

Cocok untuk yang suka genre fantasy, romance, dan fairy tale/mitologi.

Saya apresiasi 3 dari 5 bintang.

Meta Morfillah

#1hari1tulisan #bookstagram #oneweekonebook #resensibuku #reviewbuku #bacabuku #purpleeyes #priscaprimasari #metamorfillah #fiksi #fantasy

07 August, 2025

[Review buku] Tingka (buku 3)



Judul: Tingka (buku 3)
Penulis: Nicco Machi
Penerbit: Elex Media Komputindo
Dimensi: 143 hal, cetakan pertama 2021, edisi digital ipusnas
ISBN: -

Wor membuat Joe pingsan saat ia berusaha masuk ke dalam mercusuar. Namun di mercusuar itu akhirnya Joe, Sir, dan Wor menemukan kenyataan pahit akan sosok Hamba Agung Dei. Hubungannya dengan Tazky dan Sir, serta masa lalu yang menjadi ironi di masa depan. Keputusan Sir yang berdampak pada hidup Wor, serta hubungan Bri dan Nis pada akhirnya. Akankah takdir berulang seperti itu di Pulau Tingka?

Wah, plot twist banget! Siapa sangka ternyata Sir adalah tokoh utama dan kunci dari semua takdir memilukan di trilogi buku ini. Meski tetap ada yang tidak saya pahami sebab kurang kuat untuk dasar konflik. Paradoks jati diri Dei dan fitrahnya yang dilampiaskan pada wanita setempat, tapi beralasan suci yang ternyata demi putri. Semua itu bertentangan dan kayak aneh banget gak, sih? Kurang masuk dengan Dei yang digambarkan Sir serta Wor sebelum berangkat merantau. Lalu misi Joe juga antiklimaks banget di ending ini. Belum lagi kunjungan singkat Mindy dan Tazky saat itu, buat apa dan kurang jadi dasar untuk Tazky menurut saya, sebab hanya sekali dan sebentar. Dari mana dia lihat sosok ayahnya? Itu sih kritikan terkait ending kisah ini. Soalnya buku satu dan dua keren, tapi di buku ketiga ada yang kurang make sense bagi saya.

Cocok untuk yang suka genre thriller, misteri, dan antropologi tentang kepercayaan.

Saya apresiasi 4 dari 5 bintang.

Meta Morfillah

#1hari1tulisan #bookstagram #oneweekonebook #resensibuku #reviewbuku #bacabuku #tingka #bagiantiga #niccomachi #metamorfillah #fiksi

[Review buku] Tingka (buku 2)



Judul: Tingka (buku 2)
Penulis: Nicco Machi
Penerbit: Elex Media Komputindo
Dimensi: 131 hal, cetakan pertama 2021, edisi digital ipusnas
ISBN: -

Joe memulai wawancaranya tentang kepercayaan Midaya di Pulau Tingka. Namun, saat menanyakan sosok Hamba Agung Dei semua menjawab tidak pernah ada nama itu. Bahkan data penduduk pun tidak memuatnya. Hampir saja Joe meyakini itu sebagai sebuah kebenaran, kalau saja ia tidak ingat pada Tazky yang mengajarkannya untuk membaca gestur manusia. Semua gestur yang didapat bermuara pada satu kesimpulan: bohong. Di manakah sebenarnya Hamba Agung Dei berada? Apa yang ditutupi dari sosok tersebut?

Buku dua ini jauh lebih page turner ya, meski halamannya lebih banyak. Sebab inilah klimaks konfliknya. Kisah kelam beberapa tokoh mulai terkuak dan mendekati konklusi. Saya masih terpukau dengan ide penulis mengangkat konflik penghayatan kepercayaan dan membuat tempat fiksi menjadi believeable. Lanjut lah ke buku ketiga!

Cocok untuk yang suka genre thriller, misteri, dan antropologi tentang kepercayaan.

Saya apresiasi 4 dari 5 bintang.

Meta Morfillah

#1hari1tulisan #bookstagram #oneweekonebook #resensibuku #reviewbuku #bacabuku #tingka #bagiandua #niccomachi #metamorfillah #fiksi

06 August, 2025

[Review buku] Tingka (buku 1)



Judul: Tingka (buku 1)
Penulis: Nicco Machi
Penerbit: Elex Media Komputindo
Dimensi: 112 hal, cetakan pertama 2021, edisi digital ipusnas
ISBN: -

Joe datang ke Pulau Tingka dengan menyamar jadi Tazki yang akan melakukan penelitian terhadap kepercayaan Midaya. Ia membawa misi pribadi. Sementara itu, ada tragedi yang terjadi 3 tahun lalu, yang berdampak pada kesehatan Hamba Agung Yul. Semua berpusat di mercusuar yang terbengkalai dan menjadi sumber cerita hantu bagi anak remaja seperti Fikar, Nis, dan Bri. Apakah misi Joe? Tragedi apa yang terjadi 3 tahun lalu? Apa yang ada di mercusuar?

Begitu banyak pertanyaan di buku bagian satu dari trilogi Tingka. Dari awal kisah kepercayaan Midaya, kalimatnya memikat saya dan membuat tak berhenti ingin membaca (page turner banget!) hingga tak sadar sudah tamat. Untungnya bagian 2 dan 3 sudah saya pinjam juga di ipusnas, sehingga bisa saya lanjutkan segera. Saking Pulau Tingka rasanya nyata, saya sampai searching apakah benar ada pulau dan kepercayaan itu. Lalu saya ketemu blog penulisnya ( https://apotekhidupkartikajaya.wordpress.com/2021/05/05/tingka-si-anak-dengan-effort-terbesar/ ) dan banyak pertanyaan di kepala terjawab saat membacanya. Ukuran font yang cukup besar di ipusnas ini juga bikin gak pusing, jadi bisa untuk yang lagi reading slump juga. Di bagian 1 ini masih orientasi dan membangun karakter serta history, jadi memang banyak pengenalan tokoh. Kuy, lanjut buku kedua!

Cocok untuk yang suka genre thriller, misteri, dan antropologi tentang kepercayaan.

Saya apresiasi 4 dari 5 bintang.

Meta Morfillah

#1hari1tulisan #bookstagram #oneweekonebook #resensibuku #reviewbuku #bacabuku #tingka #bagiansatu #niccomachi #metamorfillah #fiksi

[Review buku] Lord Edgware dies



Judul: Lord Edgware dies
Penulis: Agatha Christie
Penerbit: GPU
Dimensi: 336 hal, cetakan kedelapan Oktober 2013, edisi digital ipusnas
ISBN: 9786020610375

Jane Wilkinson, seorang aktris cantik dan terkenal, menyatakan keinginan membunuh suaminya, Lord Edgware pada Hercule Poirot dan tamu undangan. Tak lama, Poirot menerima kabar bahwa Lord Edgware mati dibunuh. Tersangka utamanya adalah Jane. Di saat yang sama, alibi Jane begitu kuat sebab sedang menghadiri pesta di Chiswick. Dengan menelusuri motif, didapat nama kemenakan, Ronald Marsh yang diduga kuat sebagai pembunuh. Namun pembunuhan kedua dan ketiga yang menimpa Carlotta dan Ross menunjukkan bukan Ronald pelakunya. Dengan celetukan orang di jalan, akhirnya Poirot berhasil menemukan pelaku yang memainkan pikiran Poirot. Hampir saja kasus ini menjadi kegagalan terbesarnya.

Secara cerita, dari awal saya sudah menebak pelaku dan caranya, sebab memang clue sejelas itu. Distraksi yang diberikan pun tetap menguatkan saya pada pelaku sebenarnya. Hanya lagi-lagi motif yang kurang saya pahami sebab memang berdasarkan kultural dan religiusitas masa itu. Hal lain yang disayangkan, sebab saya membacanya di ipusnas adalah edisi digitalnya begitu buruk. Seperti scan buku, diubah ke pdf, dan tidak konsisten. Ada yang jelas, ada yang buram sekali, bahkan nyaris hilang hurufnya seperti buku bajakan.

Cocok untuk yang suka genre thriller, misteri, pembunuhan, dan tokoh detektif Hercule Poirot.

Saya apresiasi 4 dari 5 bintang.

Meta Morfillah

#1hari1tulisan #bookstagram #oneweekonebook #resensibuku #reviewbuku #bacabuku #lordedgwaredies #matinyalordedgware #agathachristie #metamorfillah #fiksi #herculepoirot

04 August, 2025

[Review buku] Three act tragedy



Judul: Three act tragedy
Penulis: Agatha Christie
Penerbit: GPU
Dimensi: 288 hal, cetakan keenam Agustus 2018
ISBN: 9786020383682

Poirot diundang ke sebuah jamuan yang diadakan oleh mantan aktor berusia 55 tahun. Di sana terbunuh seorang pastor tua yang baik. Tak lama, ada jamuan kedua dan menyebabkan kematian dokter saraf terkenal yang juga menjadi tamu di pesta sebelumnya. Dengan modus yang sama, keracunan nikotin, kedua kejadian itu pun dianggap berkaitan dan dilakukan oleh orang yang sama. Tepatnya orang yang menjadi tamu dalam 2 pesta itu. Hal ini mengerucutkan pada 7 nama tamu yang hadir. Berbekal itulah, Poirot menyelidiki masa lalu untuk mengetahui motif dasar sebuah pembunuhan.

Dari awal membaca, kecurigaan saya besar terhadap pelaku. Sebab judul dan narasinya mendukung sekali pada seorang pelaku. Saat terbukti benar dugaan saya, tetap saja dalam proses menuju ending banyak pengalih perhatian yang sempat menggoyahkan. Meski begitu, memang masih tetap porsi besar kecurigaan saya tertebak saat wawancara satu per satu tamu dilakukan. Endingnya pun khas Poirot, yang selalu menekankan bahwa motif utama pembunuhan selalu tentang keinginan dasar. Kali ini tentang keserakahan dan cinta yang terhalang agama dan negara. Urutan pembunuhan pun saya bisa tebak, sebab familiar pada sebuah cerita di mana ada pembunuhan pengalih perhatian untuk tidak dicurigai pembunuhan utamanya. Bahasanya ringan dan seru untuk dinikmati sekali duduk.

Cocok untuk yang suka genre thriller, misteri, pembunuhan, dan tokoh detektif Hercule Poirot.

Saya apresiasi 4 dari 5 bintang.

Meta Morfillah

#1hari1tulisan #bookstagram #oneweekonebook #resensibuku #reviewbuku #bacabuku #threeacttragedy #trageditigababak #agathachristie #metamorfillah #fiksi #herculepoirot

03 August, 2025

[Review buku] Jatuh hati pada Montessori



Judul: Jatuh hati pada Montessori
Penulis: Vidya Dwina Paramita
Penerbit: B first
Dimensi: 216 hal, cetakan ketujuh Agustus 2019
ISBN: 9786024260750

Apa yang terbayang saat mendengar kata "Montessori"?

Bagi saya aparatusnya yang mahal, baru tokoh bernama Maria Montessori. Baru setelah membaca buku ini saya memahami filosofi Montessori dari sejarahnya hingga praktik penulisnya. Meski saat menuliskan buku ini, penulis belum memiliki anak kandung, namun terasa sekali perjuangannya memahami dunia anak sebagai orang dewasa yang sadar. Penerapan Montessori pun berdampak baik bagi manajemen emosi dan kesadaran berperan penulis di pendidikan anak usia dini.

Banyak kalimat yang lahir dan "jleb" sebab memang hasil observasi dan pengalaman jujur. Meski saya bukan Montessorian dan anak saya tidak sekolah di sekolah yang menerapkan Montessori, buku ini tetap useful dan memberi perspektif baru serta dalam untuk melihat kembali cara belajar anak yang berfokus pada proses. Tidak seperti orang dewasa yang berfokus pada hasil. Bahasanya ringan dan dilengkapi foto-foto kegiatan serta sedikit penjelasan aparatus Montessori dan fungsinya. Ada juga beberapa contoh lesson plan.

Cocok untuk orangtua, guru paud, dan yang tertarik pada montessori.

Saya apresiasi 4 dari 5 bintang.

Meta Morfillah

#1hari1tulisan #bookstagram #oneweekonebook #resensibuku #reviewbuku #bacabuku #jatuhhatipadamontessori #montessori #vidyadwinaparamita #metamorfillah #nonfiksi #parenting