CARA MENANTI TERBAIK
"Met, cara kasih motivasi untuk pasangan yang belum punya anak setelah lama menikah bagaimana ya?"
Ada yang aneh dengan pertanyaan itu?
Jangan tertawa... meski saya belum menikah, banyak kawan bahkan yang jauh lebih senior bertanya masalah rumah tangga pada saya.
Pernah juga ada yang mau bercerai setelah puluhan tahun menikah dan memiliki 3 orang anak, lalu meminta pendapat saya. Apa yang saya lakukan? Berhari saya dengarkan curhatnya, hingga keputusan tersebut dilaksanakan. Saya hanya memberi tahu pandangan saya terhadap masalahnya, sebagai orang luar. Sekarang nampaknya beliau jauh lebih bahagia.
Sebenarnya, saya belum punya pengalaman masalah kerumahtanggaan. Saya hanya mencoba mendengar saat mereka membutuhkan telinga. Kautahu, wanita itu hanya butuh didengar, saat dia curhat sebenarnya bukan solusi yang dicari. Tapi sekadar mengeluarkan uneg-uneg. Fitrahnya wanita harus banyak bicara sebab dalam sehari kemampuannya memang mengeluarkan 20.000 kata.
Berbeda dengan lelaki, hanya 2.000 kata. Makanya lelaki kalau banyak omong, tidak dieksekusi pemikirannya, patut dipertanyakan.
Well, balik lagi. Lucu ya, saya yang belum menikah apalagi punya anak ditanya hal macam itu. Tapi saya bisa jawab. Mengapa? Sebab saya membaca. Saya cari tahu sekitar permasalahan yang sering dicurhatkan pada saya. Saya berikan sedikit ilmu yang saya dapat dari bacaan, cerita orangtua, hasil kajian dan pengamatan sekitar.
Untuk semua yang sedang di ruang tunggu, menunggu jodoh, anak, pekerjaan, kelulusan, dll, bersabarlah dan bersyukur. Ada banyak nikmat yang telah didapat, mengapa menunggu sebentar saja sudah menuntut? Mungkin Allah sedang mempersiapkanmu untuk menyambut hadiahnya. Agar saat kamu memilikinya, kamu perlakukan dengan baik sebab kamu tahu rasanya menanti lama.
Kalau pun memang tidak diberi Allah, mengapa harus fokus pada yang belum dimiliki? Rasa-rasanya ada banyak kebahagiaan lain yang bisa kita syukuri. Bila masih su'udzan dengan ketentuan Allah, coba ubah pola pikir seperti ini "Mungkin kalau keinginan saya ini dikabulkan, saya belum siap. Malah akan menyusahkan. Tidak bisa begini begitu."
Hasilnya, insya Allah kamu akan lebih banyak memahami kekurangan dan tahu diri harus belajar apa lagi. Sungguh, diri kita ini begitu banyak kekurangannya. Belajar sepanjang hayat pun, masih belum cukup untuk memahami ilmuNya.
Yuk, jangan berhenti belajar, menjadi baik!
Meta morfillah