Pages

27 April, 2016

Hafalan hadits kelas 1-3

HADITS KELAS 3

1. Hadits senyum
Laa tahqironna minal ma'rufin syaian, wa lau an talqo akhooka bi wajhi tolqin.

Janganlah kamu menganggap remeh apa saja dari kebaikan, meski kamu menjumpai saudaramu dengan muka manis (senyum). H. R. Muslim

2. Hadits keutamaan menahan marah
Laisassyaadidu bisshoro'ati, innamassyadidulladzina yamliku nafsahu 'indal ghodob.

Orang kuat itu bukanlah orang yang jago bergulat, akan tetapi orang kuat itu ialah orang yang mampu menahan dirinya ketika marah. H. R. Bukhori dan Muslim

3. Hadits larangan mencelakakan sesama muslim
Man dhorro musliman dhorrohullahu, wa man syaqqo musliman syaqqallahu 'alaihi

Barang siapa mencelakakan sesama muslim, maka Allah akan mencelakakan dirinya, dan barang siapa menyusahkan seorang muslim niscaya Allah akan membuatnya susah. H. R. Abu Dawud dan Tirmidzi, Hassan.

4. Hadits keutamaan belajar dan mengajarkan al quran
Khoirukum man ta'allamal quraana wa 'allamahu

Sebaik-baik kalian adalah orang yang belajar dan mengajarkan Al quran. H. R. Bukhari

5. Hadits larangan makan dan minum sambil berdiri
Naha rosulullahi ayya'kularrojulu aw yasyroba qooiman

Rasulullah SAW melarang makan dan minum sambil berdiri. H. R. Muslim

6. Hadits keutamaan orang yang suka menolong
Allahu fii 'aunil 'abdi ma kaanal 'abdu fii 'auni akhihi

Allah selalu menolong hambaNya selama hambaNya menolong saudaranya. H. R. Muslim

7. Hadits anjuran untuk bersedekah
Alyadul'ulya khoirum minal yadissufla

Tangan di atas lebih baik dari tangan di bawah. H. R. Muslim

8. Hadits keutamaan puasa ramadhan
Man shooma romadhoona iimanan wahtisa'ban gufirolahuu ma taqqodama min dzanbihi

Barang siapa berpuasa di bulan ramadhan dengan penuh keimanan dan mengharap pahala dari Allah, maka akan diampuni dosa-dosanya yang terdahulu. H. R. Bukhari

HADITS KELAS 2

9. Hadits niat
Innamal a'maalu binniyyati wa innama likullimri inma nawa

Sesungguhnya setiap perbuatan itu tergantung niatnya, dan setiap orang hanya mendapatkan apa yang diniatkannya. H. R. Bukhari dan Muslim

10. Hadits keutamaan sedekah
Maa naqosot shodaqotun min maalin

Harta tidak akan berkurang dengan sedekah. H. R. Muslim

11. Hadits keutamaan shalat berjamaah
Sholaatul jama'ati tafdhulu sholatul fadzzi bisab'iwwaisyrina darojatan

Shalat berjamaah pahalanya melebihi shalat sendiri-sendiri dengan 27 derajat. H. R. Bukhari dan Muslim

12. Hadits berbakti pada orangtua
Ridhollahi fii ridholwaalidayni wa sakhotullahi fii sakhotilwaalidayni

Ridha Allah ada dalam ridha ibu bapak, dan murka Allah ada dalam murka ibu bapak. H. R. Tirmidzi, shohih

13. Hadits anjuran mendahulukan yang kanan
Kaana shollallahu 'alaihi wassallam yuhibbuttayamuuna fii kulli syaiin

Rasulullah SAW menyukai mendahulukan yang kanan dalam segala hal. H. R. Ibnu Hibban

14. Hadits larangan untuk sombong
Laa yadkhulul jannata insana fii qalbihi mitsqoolu habbatin min khordalin min kibrin

Tiada masuk surga orang yang dalam hatinya terdapat sebesar biji sawi dari kesombongan. H. R. Muslim

15. Hadits bersuci sebagian dari iman
Atthuhuru syatrul iimaan

Bersuci adalah sebagian dari iman. H. R. Muslim

16. Hadits keutamaan puasa
Asshoumu junnatun

Puasa adalah benteng. H. R. Tirmidzi

HADITS KELAS 1

17. Hadits orang islam bersaudara
Almuslimu akhul muslim

Orang islam adalah saudara bagi orang islam lainnya. H. R. Muslim

18. Hadits kunci shalat
Miftahusshalaati atthuhuuru

Kunci shalat adalah bersuci. H. R. Tirmidzi, Hassan

19. Hadits masuk surga
Man qoola laa ilaaha illallah mukhlison dakholal jannata

Barang siapa mengucapkan kalimat laa ilaaha illallah dengan penuh keikhlasan maka akan masuk surga. H. R. Ahmad, Shohih

20. Hadits memberi salam pada orang yang lebih tua
Liyusallimisshogiiru 'alal kabiir

Hendaklah orang yang muda memberi salam pada orang yang lebih tua. H. R. Bukhari dan Muslim

21. Hadits tiang agama islam
Ro'sul amril islaam wa amudduhussholaah

Pokok segala urusan adalah islam. Tiang agama islam adalah shalat. H. R. Tirmidzi

22. Hadits surga di telapak kaki ibu
Ilzamha fainnal jannata tahta aqdaamiha

Berbaktilah terus kepadanya (sang ibu) karena surga itu berada di bawah telapak kakinya. H. R. Ahmad, Shohih

23. Hadits Niat
Innamal a'maalu binniyyat

Sesungguhnya setiap perbuatan itu tergantung niatnya. H. R. Bukhari dan Muslim

24. Hadits sedekah adalah bukti
Asshodaqotu burhaanun

Sedekah adalah bukti. H. R. Muslim

25. Hadits larangan marah
Laa taghdhob

Jangan marah. H. R. Bukhari

24 April, 2016

[Review buku] Strawberry cheesecake

Judul: Strawberry cheesecake
Penulis: Ayuwidya
Penerbit: Bentang Pustaka
Dimensi: iv + 304 hlm, 20.5 cm, cetakan pertama Maret 2016
ISBN: 978 602 291 138 8

Demi menarik perhatian cowok yang disukainya, Alana--artis terkenal--rela berbohong bahwa dirinya suka memasak. Sampai ia sering membelikan strawberry cheesecake kesukaan Aidan di Orchid Cafe dan mengaku kue itu adalah buatannya. Tentunya dengan mengganti kotak dan membuang segala identitas orchid cafe di dalamnya. Alana tak pernah menyangka kebohongan kecilnya itu akan menyeretnya ke dalam situasi yang lebih rumit. Ia terjebak pada sebuah acara reality show yang meliputnya memasak secara live di dapur. Tidak hanya itu, gara-gara strawberry cheesecake kesukaan Aidan, ia pun menjadi mengenal Regan melalui kejadian yang tak mengesankan.

Siapa sangka, bahwa segala kekacauan itu akan membuatnya lebih dekat pada Regan yang misterius. Hingga perlahan Alana menyadari bahwa ada tunas perasaan yang baru tumbuh di hatinya. Hatinya mempertanyakan, siapakah yang sesungguhnya ia cintai, Aidan atau Regan? Untuk apa semua kekonyolan dan kebohongan ini ia jalani?

Awal saya membaca naskah ini dalam bentuk soft file masih kurang mengalir. Namun saat saya sudah memegangnya dalam bentuk buku, saya bisa menikmatinya selembut strawberry cheesecake yang saya bayangkan. Manis, membuat tersenyum, hingga di beberapa part saya tertawa. Logika ceritanya menjadi lebih asyik dan dapat saya bayangkan seperti menonton film korea. Ada perbaikan dan penambahan adegan serta ending yang so sweet. Sungguh berkembang dari naskah awal yang saya baca. Saya dibuat tertawa dan meringis malu seakan saya yang menjadi Alana. Menurut saya, itu adalah sebuah kesuksesan ketika pembaca merasa seperti dialah sang tokoh utama. Tapi sungguh, saya tidak mau menjadi seperti Alana. Berpura-pura mencintai dapur dan memasak. Saya jauh lebih suka bilang "Tidak suka masak, atau tidak bisa masak." Meskipun saya bisa dan saya akan memasak yang terbaik bila saya sayang pada seseorang. Haha...

Hanya butuh waktu dua jam untuk menyelesaikan novel ringan bergenre metropop ini. Hanya saja untuk covernya saya kurang suka. Di bayangan saya harusnya sepotong strawberry cheesecake berwarna pink soft dengan latar putih, atau celemek ala Celebrity Cake Show dengan nuansa riang.

Saya apresiasi 4 dari 5 bintang.

"Apakah kamu tahu bagaimana rasanya itu? Melakukan sesuatu yang paling kamu benci untuk orang yang kamu cintai?" (Hlm. 64)

"Betapa enaknya kalau kita bisa mengerjakan apa yang kita sukai sepanjang hari. Berkarier dan hidup dari hal itu." (Hlm. 99)

"Kita punya cara sendiri-sendiri untuk bertahan hidup tanpa orang yang kita cintai. Sebagian orang bertahan dengan memori, sebagian lagi justru terluka karena memori. Jadi... kurasa kita tidak bisa memvonis seseorang itu kuat atau lemah berdasarkan caranya melupakan orang yang dicintai." (Hlm. 142)

Meta morfillah

[Sekolah Ayah Bunda] Memaknai Hari Kartini

Sekolah Ayah Bunda #2 (Keluarga sukses, ibu cerdas ayah hebat)

MEMAKNAI HARI KARTINI

Iis Istiqomah
Minggu, 24 April 2016

Terlepas dari kontroversi kepahlawanan Kartini yang diperingati sebagai hari besar, kita bisa memetik inspirasinya:
1. Kesadaran menjadi perempuan pembelajar
2. Kemampuan bersinergi dan berkepedulian sosial
3. Kemampuan mendokumentasikan dan menebar pemikiran/ide

Tantangan keluarga indonesia saat ini meliputi:
1. Disharmonisasi keluarga
2. Seks bebas
3. HIV dan narkoba
4. Aborsi
5. Perceraian tak terkendali
6. Anak-anak terlantar

70% perceraian di Indonesia adalah kasus gugat cerai (data tahun 2009). Artinya, istri yang mengajukan tuntutan cerai. Maka menjadi pertanyaan besar, ADA APA DENGAN PEREMPUAN? hingga begitu mudah menyerah terhadap pernikahannya.

80% perceraian melanda usia pernikahan di bawah 5 tahun. Dari beragam kasus yang narasumber hadapi, kebanyakan terjadi karena pihak istri begitu ringan mengucapkan kata cerai, bahkan hal itu bisa memicu KDRT. Maka tahanlah kata "Ceraikan saja aku!" agar tidak keluar dari mulut Anda, semarah apa pun Anda.

Poin temuan tentang keluarga:
1. Pendidikan ibu penting dalam keluarga
2. Konflik ketika istri bekerja lebih mengganggu keluarga. Di sini perlu adanya strategi penyeimbangan kerja dan keluarga.
3. Perlunya daya dukung: alam, lingkungan, agama, infrastruktur, dll.
4. Pendidikan suami dan pendapatan keluarga yang tinggi, ternyata menyebabkan semakin rendahnya youth resilience (ketahanan anak muda). Ini fenomena yang unik. Ternyata bila ayahnya pintar dan kaya, tapi ibunya tak mampu mengimbangi, cenderung anaknya menjadi anak yang bermasalah. Maka kembali ke poin 1, bahwa pendidikan ibu begitu berperan penting bagi anak.

Belajar dari Nabi Ibrahim:
Dalam sirahnya pertemuan antara Nabi Ibrahim dan Nabi Ismail hanya tergambar sebanyak 5 kali. Pertama, saat bayi Nabi Ibrahim harus meninggalkan anaknya bersama istrinya di lembah yang tandus (kisah air zam-zam). Lalu baru bertemu kembali saat anaknya remaja, dan itu pun membawa misi untuk berqurban. Pertemuan selanjutnya saat nabi ismail telah menikah dan nabi ibrahim berkunjung tetapi nabi ismail sedang tidak ada. Istri nabi ismail lalu mengeluhkan hidupnya, sebelum pulang nabi ibrahim menitip pesan agar nabi ismail mengganti palang pintunya. Itu adalah perintah untuk menceraikab istrinya dan mencari yang lebih saleha.

Frekuensi pertemuan ayah dan anak yang amat jarang, tapi kita dapati nabi ismail tetap menghormati dan menyayangi ayahnya. Padahal bisa saja ia mengingkarinya sebab nabi ibrahim tak sempurna ada di sisinya sebagai ayah. Mengapa nabi ismail bisa berkarakter saleh seperti itu, tanpa peran ayah di sisinya? Jawabannya adalah pada Siti Hajar, ibunya yang menanam konsep diri positif serta kharisma sang ayah pada anaknya. Sehingga sang anak mengerti mengapa ayahnya tak berada di sisinya namun tetap menyayanginya.

Tingkatan keluarga ideal dimulai dari:
1. Keluarga harmonis.
2. Keluarga berpengaruh, mulai mengajak keluarga sekitarnya untuk turut dalam aksi kebaikan.
3. Keluarga menginspirasi.

*catatan sepemahaman penulis

Meta morfillah

23 April, 2016

[Cerita Lirik] Kehidupan

Kesenangan yang datang
Tak akan selamanya
Begitulah selepas susah ada kesenangan
Seperti selepas malam datangnya siang
Oleh itu waktu senang jangan lupa daratan

Gunakan kesempatan untuk kebaikan
Sebelum segalanya terlepas dari genggaman
Kelak menyesal nanti tak berkesudahan
Apa guna sesalan hanya menekan jiwa

Jangan difikir derita akan berpanjangan
Kelak akan membawa putus asa pada tuhan
Ingatlah biasanya kabus tak berpanjangan
Setelah kabus berlalu pasti cerah kembali

Ujian adalah tarbiyah dari Allah
Apakah kita kan sabar ataupun sebaliknya
Kesenangan yang datang selepas kesusahan
Semuanya adalah nikmat dari tuhan

~~~~~~~~~~~~~~~~~~

Siti menggenggam tangan sahabatnya lalu berkata, "Barakallah ya, semoga lancar hingga hari H."

"Terima kasih, Siti. Semoga kamu lekas nyusul ya."

Siti mengaminkan dan tersenyum. Tak lama temannya pamit. Tinggallah Siti sendiri di ruang tamu. Undangan bertinta perak di atas kertas ungu menjadi fokus tatapan Siti.

"Sampai kapan aku akan begini? Setiap mendapat undangan pernikahan terlebih dari orang terdekatku, ada bahagia juga ada perih yang mengiris hati. Bertanya-tanya kapankah tiba giliranku. Kapankah tiba namaku yang tercetak di sana. Haaaah... kamu masih belum ikhlas, Siti! Bodoh."

***

Bertahun berlalu. Siti belum juga bersanding dengan siapa pun. Waktu menggerogoti usianya. Siti semakin tua, namun auranya begitu energik. Sebab ia mengisi harinya dengan beragam aksi sosial. Membunuh sepi dengan tawa dan senyum orang yang dibantunya. Tak sekali pun ia izinkan dirinya untuk meratap. Sebab sekali saja ia memberi waktu memikirkan usianya, ia takut jatuh pada lembah keputusasaan. Bagi Siti, ketidaksempurnaan hidupnya adalah tarbiyah dari Allah. Siti memilih bersabar dengan bergerak dalam kerja amal.

Sayangnya, Allah terlalu sayang pada Siti... Siti diberikan penyakit berat yang membuatnya harus terhenti dari segala aktivitas. Usianya didiagnosa tak akan lama lagi. Semenjak dirawat, ruangan Siti tak pernah sepi dari penjenguk. Ternyata, semua yang pernah dibantu dan bertemu dengannya menyayangi Siti.

"Kukira, aku akan mati dalam sepi sebab aku sendiri. Tiada pendamping apalagi anak. Nyatanya, aku memiliki mereka. Orang-orang yang kusayangi dan menyayangiku. Bukankah ini impian semua orang, Siti? Mati di sekeliling orang yang disayang dan menyayangi."

Perkataan itu ternyata menjadi perkataan terakhir Siti sebelum akhirnya ia meninggal dengan tenang. Wajahnya tersenyum bahagia layaknya pengantin wanita yang dijemput selepas akad oleh pengantin pria yang telah lama dinantikannya. Siti... semoga ia menjadi bidadari surgaNya.

*cerita lirik Kehidupan by In-team

Meta morfillah

Selamat Hari Buku!

SELAMAT HARI BUKU!

Aku cinta buku. Sebab dari buku banyak kisah bermula. Dari buku, aku tahu bapak begitu menyayangiku. Beliau yang mengenalkanku, agar cinta pada buku. Meski aku berdiam di kamar, wawasanku berkelana jauh. Aku bisa membayangkan ada di Museum Louvre, naik gondola di Venesia, bergetar haru di Uhud, dan tempat lain yang belum terjangkau fisik. Perasaanku pada buku tergambar dalam pernyataan Al Jahiz berikut,

”Buku adalah teman yang tidak akan menampar Anda, tidak akan menipu Anda, tidak akan membosankan Anda, dan tidak akan membuat Anda gelisah. Buku adalah seorang tetangga yang tidak mengganggu Anda. Buku juga sahabat yang tidak memuji dengan tujuan mengurangi apa yang telah Anda punyai. Buku tidak curang kepada Anda, tidak menipu Anda dengan kemunafikan, dan tidak melancarkan tipu daya pada Anda.”

Lalu, jika kamu mengenalku hari ini... maka dapat kautemukan beragam buku yang telah kubaca terpancar dalam tiap perkataan dan perilakuku. Sebab aku adalah bagian dari apa yang telah kubaca.

"I am part of everything I have read."

Meta morfillah

22 April, 2016

Biasa saja

BIASA SAJA

"Apa kabar istri dan anakmu? Bagaimana rasanya jadi ayah?"

Tulus dan murni rasa ingin tahu saat kulontarkan pertanyaan itu padamu. Kau pun bercerita dengan muka berseri meski tak tertutupi pula lelahmu. Namun itu lelah yang berbeda. Lillah... bangga. Sebab kau telah purna menjadi seorang anak, suami, dan ayah. Tidak seperti aku yang bahkan menggenap saja belum.

Tapi, hei... andai kautahu beberapa tahun sebelum saat ini. Aku kira tidak akan ada fragmen seperti saat ini. Aku yang mengajukan pertanyaan itu padamu dengan tenang dan ikhlas. Kukira akan sangat berat, bahkan untuk bertemu denganmu saja... kukira aku akan kehilangan nyali. Tapi ternyata, aku merasa tak pernah kehilangan apa-apa. Melepaskanmu adalah salah satu hal terbaik dalam hidupku. Sebab dalam upayaku melepaskanmu, aku mengenal dan mempelajari banyak hal yang membuatku menjadi diriku seperti saat ini. Mencintai Sang Maha Daya Cinta. Ah, ternyata biasa saja jatuh cinta, patah hati, lalu membangun cinta kembali. Semua itu sama biasanya dengan siklus bernafas, makan, dan lainnya. Hanya menjadi berbeda saat kita memberi porsi lebih untuk mendramatisirnya.

Semoga akan tiba saatnya, kamu yang bertanya balik kepadaku dengan pertanyaan yang senada. Doakan, yaa (n_n)

Meta morfillah

20 April, 2016

Mengajar adalah belajar

Seorang anak ikhwan makan dengan tangan kiri, lalu temannya berkata, "Kaana sholallahu 'alaihi wassalam...(hadits anjuran mendahulukan yang kanan)"

Belum selesai temannya membacakan, dia sudah mengganti tangannya dengan yang kanan sembari tersenyum malu.

~~~~~~~~~~~~~~~~

Seorang anak akhwat minum sambil berdiri. Temannya yang melihat langsung berkata, "Tidak boleh minum sambil berdiri kata bu guru, ada haditsnya!"

~~~~~~~~~~~~~~~~

Seorang anak ikhwan berkata kotor pada temannya. Temannya yang mendengar mengingatkan, "Innallaha yubghidul faahisyal badzia. Sesungguhnya Allah membenci orang yang keji dan kotor kata-katanya."

~~~~~~~~~~~~~~~

Saya sedang menerangkan pelajaran, tiba-tiba hujan.

"Ibu, hujan. Berdoa dulu!"

Saya mengangguk.

Serentak mereka berdoa dengan lantang.

"Doa turun hujan. Allahumma shayyiban naafi'an. Yaa Allah turunkanlah hujan yang bermanfaat. Aamiin."

Saya melanjutkan pembelajaran. Hingga satu jam kemudian hujan berhenti. Saya tak sadar akan hal itu, sebab tengah mengoreksi hasil pekerjaan mereka.

"Ibu, hujannya sudah berhenti."

Saya edarkan pandangan ke sekeliling. Lalu saya mengangguk. Serentak mereka lantang berdoa.

"Doa setelah hujan berhenti. Muthirna bifadhlillahi warahmatihi. Kami diberi hujan dengan karunia dan rahmat dari Allah."

~~~~~~~~~~~~~~~

Masih banyak kejadian keseharian yang berulang dan terus saling mengingatkan di antara kami. Seperti saat mau belajar, masuk dan keluar kamar mandi, makan, bersin, marah, dsb. Saling mengingatkan dengan doa dan hadits. Selain membantu menghafal, juga membantu memahami waktu penerapannya. Bukan semata hafalan omong kosong. Lagi-lagi... kadang hal itu menjadi berat saat berada di luar situasi kondusif seperti di sekolah. Misalnya, saat kondangan lalu saya tidak mendapat tempat duduk dan tidak memungkinkan untuk jongkok karena sempitnya ruangan. Dalam hati sering menjadi konflik batin ketika saya terpaksa makan dan minum sambil berdiri. Hanya bisa banyak-banyak istigfar, semoga Allah tak mengazab saya seperti dalam Q. S. Shaff ayat 2-3. Saya mengajarkan sesuatu yang tidak saya lakukan. Na'udzubillah...

Sungguh, mengajar hati yang bening dari prasangka itu adalah upaya keras untuk mengajarkan diri saya selangkah di depan mereka agar menjadi teladan yang bisa mereka tiru. Mengajar... adalah belajar.

Meta morfillah

18 April, 2016

Peniru ulung

Pembelajaran tematik matematik tentang mengenali sudut bangun datar. Saat trapesium sama kaki, saya jelaskan sebab diberi nama seperti itu, karena kakinya sama kanan kiri.

"Kalau yang ini (menunjuk gambar trapesium siku-siku) namanya trapesium apa, yaa?"

Dengan lantang dan yakin, mereka menjawab,

"TRAPESIUM SATU KAKI!"

"TRAPESIUM BEDA KAKI!"

Pecahlah tawa saya, sementara muka anak-anak bingung tak mengerti apa yang menyebabkan saya terbahak.

~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~

"Buu... main yuk!"

"Main cing jongkok, Buu!"

"Iya, Bu. Ibu ikutan. Kalau gak ada Ibu, gak seru."

Akhwat bergerumbul memeluk saya, bahkan ada yang mencoba memanjat tubuh saya. Berusaha mendorong saya ke lapangan.

Tersenyum saya menjawab, "Ingat tidak ini hari apa?"

"Senin, Bu."

"Kalau hari Senin dan Kamis Ibu libur dulu mainnya ya, takut lelah dan kehausan."

"Oh iyaaa... kan Ibu puasa sunnah Senin-Kamis, ya?"

"Yaaah... aku lupa mau puasa kayak Ibu."

"Aku puasa, doong." Celetuk seorang anak akhwat.

"Waah, hebat. Setengah hari atau satu hari?"

"Sampai nanti pulang, Bu. Aku enggak snack time dan makan siang. Makannya di rumah."

"Masyaa Allah... hebat! Kamu bilang sama mama?"

"Iya. Aku bilang mau ikutin Ibu."

~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~

Pembelajaran:
* Dunia anak-anak masih begitu polos. Mereka hanya tahu konsep hitam dan putih. Baik dan buruk. Antonim. Tiada bias. Amat berhati-hati saat bicara dan mengajarkan konsep pada mereka. Bila salah, ya luruskan dengan tegas. Mereka belum mengerti tentang memahami situasi perkecualian, bila tidak dijelaskan di awal. Mereka menuntut penjelasan sejelas-jelasnya sesuai dunia hitam dan putih mereka.

* Tanpa sadar, perilaku keseharian atau perbuatan yang kita anggap kecil, bahkan tak ada niat untuk menyuruh mereka mengikuti, ditiru dengan saksama. Sungguh, anak-anak adalah peniru yang ulung. Inilah yang membuat berat. Semoga mereka mengambil yang baik dan meninggalkan yang kurang baik dari diri ini.

"Barang siapa mengangkat dirinya sebagai pemimpin, hendaknya dia mulai mengajari dirinya sendiri sebelum mengajari orang lain. Dan hendaknya ia mendidik dirinya sendiri dengan cara memperbaiki tingkah lakunya sebelum mendidik orang lain dengan ucapan lisannya. Orang yang menjadi pendidik bagi dirinya sendiri lebih patut dihormati ketimbang yang mengajari orang lain." (Ali bin Abi Thalib)

Sungguh, yaa Rabb... betapa bodohnya diri ini bila merasa pantas mendidik orang lain sementara dirinya sendiri belum mampu ia didik.

Faghfirlii...

Meta morfillah

17 April, 2016

[Review buku] Wonderful wife

Judul: Wonderful wife
Penulis: Cahyadi Takariawan
Penerbit: Era Adicitra Intermedia
Dimensi: xvi + 324 hlm, 14.5 cm, cetakan pertama Juli 2015
ISBN: 978 602 1680 23 0

Belajar menjadi istri terbaik atau salihah haruslah melalui suami. Maka, dalam pernikahan hal tersebut bukanlah hasil akhir melainkan sebuah proses tiada henti untuk memperbaiki diri. Memang tidak mudah, tapi bukan berarti tidak mungkin.

Buku ini menggambarkan setidaknya ada 10 karakter yang harus dimiliki agar menjadi wonderful wife (istri saliha):
1. Pandai menyenangkan suami
Indikatornya adalah menyenangkan saat dipandang suami, bukan orang lain. Melingkupi penampilan fisik, sikap dan kepribadian menyenangkan, serta kondisi emosional-spiritual yang terjaga.

2. Menaati suami dengan penuh cinta di hati
Bukan jenis ketaatan takut dan terpaksa, melainkan hormat dan cinta. Ketaatan dalam kebaikan, bukan kemaksiatan.

3. Menjaga kehormatan dan harta suami
Menjaga rahasia, dengan menghindari curhat terbuka di TV, media sosial, curhat jalanan/dengan orang yang baru ditemui, curhat intens pada seorang lawan jenis, dan curhat pada mertua atau orangtua. Jika mau curhat hanya pada pasangan, pihak yang kompeten menyelesaikan masalah keluarga, dan Allah.

4. Melayani suami dengan sepenuh hati
Meliputi dapur, sumur, kasur. Meski zaman telah berubah, pelayanan istri harus tetap melingkupi itu.

5. Memberi inspirasi dan motivasi bagi suami
Caranya dengan sikap yakin akan kemampuan suami, tenang saat melihat suami gelisah, pengertian, setia, dan sabar.

6. Fokus melihat kebaikan suami
Berlatih mengingat kebaikan suami dan memaafkan serta melupakan salahnya.

7. Menjadi sahabat suami
Setelah menikah jangan sibuk "berkeluarga" lalu lupa untuk "bersahabat" dengan pasangan. Cara menjadi sahabat suami adalah menghapus kenangan buram masa lalu (move on dari mantan), menemani aktivitas suami dan jangan berhenti saling mengenali.

8. Menguatkan kebaikan suami
Istri harus menguatkan suami dalam aktivitas ibadahnya, akhlak, dan orientasi hidup. Jaga suami dari kemungkinan korupsi dan selingkuh.

9. Menghormati dan memuliakan suami
Tetap bijak meski penghasilan atau pendidikan istri lebih tinggi dari suami. Jangan terlalu merasa hebat dan mandiri hingga merasa semua bisa dilakukan sendiri dan tak butuh suami.

10. Melahirkan dan mendidik anak sepenuh hati
Ikhlas mengandung, melahirkan, dan menyusui. Jadilah sahabat serta teladan bagi anak, hingga anak akan menaati Anda. Pilihkan calon ayah terbaik untuknya.

Secara garis besar isinya ada cukup banyak pengulangan dari buku wonderful family. Mungkin karena series sehingga bahasannya masih terkait dan diberikan hasil penelitian yang sama. Ada beberapa typo. Secara pengemasan pun mirip dengan series lainnya.

Saya apresiasi 4 dari 5 bintang.

"Hanya sahabat yang mau menemani dan mendengarkan cerita pasangan dengan sabar dan telaten. Pada pasangan tua, cerita mereka akan berulang, menceritakan hal-hal yang sama, karena mereka tidak lagi memiliki cerita baru." (Hlm. 162)

"Jangan letih mengerti, jangan lelah memahami, jangan bosan mengenali." (Hlm. 201)

"Jika menjumpai laki-laki yang enak diajak mengobrol, selalu nyambung dan nyaman saat diajak curhat, jangan teruskan. Segera hentikan dan jauhi laki-laki tersebut. Jika istri tidak tegas dari awal, akan membuat kedekatan perasaan tersebut berkembang menjadi kenyamanan emosional yang membuat Anda semakin sulit untuk melepaskan diri." (Hlm. 231)

Meta morfillah

13 April, 2016

Ketahuilah, Nak

Ketahuilah, Nak...
Betapa kalian benar-benar keajaiban dalam hidupku. Meski aku memasuki dunia kalian dengan setengah hati, enggan, dan opsi terakhir di ambang kepasrahan serta kekalahan egoku. Tapi kalian telah menerimaku sepenuh hati. Meski baru berhitung bulan, kalian sudah seperti kukenal lama. Seperti anak yang kuasuh dari lahir, meski bukan berasal dari rahimku. Kepolosan kalian mampu mengubah diri yang angkuh dan banyak alasan ini semakin merunduk dan mendekat padaNya. Meski kalian tidak menuntut. Tapi kalian meniru dengan hebat apa yang kulakukan. Sifat baik dan buruk amat kalian perhatikan. Tak jarang aku harus meminta maaf saat benar-benar salah dan lupa untuk menunjukkan bahwa guru pun manusia yang harus bersikap ksatria. Bukan seseorang yang diistimewakan. Bahkan terlalu banyak khilafku pada kalian.

Ketahuilah, Nak...
Betapa aku amat berharap salah satu dari kalian kelak akan bersaksi di hadapanNya, menolong memberatkan timbangan kebaikanku dan menarik tanganku untuk ke surga. Namun, kutahu bahwa itu tidak akan terjadi tanpa aku memperbaiki diri. Maka, inilah aku yang jauh tertinggal dari kalian, berusaha mengejar agar pantas digugu dan ditiru. Godaannya sangat berat, Nak. Berkali aku hampir menyerah. Bukan diriku. Itu yang sering setan bisikkan padaku untuk kembali pada kebodohan dahulu.

Ketahuilah, Nak...
Keajaiban kalian sedang bekerja padaku. Sejak kali pertama hingga saat ini. Sekelilingku mulai terperangah akan perubahannya. Sementara diri ini tetap saja merasa masih jauh... jauuuuuhhh dari standar menjadi gurumu. Mereka keliru menilaiku. Sebab Allah masih menyelimuti aibku. Nak... terima kasih telah membuatku menemukan kembali hakikat diriku. Tolong aku untuk tetap istiqomah di jalanNya. Maafkan bila aku tak sempurna, bahkan terkenal galak jika waktu salat, muraja'ah, dan zikir tiba. Semoga aku mampu mendidik diriku sendiri ke arah lebih baik seperti yang dikatakan Ali bin Abi Thalib:

"Hendaknya dia mendidik dirinya sendiri dengan cara memperbaiki tingkah lakunya sebelum mendidik orang lain dengan ucapan lisannya. Orang yang menjadi pendidik bagi dirinya sendiri lebih patut dihormati ketimbang yang mengajari orang lain."

Meta morfillah

10 April, 2016

[Review buku] Wonderful family

Judul: Wonderful family
Penulis: Cahyadi Takariawan
Penerbit: Era Adicitra Intermedia
Dimensi: xxii + 250 hlm, 14.5 cm, cetakan kelima januari 2015
ISBN: 978 602 8237 82 6

Banyak orang mengibaratkan kehidupan setelah pernikahan itu samudra yang luas dan dalam. Keluarga adalah kapal yang tengah melintasinya. Pada awal mengawali, kapal berjalan aman dan lancar. Ada pemandangan indah dan menyenangkan hingga membuai semua penumpang kapal. Setelah perjalanan semakin jauh, mulailah bertemu angin kencang, cuaca tidak tetap, gelombang ganas bahkan badai! Lalu bagaimana menghadapinya agar tidak oleng, berubah haluan atau bahkan karam?

Buku ini menyajikan 10 catatan penulis mengenai wonderful family, sesuai dengan pengetahuan dan pengalamannya selama menjalani pernikahan 20 tahun yang dikaruniai 3 pasang anak. Wonderful family adalah sebuah keluarga yang selalu merasakan kebahagiaan karena dilandasi oleh syukur. Mereka merasakan ketenangan dalam kehidupan berkeluarha karena dilandasi hati yang bersih. Mereka mendapatkan keindahan karena selalu berpikir positif dan mereka kuat karena bersandar hanya kepada Dzat Yang Maha Kuat.

Catatan pertama mengulik tentanf motivasi menikah dan perumpamaan bahwa menikah bukanlah seperti memakai sepatu, yang bila tak sesuai bisa diganti atau dibuang. Catatan kedua berkisah tentang visi keluarga yang seharusnya diletakkan sangat jauh, yakni visi akhirat: surga. Catatan ketiga mengenai peta kasih, yaitu mengenali jalan menuju hati pasangan. Catatan keempat tentang cara memandang dan menikmati positif betapa banyak kebaikan pasangan kita hingga tetap menjaga rasa suka. Catatan kelima mengenai kesepakatan tentang pembagian peran hingga hal terkecil, sehingga di antara anggota keluarga tidak ada yang merasa terbebani dan paling banyak kerja di antara yang lain. Catatan keenam mengenai fitrah perbedaan wanita dan pria, bahwa sampai kapan pun memang tidak akan pernah sama sebab penciptaannya memang berbeda. Catatan ketujuh mengenai kuantitas dan kualitas komunikasi, dengan memperbanyak ngobrol bersama pasangan. Catatan kedelapan tentang menyongsong badai dimulai dari tindakan pra, saat, dan pasca konflik. Catatan kesembilan tentang meredakan ketegangan dan menghadirkan kehangatan yang tidak mengabaikan hal kecil serta memperbesar rasa toleran. Catatan kesepuluh tentang menyelamatkan generasi. Ada delapan sisi yang harus ditanamkan dalam proses pendidikan integratif keluarga: pendidikan iman, pendidikan moral, pendidikan fisik, pendidikan intelektual, pendidikan emosi/psikis, pendidikan sosial, pendidikan seksual, dan pendidikan politik.

Secara kemasan buku ini unik, bentuknya memanjang, landscape dengan hard cover. Secara isi pun menarik, penulis sering membuat perumpamaan dan analogi yang memudahkan pembaca paham. Tentunya buku ini pun spesial sebab berawal dari sebuah karya yang dipersembahkan sebagai hadiah bagi sang istri untuk anniversary 20 tahun usia pernikahan mereka. Di tiap lembaran catatan awal disertakan foto penulis dengan istri atau keluarganya dan ilustrasi komikal. Dan ternyata buku ini berseri. Ada wonderful wife, wonderful husband. Oke sip, saya akan melanjutkan wonderful wife, karena husbandnya belum ada hahahaha.

Saya apresiasi 5 dari 5 bintang.

"Mencoba merasakan apa-apa yang dia berikan sebagai sesuatu ungkapan cinta dan kerinduan. Belajar memahami ungkapan kemesraan yang tak selalu sempurna terucap lewat kata-kata dan tingkah laku istri kita. Menikmati keluguan demi keluguan orang yang tengah belajar mencinra dan dicinta." (Hlm. 67)

"Diungkapkan oleh Virginia Satir, terapis keluarga dari Amerika bahwa pelukan bisa menjauhkan dari perceraian. Ia menyatakan, Kalau rumah tangga Anda di ambang kehancuran maka peluklah pasangan Anda 20 kali setiap hari. Saya yakin Anda berdua tidak akan bercerai. Menurut studi psikologis, setiap orang memerlukan 4 kali pelukan setiap hari untuk tetap hidup, 8 kali sehari untuk sehat, dan 12 kali untuk awet muda serta bahagia." (Hlm. 209)

Meta morfillah

Menjadi relawan

Menjadi relawan itu...

Siap tak disebut namanya.
Siap tak dianggap jasanya.
Siap lelah.
Siap pusing memikirkan cara memuluskan suatu acara berjalan dengan baik.
Siap tersita waktu, tenaga, pikiran, dan uang sebagai konsekuensi.

Bila kamu masih merasa...

Lelah.
Paling banyak bekerja di antara yang lain.
Kecewa karena tak disebut namamu.
Perhitungan akan manfaat yang didapat, apakah akan mendapat ketenaran dan networking yang bisa disasar untuk kebutuhan pribadi.

Maka... cobalah periksa lagi visi kerelawananmu. Apa tujuan awalmu terlibat menjadi relawan, sementara kamu tahu konsekuensi apa yang didapat dengan menjadi relawan?

Mengutip kata teman di Sekolah Relawan, maka menjadi relawan haruslah melakukan, menginspirasi dan mengajak.

*renungan bagi diri saya pribadi

Meta Morfillah

08 April, 2016

[Review buku] Tokyo Zodiac Murders

Judul: The Tokyo zodiac murders
Penulis: Soji Shimada
Penerbit: Gramedia Pustaka Utama
Dimensi: 360 hlm, 20 cm, cetakan keempat, november 2013
ISBN: 978 979 22 8591 8

Kasus pembunuhan sebuah keluarga kaya berturut-turut dimulai dari kematian sang ayah yang merupakan seniman di studionya dalam keadaan tertutup, lalu putri tertuanya yang telah bercerai di rumahnya sendiri, dan putri serta ponakannya yang berjumlah enam orang dimutilasi dan ditemukan dalam enam wilayah berbeda, berhasil mengguncangkan Jepang di tahun 1936. Kasus itu bahkan menjadi sebuah tren dan dikenal sebagai pembunuhan zodiak tokyo sebab ada surat wasiat yang menerangkan tentang azoth--seorang wanita sempurna yang diciptakan dari bagian tubuh wanita hidup dengan astrologi berbeda. Hingga 40 tahun kemudian, kasus itu tak berhasil terpecahkan. Sebuah surat pengakuan dari seorang polisi yang menjadi petunjuk penting diserahkan pada seorang detektif partikelir yang juga merangkap sebagai seorang astrolog, Kiyoshi Mitarai, menjadi pembuka penyidikan lanjut. Bersama Kazumi Ishioka, ilustrator dan penggemar kisah detektif, ia menyelidiki kasus itu dan menjawab tantangan untuk memecahkan kasus yang tak terpecahkan selama 40 tahun hanya dalam waktu seminggu.

Sebenarnya, kasus begitu sederhana. Bahkan pernah ada di komik conan. Namun, saya sama sekali tak menduga hingga tiga perempat bagian--setelah surat tantangan dari penulisnya untuk menyibak misteri sebelum layar ditutup, dimunculkan--novel ini. Kelihaian dan alur cerita benar-benar membius saya untuk pasrah mengikuti alur cerita tanpa menebak. Menikmati. Bahkan metode yang digunakan hampir mirip dengan kisah Sherlock dan Dr. Watson. Meski di sini agak unik, sebab terasa sarkasme penulis terhadap tokoh detektif itu, namun malah menggunakan gayanya dalam buku ini. Benci tapi cinta? Semacam itu hehe.

Saya apresiasi 5 dari 5 bintang.

"Kau tahu, mengamati pergerakan planet setiap hari membuatmu sadar betapa kecil dan remehnya kehidupan kita sehari-hari. Bumi hanyalah satu roda penggerak dalam perangkat roda alam semesta, dan manusia tidak jauh berbeda dengan bakteri." (Hlm. 187)

"Hadapi segalanya dengan logika, dan kau menjadi kaku. Mengalahlah mengikuti aliran emosi, dan kau akan terseret arusnya. Memang tidak mudah menempatinya, dunia kita ini." (Hlm. 228)

Meta morfillah

06 April, 2016

Pertanyaan

Bertanya memang tak membuat kita berdosa. Namun untuk beberapa pertanyaan, aku sengaja mematahkannya agar tak bertemu takdir jawabannya. Sebab apa? Sebab aku terlalu takut untuk mendengar jawaban itu. Aku takut, bahwa jawabannya akan mengoyakkan hatiku yang rapuh dan menggeretakkannya hingga berkeping, setelah aku susah payah menambalnya. Aku takut, aku tak siap saat ini. Hingga kupilih untuk mengendapkannya saja. Sampai nanti aku siap. Atau jikalau aku tak pernah siap, maka biarlah pertanyaan itu tersimpan di sudut hati. Tercipta tanpa perlu tergenapi.

Meta morfillah

03 April, 2016

[Review buku] Habibie & Ainun

Judul: Habibie & Ainun
Penulis: Bacharuddin Jusuf Habibie
Penerbit: THC Mandiri
Dimensi: xxi + 323 hlm, 14 cm x 21 cm, cetakan ketiga april 2012
ISBN: 978 979 1255 13 4

The days are long. The years are short.

Itulah yang saya rasakan saat membaca kisah di buku ini. Bagaimana perjuangan seorang Habibie di rantau orang serta sumpahnya untuk berbakti pada negeri, lalu dianugerahkan seorang Ainun. Pendamping hidup yang amat melengkapi dan menjadi sayap bagi seorang Habibie untuk terbang melesat.

Terasa sekali kejujuran hati penulis terhadap almarhumah istri tercintanya yang sering penulis ulangi sebagai cinta sejatinya, manunggal. Beragam konflik yang dialami sekembalinya di Indonesia, pengorbanan yang banyak dilakukan serta beragam pikiran dari sudut pandang penulis begitu menarik. Dari rangkaian kejadian itu, sosok Ainun amatlah penting dan menyokong keberhasilan penulis. Ketenangan yang dihadirkan serta kepandaian seorang istri dari keadaan pas-pasan hingga menjadi orang nomor satu dan kembali menjadi warga biasa dari sosok Ainun amatlah menginspirasi. Religiusitas keduanya pun membuat iri. 48 tahun 10 hari tak terasa telah menjelma. Dari rangkaian hari-hari yang terlewati lalu menjelma bulan dan tahun, hingga kisah keduanya harus terhenti.

Buku ini sendiri hadir bukan dengan tujuan profit, melainkan salah satu terapi yang dipilih penulis untuk tetap menjaga kesehatan dirinya setelah ditinggalkan separuh hidupnya. Menulis adalah menenangkan, melegakan, dan mencerahkan.

Namun secara pengemasan isi, masih banyak saya temui typo dan peletakan di- yang kurang tepat.

Saya apresiasi 4 dari 5 bintang.

"Saya menjadi sadar bahwa mengimbangi suami merupakan keharusan. Ada semacam hukum alamnya: Istri yang tidak mengikuti suami akan ditinggalkan." (Hlm. 47)

"...bersyukur bahwa saya telah mendapat pasangan hidup sejati yang selalu menghilangkan kebimbangan dan keraguan hati saya dalam menerima tugas-tugas yang berat." (Hlm. 148)

Meta morfillah

Text Widget