Pages

31 January, 2010

malem minggu??

“eh cantik,,kok maen gundu si ma ponakan? Ga malem mingguan?”

“semua malem sama bagi saya, sama-sama gelap bang dan waktunye buat istirahat. Tiduuurr..”

“haha,,bisa aja si eneng geulis nih. Ga punya pacar neng?”

“mang ape bedanye malem minggu ma malem biasa bagi abang?”

“yaa,,biasanya mah malem minggu ntuh buat orang yang pacaran neng. Nanyanya aneh –aneh aja nih si eneng.”

“hmm,,,”

“kenapa neng?”

“ah,,nggak. Cuma prihatin aja.”

“prihatin? Prihatin ma siapa neng?”

“sama yang punya pikiran tentang malem minggu kaya abang.”

“loh,,kok??”

“gini bang,, kalo malem minggu itu malemnye buat orang pacaran. Berarti di malem senen, malem selasa, malem jumat pade kaga pacaran donk? Kalah sama aye bang.”

“oohh,,,si eneng punya pacar toh. Sering diajak jalan-jalan ya,, ga hanya malam minggu aja?”

“punya donk. Dia itu kekasih sejati saya bang. Karena sejatinya ya dia memang sejati bang. Satu-satunya yang pantas untuk diberi cinta mati saya. Tiap hari saya selalu komunikasi sama dia. Minimal lima kali panggilan lah sehari. Tiap saat juga dia menjaga saya. Kalau saya salah, dia suka member teguran lewat surat cintanya. Pokoknya indah deehh…”

“si eneng puitis amat euy. Mang anak mana cowonya neng?”

“heheh,,,dia tidak beranak dan tidak pula diperanakkan bang.”

“eh,,kaya pernah denger tuh kalimat. Kalo ga salah pas khutbah salat Jumat dah??”

“hehe,,masa? Itu kan terjemahan Q. S Al Ikhlas ayat 3 bang. Eh udah mau maghrib, saya mau pulang dulu bang. Bentar gy kekasih saya manggil. Dah abang. Assalammu’alaikum.”

“kumsalam..” bukannya yang dimaksud di surat Al Ikhlas itu Allah ya?? batin si abang

Sementara si abang terbingung bingung, si eneng asik melahap pecel ayam sebelum shalat maghrib.




**note ini merupakan Setengah kisah nyata si penulis, Setengah karangan si penulis.
Tapi yang jelas si penulis bikinnya bukan Setengah hati. (^_________________^)

1

butuh hujan untuk melihat pelangi
butuh pekat malam untuk melihat mentari
jangan kau kira
abjad telah khatam
diri kemudian bertahta
sedang bismillah belum merasuk
tak butuh sejuta
hanya satu
satu nyawa
tanpa embel-embel !

Sadar

buanglah yang keruh
ambillah yang jernih
karena tiada yang sempurna
segalanya indah karena perpaduan

dasarnya pun
tiada yang terpuji
kita semua ada cela
hanya saja DIA menutupi
segala aib kita
karena DIA adalah Al-Gofur

mungkin kalian yang menilai
bahwa mereka berlian
sedang kau rongsokan

Janganlah begitu
sungguhpun seperti itu,
jadilah rongsokan yang khas
karena kalian
makhluk Tuhan paling bermartabat
Jaga selalu martabat itu
Jangan sampai lebih hina nista
dibanding musuhmu,
Iblis

SADAR!!

-renungan pagi hari, 28 Januari 2010-

huruf-huruf pembawa pesan

hiruk pikuk
menanti kabar
rebut merebut
longok sejenak
desah kecewa
"aah,,B"
kagum tertahan
"Alhamdulillah, A"
bahkan heboh!
"Huwaa,,,C"
"Kampret,,,D"

maki dan puji melebur..
lebih dan kurang dibahas
tak henti memamah
mencari celah pengandaian
asal bukan diri yang salah!

aaaaahh,,,begitulah suasana
kala huruf-huruf pembawa pesan
tiba berkunjung

Duhai

duhaaii...
sejenak hilang kabar
bukan itu
hanya membelah diri
di singgasana lain

duhaaaii,,,
dahulu tak mau terlibat
sekarang justru tertambat
bukan lupa pada cita

duhaaii,,
kiranya manis itu datang
dinanti-nanti bak pangeran

DUHAI..

inspired from Film "SANG MURABBI"

Ada dua hal yang mesti kita ingat. Kebaikan orang lain
sama diri kita. Dan keburukan diri kita sama orang lain.
Tapi ada dua hal juga yang mesti kita lupakan. Kebaikan diri kita pada orang lain
dan keburukan orang lain pada diri kita.


Allah telah berfirman: “Sesungguhnya, Aku ciptakan langit dan
bumi ini, wahai manusia, buat kamu untuk berfikir, untuk menelaah
bagaimana kamu menjalani hidup ini”.

Dakwah ini kan ibarat kita lagi buka lahan sawah. Kita cari benih yang
baik.. kita cari lahan yang baik.. kemanapun kita cari. Nah, kalo dapet
benih.. kita tabur deh tuh ke padang yang baik juga. Nah sekarang udah
kita tanam, kita masukin aer, nah ketika aer masuk.. ada yang dateng,
belut yang dateng. Soalnya kita mau sibuk sama sawah apa mau sibuk sama
belut..?

Begitu sering kita mempermasalahkan dan berfokus hal-hal yang haram, padahal masih BANYAK hal-hal Halal yang dapat kita lakukan. Mengapa senantiasa memperdebatkan?
Saling nasehat-menasehati lah kawan, jangan berpecah belah. Lakukan apa yang sudah jelas kewajibannya(sahih menurut Qur'an dan Sunnah).

Seonggok kemanusiaan terkapar.
Siapa yang mengaku bertanggung
jawab?
Bila semua pihak menghindar, biarlah saya yang menanggungnya,
semua atau sebagiannya


-JUST SHARE menurut Meta-

cerpen ketiga tha (^__________^)

NO ME AMES (Jangan Mencintaiku)
Oleh : Iska Meta Furi

Hujan terus membasahi bumi. Seakan memuntahkan isi langit yang penuh. Bulan Januari yang basah. Bahkan ada yang berseloroh Januari itu akronim dari hujan sehari-hari. Cuaca dingin melengkapi. Orang-orang berlalu lalang memakai baju terhangat yang mereka miliki. Dan disinilah fila terpekur. Sendiri. Dalam gazebo mini di taman kompleks tempat tinggalnya, ia asyik mengamati langit yang berawan. Dalam hatinya berkecamuk berbagai pikiran yang membuatnya resah. Teringat olehnya awal perjumpaan setahun yang lalu. Waktu itu juga sedang hujan..

“duh, kenapa hujan sih! Dari kemarin bawa payung gak hujan-hujan. Giliran payungku ketinggalan aja sekarang, eh,,malah hujan. hmmpp,,, gimana nih, gak ada ojek payung lagi.” Fila membatin.

Ditunggunya hujan agak reda, namun sampai setengah jam ternyata hujan makin besar. Melihat hal itu, fila memutuskan untuk menunggu di area hotspot kampus yang terletak di lantai tiga. Hari sudah beranjak sore, jam menunjukkan pukul lima. Hanya tinggal segelintir orang yang masih berada di kampus. Kebanyakan sudah selesai kuliah dan pulang dari pukul tiga. Fila pun begitu, namun ia ada sedikit urusan mengurus surat proposal untuk kegiatan pameran fotografi sehingga ia baru selesai pukul empat. Dan hujan pun turun, membuat ia terjebak di kampus. Area hotspot di kampus fila merupakan sebuah aula yang terbuka. Sehingga jika bediri di tepian dindingnya dapat menikmati pemandangan kampus yang hijau oleh pepohonan rindang.

Kala asyik memandangi buliran air hujan yang jatuh, tiba-tiba fila mendengar sayup suara seorang lelaki yang sedang mengaji. Suaranya begitu merdu, syahdu. Ia mencari tahu siapa lelaki bersuara merdu itu. Dan didapatinya lelaki itu duduk di kursi yang berseberangan dengan dirinya. Fila mengamati wajahnya, lelaki itu cukup manis, dengan sedikit janggut di dagunya. Fila kagum padanya, karena ia tak perduli dengan keadaan sekelilingnya. Lelaki itu terus mengaji. Semakin lama mendengar suaranya, fila terhanyut. Tiba-tiba lelaki itu berhenti mengaji dan beranjak pergi. Rupanya hujan telah berhenti. Fila pun segera berkemas pulang dnegan membawa rasa ingin tahu tentang siapa lelaki itu, jurusan apa. Satu kampuskah mereka?

Rasa ingin tahu fila pun terjawab seminggu kemudian. Ternyata lelaki itu bernama Dani, dan ia merupakan kawan akrab irfan, teman sekelas dan seorganisasi fila. Melalui irfan, fila berkenalan dengannya. Ternyata irfan adalah salah seorang anggota ROHIS di kampusnya. Tutur katanya sangat lembut dan baik. Dan hal itu membuat fila jatuh hati padanya. Kekuatan cinta itu pun membawa fila dalam perubahan yang besar. Fila kini berjilbab dan sering mengikuti kajian-kajian islam. Tutur katanya pun menjadi lebih santun dan lembut. Semua itu karena Dani.

Delapan bulan fila mengenal Dani. Dan di suatu siang yang terik, irfan memberitahukan pada fila bahwa Dani akan menikah. Ternyata sudah sebulan Dani berta’aruf dengan seorang teman akhwatnya. Berita itu bagaikan petir di siang bolong bagi fila. Ia menahan tangisnya dan berusaha tersenyum pada irfan yang mengabarkannya. Seminggu lamanya fila jatuh sakit. Hatinya tak kuasa membayangkan Dani bersanding dengan wanita lain. Ia merasa perubahan dirinya selama ini sia-sia. Dan itu membuatnya lemah.

Di tengah sakitnya, riri sahabatnya menjenguk dan menanyakan kenapa ia sakit. Fila pun tak tahan untuk menceritakannya pada riri. Riri yang iba melihat keadaanya berkata,”jangan sedih saudariku. Perubahan yang terjadi pada dirimu tak akan tersia. Bukankah kau sering ikut pengajian. Ingatkah kau bahwa cinta yang hakiki itu adalah cinta-Nya. Cinta matimu hendaklah ditujukan pada hal yang sejati. Yaitu hanya pada-Nya. Luruskan kembali niatmu, sayang. Mungkin ia memang bukan yang terbaik untukmu dan kau bukan yang terbaik untuknya. Berdoalah padaNya agar kau diberikan kekuatan dan petunjuk untuk melupakan dia dari hatimu. Jagalah hatimu selalu. Tenanglah sayang, akan selalu ada pelangi setelah hujan. dan tak lama mentari kan bersinar.”

Fila pun terhenyak, dan menangis karena ia telah merasa menduakanNya. Ia berupaya mati-matian berubah demi makhlukNya yang alpa jua buta. Ia malu. Padahal ia sering mengikuti pengajian, tapi hatinya tak pernah ada di situ. Ia pun beristigfar. Dan esoknya fila kembali sehat. Fila kembali menampakkan keceriaannya dan berusaha tersenyum setiap kali bertemu Dani. Fila sudah bertekad untuk memperbaiki diri dan hanya berusaha mencintai-Nya setulus hati.

Waktu pun bergulir, dan tanpa terasa hampir dua bulan sejak peristiwa sakitnya. Lalu kemarin, kakak kelasnya, Raja menembaknya. Memintanya menjadi pacar. Dengan tegas ia menolak. Karena ia hanya ingin berpacaran setelah menikah. Fila yang kini adalah fila yang baru, sudah berubah dan menjaga dirinya dengan hati-hati.


Setahun sudah, aku berubah. Aku menggapai jalan-Mu. Begitu banyak rintangan yang kuhadapi ya Allah. Aku menginginkan cintaMu ya Allah. Cinta yang abadi, dan tak butuh alaan. Karena memang itulah fitrah diriku. Cinta tertinggi, yaitu cinta memberi. Aku tak mau dicintai hanya oleh makhlukMu.

“NO ME AMES. Jangan cintai diriku.” Batin fila.

***

29 January, 2010

AAAAAARRRRRRRGGGGGGHHHH,,,SEBEEEELLL

jenuh juga jadinya
semuanya enak aja nyuruh-nyuruh
surat-surat yang membuat mual
segala tetek bengek berkaitan dengan SIAKAD lah
saya senang menolong orang dan menunaikan amanah
tapi gak gini caranyaa
mentang-mentang saya susah berkata "TIDAK"
kalian manfaatkan

ohh,,duniaa...
menyesakkan rasanya
saya udah gak mau pusing deh,
udah coba berpikir positif..
BERHASIL..sangat
tapi,,kala raga takluk
semangat mengendur
migrain kambuh
menghambat pikiran positif
eehh,,seenaknya aja nyuruh lagi!
Dan yang paling menyebalkan itu,,masalah SIAKAD,,
udah tau susah banget aksesnya
masih aja maksa saya buat online
mantengin KHS dan KRS kalian.
Dipikir enak apa,,gy migrain liat layar bercahaya!!

coba urus sendiri donk urusan kamu!!!

16 January, 2010

ah,tapi,,

Inginku,,
Seperti karang, yang kuat dihempas gelombang
Ah tapi,,lama-lama terkikis juga.
Inginku,,
Seperti kupu-kupu yang bermetamorfosa,
berkarya dalam diam, bertahan dalam kesempitan saat jadi kepompong
ah tapi,, seminggu saja umurnya
inginku,,
seperti boneka darma, yang segera bangkit tiap kali dijatuhkan
ah tapi,, hanya dianggap pajangan

lalu, adakah kesempurnaan di hidup ini?
Setiap hal baik selalu ada jeleknya. Begitu banyak kata-kata bijak tentang memandang hidup.
Ah tapi,,,

Tekad, keteguhan, percaya yang tiada henti harus ditanamkan.
Ah tapi,,kaki ini selalu gatal ingin berlari.
Lari,,lari,,sejauh mungkin.
Ah tapi,,aku paling tak suka olahraga, terutama berlari.
Aku tak sanggup.
Jadi,,sampai dimana kita??
Selama dunia ini masih berisikan manusia-manusia yang berpikiran, adakah zona aman dan nyaman takkan terusik?
Sudah tahu yang dimaksud,,
Ah tapi,,

pidato pertamaku,,

lagi nyari sebuah arsip, eh ketemu buku catetan pas ngaji. Iseng-iseng tha baca lagi. Wiidiiihh,,ternyata tha dulu(semasa ngaji) udah lebih canggih dibanding sekarang, yang dah ga aktif apa-apa. Ada naskah pidato pertama tha tertera tanggal Minggu, 23 Maret 2003, yang tha bikin sendiri. Dengan naskah buatan sendiri ini, ternyata tha MENANG, juara 1 lawan pengkajian se-Jakarta(ada yg dari pasar minggu lawannya,bagus juga, ikhwan,,)

neyh naskahnya..

Bismillahirrahmaanirrahiim

Assalammu’alaikum wr. Wb

Alhamdulillah,,Alhamdulillah illadzi arsalaa rasulahu bil huda wa dinil haq. Liyuzhirahu alad dini kullihi wa kafa bil laahi syahida. Asyhadu alla ilaaha illallah wahdahu laa syarikalah, wa asyhadu anna muhammadan abduhu wa rasuluhu.
Allahumma salli wa sallim wa baarik alaa Muhammad, wa alaa aalihii wa sahbihi wa man tabi’ahu bi ihsaani illaa yaumiddiin.

Segala puji hanya milik Allah yang mengutus rasulnya Muhammad SAW. Shalawat dan salam kesejahteraan atas Nabi Muhammad SAW, atas keluarganya, juga atas seluruh sahabatnya dan para pengikutnya yang setia sampai akhir jaman. Mudah-mudahan kita semua termasuk di dalamnya. Amiiin..
Hadirin dan hadirat yang saya hormati,

Tidak terasa oleh kita hari berganti hari, minggu berganti minggu, bulan berganti bulan dan tahun berganti tahun. Rasanya begitu cepat waktu berjalan. Kini kita sudah berada di tahun Hijriyyah 1424. Alhamdulillah, Allah SWT telah mempertemukan kita kembali dengan bulan yang mulia ini, yaitu bulan Muharram 1424 H.

Hadirin dan hadirat yang berbahagia,
Bagaimana caranya kita menyambut tahun baru Islam ini? Apakah dengan pesta kembang api, begadang semalam suntuk atau tidak ada tanggapan sama sekali?
Dalam hal ini, Allah SWT telah menuntun secara jelas bagaimana cara menyambut tahun baru hijriah ini. Allah menjelaskan dalam Qur’an surah Al Hasyr ayat 18 yang artinya sebagai berikut :
“wahai orang-orang beriman, hendaklah kalian takut pada Allah dan hendaklah setiap orang memperhatikan apa yang telah diperbuat untuk hari esok. Bertakwalah pada Allah, sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan.”

Ayat ini menjelaskan bagaimana cara menyambut tahun baru hijriyyah ini, ialah dengan introspeksi diri, mawas diri, dan melihat masa yang lalu untuk masa yang akan datang.
Cobalah sendiri pada kesempatan yang sangat baik ini. Yang jelas usia kita semakin bertambah, namun apakah amalan baik kita juga bertambah seiring bertambahnya usia kita?
Meskipun usia manusia bertambah, namun pada hakikatnya justru kesempatan hidup semakin sempit. Dengan semakin sempitnya kesempatan hidup ini, berarti kita dituntut untuk memanfaatkan sisa usia kita dengan sebaik-baiknya.

Kalau tahun yang lalu belum shalat, tahun ini mulailah shalat. Tahunlalu cukup shalat di rumah, tahun ini cobalah untuk shalat di masjid atau mushalla.
Dengan demikian, tahun baru hijriyyah ini marilah kita jadikan sebagai motivasi terhadap diri kita masing-masing untuk meningkatkan kualitas dan kuantitas amal saleh sekaligus berusaha menjadi orang yang mempunyai nilai lebih. Seperti yang telah disabdakan Rasulullah SAW yang bunyinya sbb :
“khairun naasi man too la umruhu wa hasuna amaluhu wa syarunnaasi man too la umrohu wa saa a amaluhu”
-->Sebaik-baik orang yang panjang umurnya dan baik amalnya. Sebaliknya orang yang jelek ialah orang yang panjang umurnya jelek amalnya.

Jadi intinya dalam menyambut tahun baruhijriyyah ini, kita harus hijrah dari yang buruk ke yang baik. Sebagaimana firman Allah dalam Q.S An Nisa ayat 100 yang artinya:
“siapa yang berpindah pada jalan Allah, niscaya akan diperolehnya di bumi ini rizki yang banyak. Siapa yang keluar dari rumahnya untuk hijrah pada Allah dan RasulNya, kemudian ia meninggal di tengah jalan, maka sesungguhnya pahalanya telah dijamin Allah. Dan adalah Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.”

Ayat ini menerangkan tentang betapa pentingnya hijrah, apabila kita dalam keadaan gelap menuju terang. Dan ayat ini juga menjelaskan betapa tinggi nilainya ganjaran yang akan diberikan Allah pada hamba-hambaNya yang berhijrah ke jalan Allah.
Marilah hadirin dan hadirat yang berbahagia, janganlah ragu untuk berhijrah ke jalan Allah.

Itulah bapak, ibu dan saudara/i-ku sekalian..
Sepatah dua patah kata yang dapat saya sampaikan dalam pidato saya kali ini. Semoga kita semua dapat mengambil hikmahnya.
Demikian lebih kurangnya saya mohon maaf. Bila terdapat kesalahan kata-kata, semata-mata itu semua datangnya dari saya sendiri.
Billahit taufiq wal hidayah
Wassalammua’alaikum wr. wb


Naahh,,ga nyangka kaan,,
canggih juga yaa,, sekarang aja tha masih ga pernah percaya, kalo tha pernah secanggih itu, nyari dalil-dalilnya itu dapat ide darimana ya??
kesannya dah paham banget ma Qur'an,,,
aduuhh,,,jadi malu sama diri sendiri di 7 tahun yang lalu..(-_-"")

13 January, 2010

cuurrhhat

Iseng-iseng, coba sebuah niatan. Saya ingin beramal hari ini, bagi-bagi aja rejeki yang ada. Tanpa berharap apa-apa. MURNI ISENG AJA. Tak disangka, tak dinyana,,,dalam beberapa saat banyak keberuntungan yang saya dapatkan. Seperti mengalir tak henti, ditambah saya dapat kenalan baru yang menyatakan dia ngefans sama saya. Subhanallah, WOW!! Ga disangka banget, ternyata baginya saya adalah dunianya. Padahal selama ini saya menganggap diri saya ini bukan siapa-siapa bagi dunia ini. Coba aja Tanya, kenal meta ga? Pasti banyakan yang gataw. Hahahahah,,LOL :)

Satu hal lagi, saya pikir Mencintai itu melelahkan. Harus terus memahami kebutuhan orang yang kita cintai, tanpa memikirkan apakah orang yang kita cintai memahami kita. Tapi, saya ‘tersentil’ oleh kalimat yang saya tulis di buku catatan khusus saya, dari seorang aktivis partai (hayo tebak namanya)

“Dalam makna memberi itu posisi kita sangat KUAT. Kita tak perlu kecewa atau terhina dengan penolakan atau lemah atau melankolik saat kasih kandas karena takdirNya, sebab disini kita justru sedang melakukan sebuah “pekerjaan jiwa” yang besar dan agung : MENCINTAI.”



Hahay,,,apa maksud catatan saya ini. Sekedar ingin mengatakan bahwa HIDUP SAYA RAMAI DAN MENYENANGKAN, dengan segala masalah yang ada di dalamnya. Meyakinkan ke diri saya, bahwa mentari akan selalu bersinarr, walau mungkin mendung akan menyapamu dan hujan diringi badai menerpamu, tapi tetap PERCAYALAH bahwa itu tak akan lama, mentari akan kembali bersinar, dan mungkin kau akan terkejut mendapati pelangi menampakkan wajahnya padamu.
Jangan berputus asa guys, coz yang saya tahu IBLIS berasal dari bahasa arab ‘Ablasa’ yang berarti “putus asa”. Nah kalo kalian putus asa berarti kalian sama dengan…...........................

“mintalah Firdaus paling tinggi!!” (sabda Rasulullah SAW)
Lakukan semaksimal mungkin, lalu terimalah apapun yang sanggup kau kerjakan dan apapun yang tak sanggup kau kerjakan.

catatan harian mahasiswi aneh yang tak bisa diam (LAGI!)

cucur hangat (curhat)

Putar-putar seharian
Raga iya, pikiran apalagi
Hasilnyaa…tertawa,,ha,ha,ha
Memuaskankah?
Terlihatkah?

فَاِ ذَ ا فَرَ غتَ فَا ںصَب {7}

7. Maka apabila kamu Telah selesai (dari sesuatu urusan), kerjakanlah dengan sungguh-sungguh (urusan) yang lain,
8. Dan Hanya kepada Tuhanmulah hendaknya kamu berharap.



Rasa-rasanya sih sudah kulakukan dengan sungguh-sungguh, tapii..
Hmm,,hidup memang tak bisa terlepas dari ketergantungan makhluk lain.
Dasar zoon politicon!
Yaa,,,harap,,harap,,,saja padaNya
Semoga suaraku tak terlalu indah hingga IA terlalu senang mendengarnya dan tak mau mengabulkan doaku,,
Halaaahh apalagi siii,,,

Catatan harian mahasiswi aneh

08 January, 2010

Hidup = trotoar

Pernah jalan di atas trotoar pembatas jalan??

Itu loh, yang ada di tengah jalan, misahin arus pergi dan arus pulang. Jalan setapak yang terdiri atas dua buah batako berwarna hitam dan putih. Yuupp ,,itu dia.

Aku sering. Kalau lagi nggak capek, bawa bawaan berat atau pulang larut malam aku jalan dari kolong jembatan tempat turun angkot sampai rumah. Bukannya irit, melainkan lebih banyak hal-hal bermakna yang bisa ‘kubaca’ jika jalan kaki. Melewati stasiun tanah abang, pasar tanah abang, dan kali banjir kanal barat. Mengingatkan diri untuk terus bersyukur dan memacu semangat untuk lebih baik setiap harinya.

Balik ke topic trotoar pembatas jalan. Tau nggak, aku berpikir sesuatu loh! Kalau boleh disebut, ini teori terbaru meta (again!!). Aku rasa yaa,,Hidup itu hampir mirip kaya trotoar pembatas jalan itu. Kita menitinya tiap hari, tanpa tahu kapan ujungnya. Dan dalam titian langkah kita itu,harus hati-hati biar ga jatuh,malah terkadang kita harus ‘berkorban’ untuk turun sejenak atau berpindah posisi bila terhalangi orang lain agar nggak tabrakan. Sama aja kaya hidup yang kita jalani. Kita nggak pernah tahu kapan hidup kita ini berujung, kapan kita wafat. Dan dalam meniti jalan kehidupan ini, kita harus hati-hati agar jangan sampai terjerembab jatuh. Jaga selalu kehormatan diri kita. Bila suatu saat ada suatu penghalang, atau buah pikiran kita tidak sesuai dengan kepentingan orang banyak, belajarlah untuk berkorban. Contohnya kita bermimpi menjadi penulis komik, namun orangtua berselisih keinginan, memaksa kita untuk menjadi guru. Cobalah kita sedikit mengalah (berkurban perasaan) dengan mempertimbangkan baik buruknya sembari mencari solusinya, sehingga tidak ‘bertabrakan’.

Selain itu, setiap kita melangkah di trotoar, selalu ada pilihan, mau menginjak yang berwarna putih atau hitam. Begitu pula hidup, bukan? Dalam tiap titian langkah kita, selalu ditawarkan pilihan mau baik atau buruk, kufur atau syukur. Satu lagi, yang sering saya rasakan ketika sedang memfokuskan diri meniti langkah di trotoar, seringkali tukang ojek atau supir mikrolet menawarkan pilihan instan, agar cepat tiba di rumah. Hidup pun begitu kawan. Seringkali kita ditawarkan sebuah solusi instan yang begitu menggoda(kaya iklan AXE), namun berhati-hatilah, karena tidak segalanya yang cepat itu baik. Contohnya, kalau saya terima tawaran supir tadi, mungkin lama-lama saya akan terkena ‘penyakit malas jalan kaki’. Padahal kan jalan kaki seribu langkah itu dianjurkan sama ANLENE (loh!). haha,, yaa maksud saya, di kehidupan anda, ada banyak cara instan menggapai impian, misalnya, mau kaya, ya korupsi. Mau kerja bergengsi, ya sogok perusahaannya, mau nilai bagus tanpa belajar, ya nyontek. Begituu kawan. Tapi semua yang instan seperti itu ga enak, Cuma bawa penyakit!! Enakan yang alami, nikmati proses berlelah-lelahnya. Karena Imam Syafi’I pernah bilang

“ Berlelah-lelahlah kamu, manisnya hidup baru terasa setelah lelah berjuang.”

Dan untuk mengantisipasi hal itu, kita harus membentengi diri dengan keteguhan hati. Kalo lagi jalan tu ibaratnya yaa,,,,FOKUS.

Nahh,, ituu menurut meta,,hehehehheh. What about you?? (dengan nada agnes monica di iklan Vario)

Bidadari pun cemburu padamu

Tanpa kata,kau usap lembut keningku
Tanpa kata, kau rasa apa yang kurasa
Tanpa kata, kau angkat rasa sakit itu dari tubuhku
Aku yang sakit, kau yang merasa
Aku yang memendam, kau yang sesak
Sungguh ikatan batin itu sangat kuat
Tak perlu kata, cinta itu telah mengejawantah SEMPURNA
Inilah aku, yang pernah mendiami rahimmu
Sakitku sakitmu
Resahku resahmu
Bahagiaku melipatgandakan kebahagiaanmu
Tapi tak jua ku dapat membalas segala kebaikanmu
Pantas saja bidadari cemburu padamu, wahai IBU

Air mata cinta pembersih dosa

diri ini berlaku semampunya
mungkin tak ada yang hirau
tapi, sebuah cita-cita murni bolehlah diulang-ulang
ditularkan sedapat mungkin
dan ingin berbagi kisah
sekedar ..

di antara mereka ada yang menyembunyikan rasa cinta
ia menjaga keluhan lisan dan memutusnya
di antara mereka ada yang berterus terang
bila dicela, "Tak usahlah mencela" ia bilang
Bukankah hatiku memang tempat ujian-Nya??
bagaimanatah mungkin ia tersembunyi padahal telah nyata?
dimanakah para pecinta dan yang mencintai mereka?
dimanakah yang mencerai dan menyatukan tangisan menghiasi mata mereka?
Sungguh indah mata cinta saat mentikkan air mata
Mereka selalu terjaga, dan itulah keinginan hamba
kala yang lain tertidur lelap dan menutup mata
Di pintu itu mereka tumpahkan ratapan
Sebuah tangisan yang berguna jika tanpa kemunafikan
Air mata itu melindungi mereka
'Tuk memberi syafa'at, air mata "penghamba" tentu bisa

02 January, 2010

belajar mendeskripsikan

10.57 pm
01012010

Tanganku gatal, ingin menumpahkan sebuah cerita. Kisah seorang tokoh, nyata, bernama AKU.

Masa Kecil


Kisahku mungkin tak menarik, tapi aku ingin bercerita. Sekedar recalling saja, mengingat masa-masa yang telah kulewati di moment yang kata orang sih - Tahun Baru- kerennya bikin resolusi. Yeah, aku anak bungsu yang terpaut usia cukup jauh dari kakak-kakakku. Bisa dibilang aku adalah anak yang tak diharapkan oleh orangtuaku –bukan dalam arti akibat suatu hubungan yang nggak-nggak loh!-. Mengapa tak diharapkan? Ya karena, saat ibuku mengandungku, usia beliau sudah terbilang cukup tua untuk melahirkan, 35 tahun. Dokter memprediksi akan ada banyak kesulitan dalam melahirkan sang bayi, dan memang benar, karena aku terlahir vakum dan tervonis akan ‘SANGAT JENIUS’ ataukah sebaliknya ‘SANGAT IDIOT’ tergantung dari kadar protein tinggi yang diasup tubuhku nantinya. Di samping itu, bapakku juga sudah sangat berusia lanjut. Usia beliau hampir dua kali lipat usia ibuku. Tepatnya tak jelas, karena saat ku dewasa dan mencari tahu berapa tepatnya usia ayahku, dokumen yang memuat keterangan tanggal lahirnya selalu berubah-ubah. Ada yang bulan desember tahun sekian, bulan November tahun sekian, dan lainnya lah,,yaahh namanya juga orang dulu. Yang jelas aku menemukan fakta bahwa bapakku adalah teman bincang-bincang kakekku, terbukti dari selembar foto lusuh yang agak menguning yang kutemukan di album foto bapak dan teman-temannya.

Terlepas dari title ‘anak yang tak diharapkan’, tetap saja pada akhirnya orangtuaku justru sangat mengharapkan kelahiranku. Ditelusuri dari arti namaku, yang berisi doa tulus dari bapakku agar aku menjadi anak yang berhasil di masa depan, sampai-sampai perlakuan istimewa yang diberikan orangtuaku terhadap makananku. Terutama ibuku, beliau sangat memanjakanku dengan makanan-makanan bergizi tinggi demi menjaga agar aku tidak menjadi ‘SANGAT IDIOT’ seperti yang dikatakan dokter waktu lalu. Aku tahu itu, dari cerita kakak sulungku, yang mengungkapkan betapa irinya ia padaku. Pengakuannya itu cukup mengejutkanku, karena sudah sejak lama aku sering iri padanya, mulai dari rambutnya yang tebal dan hitam , uang jajannya, dan segala tetek bengek lainnya.
Masa kecilku sangat Amazing menurutku. Setiap harinya aku selalu berdebar menantikan apa yang akan kukerjakan dan apa yang akan terjadi hari ini. Kejutan-kejutan kehidupan yang sangat kunantikan. Mulai dari kegiatan jalan-jalan berdua sama bapak dengan baju kebanggaaanku yang berwarna putih dan rok hijau lumut. Tak ketinggalan topi bunga lebar seperti noni-noni belanda untuk menutupi kepalaku yang berambut jarang. Sore hari yang sering kami lewatkan dengan duduk-duduk ngeteh poci dan makan kue moci di tanah abang (sekarang warungnya udah nggak ada,kena gusur). Sampai foto-foto beraneka macam gaya bak selebriti anak di museum tekstil yang berjarak tak jauh dari rumahku. Banyak sekali foto-fotoku yang dicetak bapak, mulai dari bangun tidur sampai aku terlelap tidur dalam pose memeluk boneka barbieku sembari membentuk sebuah ‘pulau’. Sayang foto-foto itu hanyut terbawa banjir yang menyambangi rumah kami di tahun 2002.

Dalam memoriku, masa kecilku tak bernoda sedikitpun. Segalanya indah pada waktu itu. Hari esok selalu memberikan sebuah harapan dan mimpi baru. Sayang hal itu terhenti sampai aku kelas 6 SD saja..

Hari sabtu, tanggal 17 februari 2001, di subuh yang dingin tiba-tiba ibuku berteriak-teriak seperti ada maling. Membangunkan aku dan kakakku yang terlelap di kamar. Aku dan kakak sontak bergegas turun (kamar kami di lantai 2) ke ruang tamu, menemui ibu untuk tahu ada kejadian apa. Di ruang tamu, kulihat ibuku menangis keras dan menguncang-guncang tubuh bapakku yang terbaring di kursi panjang ruang tamu,-Sudah beberapa hari memang, bapakku sakit, dan beliau tiduran di kursi ruang tamu, tidak mau di tempat tidur-. Beliau berucap di sela tangisnya “Bapak kalian,,bapak kalian,,,”. Kakakku yang melihat hal itu, langsung menangis dan memeluk tubuh bapakku. Aku tak mengerti. Mengapa semuanya menangis? Kusentuh tubuh bapak,,,dingin,,sedingin air es yang biasa kuminum dari kulkas. Tidak berapa lama, ibu dan kakakku bergegas menelpon orang-orang dan membangunkan tetangga sekitar. Aku tetap tak mengerti, apa yang sedang terjadi. Aku diam saja menatap ayahku yang terbaring diam, tak bangun-bangun.

Hari sudah semakin siang, jam menunjukkan setengah tujuh pagi. Rumahku semakin ramai, didatangi tetangga-tetangga yang sibuk entah mau apa, ada yang bawa kertas kuning dan bambu, beras di baskom,,terserahlah, aku tak perduli, tak mengerti. Aku teringat ada ulangan Bahasa Indonesia , jadi aku bergegas mandi agar tak terlambat. Lima belas menit kemudan aku sudah siap mau berangkat sekolah, namun ibu dan kakak yang melihatku akan berangkat malah melarangku sekolah. Aku tak mau. Aku bilang ada ulangan, tapi mereka tetap melarangku sekolah, malah kakak memarahiku sembari menangis dan berkata,” bapak kamu meninggal, jangan sekolah dulu. Nanti ibu gurunya dikasih tahu. Kamu nggak akan kena hukuman.” Aku pun menurut, tapi tetap tidak mengerti.

Hari semakin siang, rumahku semakin ramai. Perutku keroncongan. Ibuku tak memasak. Beliau hanya sibuk menangis di ruang depan dimana bapakku dibaringkan dan wajahnya ditutupi kain putih. Kakakku juga, sedari pagi ia hanya menangis dan pingsan. Aku tak mengerti dengan semua itu. Untung ada tetanggaku yang baik, memberiku makan. Selepas dzuhur, aku dipanggil ke ruang depan. Aku disuruh mencium tubuh bapakku untuk terakhir kalinya. Diiringi tatapan semua orang yang ada di rumahku, sku mencium pipi bapakku. Tubuhnya wangi sekali, dan dingiin. Aku heran, mengapa tubuh bapak masih tetap dingin, padahal kain putih yang dililitkan ke tubuhnya cukup tebal. Dan lebih heran lagi, mengapa setelah mencium pipi bapak, air mataku menetes tiada henti. Hatiku terasa sakit sekali, seperti ada yang hilang. Melihatku menangis, ibu memelukku sambil berbisik lirih,”Bapak sudah meninggal nak, dia sudah nggak ada.” Aku menangis. Hatiku sakit, nafasku sesak.

Aku baru sadar, ternyata bapakku meninggal. Dia benar-benar meninggalkan aku untuk selamanya. Tak akan ada lagi bapak yang menemaniku ngeteh poci, atau bapak yang memotretku dengan berjuta gaya di museum tekstil. Tak ada lagi momen belajar mengerjakan PR bersama bapakku yang jenius. Semua tak akan pernah ada. Dan aku hanya bisa diam, merutuki diri, mengapa pemahamanku akan arti ‘meninggal’ begitu lama. Baru kusadar dunia tak selamanya menyenangkan, dan esok menjadi kelabu. Tak pernah ada lagi hari esok yang kunantikan. Karena esok telah hilang bersama kepergian bapakku.


12.02 am

Text Widget